Opor Bebek Bu Yadi Klaten; Sensasi Empuk Gurihnya, Wouw Top Markotop

- 21 Januari 2022, 13:49 WIB
Kuliner khas nan legendaris di Klaten, Opor Bebek Bu Yadi menyajikan olahan daging bebebek disiram kuah santan dibumbui beragam rempah. Cita rasanya, selain dagingnya bertekstur empuk gurihnya juga top markotop
Kuliner khas nan legendaris di Klaten, Opor Bebek Bu Yadi menyajikan olahan daging bebebek disiram kuah santan dibumbui beragam rempah. Cita rasanya, selain dagingnya bertekstur empuk gurihnya juga top markotop /Tangkapan Instagram/

KARANGANYARNEWS – Dagingnya bertekstur empuk dan tidak amis, disiram kuah opor bumbu rempah. Inilah kuliner legendaris di Klaten, Opor Bebek sebutannya.

Selain identik dengan teksturnya yang alot, daging bebek juga dipersepsikan mayoritas warga masyarakat beraroma amis dan tidak sedap. 

Karena itulah, hampir seluruh rumah makan atau resto yang menjajakan olahan daging bebek, hanya menyajikan menu daging bebek goring dan bebek bakar yang tanpa kuah.

Baca Juga: Penghimpunan Dana di Pasar Modal terus Meningkat, Mencapai Rp 363,3 Triliun, Naik 206%

Pertanyaan dibenak pemburu kuliner, terutama pandemen olahan daging bebek bisakah daging bebek dimasak berkuah, bertekstur empuk dan tidak amis?

Itulah dua diantara deretan rahasia yang juga ciri khas kuliner Opor Bebek sajian beberapa resto di Klaten, Jawa Tengah. 

Salah satunya yang melegenda dan disebut-sebut pionirnya olahan daging bebek berkuah santan, Opor Bebek Bu Yadi namanya. Restonya buka di Desa Sidoharjo, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.

Baca Juga: Kalimati di Sukoharjo, Misteri Nikahi Kuntilanak dan Mati Geret Telu

Dari arah Kota Solo menelusuri jalan protokol Solo-Jogyakarta, sebelum masuk Kota Klaten tepatnya simpang tiga selatan Pasar Tegal Gondo belok kiri atau ke arah barat.

Meski berada di pedesaan lokasinya mudah ditemukan, karena dekat beberapa destinasi wisata perairan dan tempat pemancingan. Diantaranya Cokro Tulung, Umbul Ponggok, Janti dan lainnya.

Resto Opor Bebek Bu Yadi yang sudah berjualan sejak tahun 1980-an, belum perneh berpindah tempat. Generasi perintis pertamanya, pasangan suami keluarga Suyadi. Itulah sebabnya, hingga generasi penerusnya tetap berlabel Opor Bebek Bu Yadi. 

Baca Juga: Oalah! Parkir Bus di Malioboro Rp 350 Ribu Ternyata Mark Up Kru Bus Sendiri

Generasi kedua saat ini dilanjutkan Trimanto, 47 tahun, tak lain juga putra keluarga Suyadi sendiri. Tak hanya tempatnya berjualan, menu yang tersaji juga masih sama. Opor Bebek sebagai menu utama, bebek goreng menu tambahannya. 

Kendati di rumah makan Opor Bebek Bu Yadi hanya menjajakan dua pilihan, kesehariannya  tetap tak pernah sepi pelanggan, para pemburu kuliner Opor Bebek khas Klaten yang berdatangan dari berbagai daerah.

Sebagaimana disebutkan Trimanto, rata-rata kesehariannya menghabiskan tak kurang 50 ekor bebek. Itu pun, terhitung pada hari-hari biasa antara Senin-Sabtu. Jikalau  hari Minggu atau tanggal libur nasional, omsetnya mencapai 60 ekor bebek.

Baca Juga: Weton Jumat Pahing, Inilah 5 Jodoh Terhoki Pendulang Rejekimu     

"Menu terfavorit paling diburu tetap Opor Bebek. Bisa jadi, ini dikarenakan mayoritas rumah makan maupun pedagang kaki lima hanya menyuguhkan bebek goreng dan bebek bakar,” terang dia.

Tidak ada yang dirahasikan Trimanto, untuk tetap mempertahankan bahkan keberhasilannya terus menambah pelanggan Opor Bebek di restonya, sejak generasi pertama hingga sekarang yang telah berjalan 40 tahun lebih.

Kunci utamanya, menurutnya  karena bersikukuh mempertahankan cita rasa dan empuk gurihnya olahan daging bebek berkuah santan, ala rumah makan Opor Bebek Bu Yati warisan orang tuanya. 

Baca Juga: Bikin Klepek-klepek, Pose Seksi Anya Geraldine Disorot, Netizen: Rebut Aku dari Istriku Mbak...

“Terhitung telah 15 tahun lebih Saya meneruskan resto Opor Bebek Bu Yadi, para pelanggan mengatakan cita rasa khasnya tetap tidak berubah. Bahkan tidak sedikit juga yang menyampaikan semakin enak endhus,” terang dia.

Disebutkan juga, untuk mengolah daging bebek bercita rasa khas resto juga dibutuhkan keahlian khusus. Opor Bebek Bu Yadi, selain dengan cara khusus juga ditaburi beragam bumbuh khusus dan dibutuhkan juga keahlian khusus. 

Diantaranya, daging bebek terlebih dahulu dipresto dengan beragam bumbu rempah. Dimaksud agar daging bebeknya lebih matang dan empuk, tidak alot. Selebihnya, juga membuat cita rasa bumbu rempahnya merasuk hingga ke dalam daging bebek.

Baca Juga: Dorce Gamalama Minta Bantuan Megawati untuk Berobat:  Saya Pernah Menghibur Ibu...

“Karena aroma dan cita rasa bumbu rempahnya menembus hingga tulang menjadikan olahan daging bebek kiami tak terasa dan berbau amis sama sekali,” terang generasi kedua pewaris kuliner Opor Bebek Bu Yadi tadi.

Untuk menu Opor Bebek, awalnya kuah santan dimasak terpisah dengan daging bebeknya. Setelah daging bebeknya dipresto hingga bertekstur empuk, barulah dimasak lagi bersama kuah santan yang juga telah dibumbui beragam rempah.

Kiat lainnya lagi, bahan baku olahannya menggunakan bebek afkir atau yang sudah tidak produktif bertelor lagi. Masih ada lagi, cara menyembelih maupun mencabuti bulu bebeknya tetap dilakukan secara manual. 

Baca Juga: Ditabrak Pelanggar Lalin Saat Berdinas, Tulang Kepala Polantas Wonogiri Retak

Dipilihnya bebek afkir diini, menurut pria yang hobiis mengoleksi barang-barang antic tadi, dimaksud agar hassembelih secara manual, menurutnya dimaksud agar masakan daging bebeknya lebih bercita rasa gurih dan tidak beraroma amis. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah