Ceramah Tausiah: Hanya dengan Doa Isyarat Keajaiban Allah Menyapa Kita

28 Agustus 2022, 17:05 WIB
Ceramah Tausiah jangan remehkan doa, karena hanya dengan doa yang kita pajatkan isyarat keajaiban Allah SWT akan datang menghampri umat-Nya /Ilustrasi berdoa/ Pexels.com/

KARANGANYARNEWS – Jangan remehkan doa, Ceramah Tausiah hari ini akan membahas tematik ‘Hanya Dengan Doa, Keajaiban Allah SWT datang menghampiri umat-Nya’.

Dalam Ceramah Tausiah Ustadz Drs. Moch Isnaeni, S.Pd ini juga akan menjawab pertanyaan, kenapa kita tidak diperbolehkan meremehkan doa kepada Sang Khaliq?

Jawaban atas pertanyaan di atas, perlu disaampaikan di awal Ceramah Tausiah ini. Karena realitanya, diantara kita banyak yang menganggap doa itu tak lebih hanya sebagai hal yang biasa-biasa saja.

Baca Juga: Ceramah Tausiah: Catat, Inilah Isyarat Buta Mata Hati Umat Manusia

Bahkan, perlu juga disampaikan dalam Ceramah Tausiah kali ini, tidak sedikit juga yang berpersepsi doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT hanya akan sia-sia belaka.

Kenapa mereka beranggapan demikian? Karena orang-orang yang berpersepsi demikian tadi, meyakini esensi doa dalam keberhasilan hidupannya di dunia tak lebih hanya 1%.

Mereka beranggapan, paling menentukan kesuksesan hidupnya disebutkan sangat tergantung pada kesungguhan usaha lahiriyah masing-masing personalnya.

Baca Juga: Ceramah Tausiah: Wajib Tahu, Inilah 5 Keutamaan Sunnah Qobliyah Zhuhur

Itulah perlunya kita memahami makna, hakekat, falsafah, filososi dan esensinya doa yang kita panjatkan kepada Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih.

Doa yang dipajatkan seluruh umat manusia kepada Sang Kholiq, sesungguhnya merupakan bagian dari usaha atau ikhtiar untuk menggapai keberhasil hidup.

Banyak dalil yang bersumber dari Alquran, demikian juga Hadist Nabi Muhammd SAW yang membahas kemuliaan doa. Sebagian diantaranya, menyebutkan jikalau dengan doa kita dapat menemukan isyarat keajaiban Allah SWT.

Baca Juga: Ceramah Tausiah: Inilah 3 Syariat Jikalau Tak Mampu Berbuat Kebaikan

Karena itulah, hanya orang-orang sombong yang enggan berdoa. Karena mereka menganngap, seluruh kesuksesan dan keuntungan yang diraihnya di dunia sebagai hasil usahanya sendiri, tanpa ridlo serta karunia-Nya.

Jangan Remehkan Kehebatan Panah Malam (Doa), Imam Syafi’i Rahimahullah berkata:

وَمَا تَدْرِيْ بِمَا صَنَعَ الْدُّعَاءُ ** أَتَهْزَأُ بِالدُّعَاءِ وَتَزْدَرِيْهِ

“Apa engkau mencemooh doa dan meremehkannya? "Kau tidak tahu apa yang mampu dilakukan oleh doa.”

لَهَا أَمَدٌ وَلِلْأَمَدِ انْقِضَاءُ ** سِهَامُ اللَّيْلِ لاَ تُخْطِي

“Panah malam (yakni: dua tangan yang menadah pada Allah di malam hari), tak akan pernah kembali dengan sesuatu yang hampa. Dia memiliki tujuan, dan setiap tujuan pasti memiliki akhir perhentian.”

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi: Nasi Tumpeng Kemerdekaan, Ilmu Mawujud Filosofi Kehidupan

Bait syair di atas menggambarkan betapa doa, bagi seorang mukmin, merupakan harapan terbesar yang sentiasa ada menemani dalam setiap masalah kehidupan yang dihadapinya.

Ketika ramai yang telah putus harapan, hancur dalam mimpi dan asa, seorang mukmin selalu optimis dan yakin di sana selalu ada jalan untuk keluar, selalu ada keajaiban Illahi yang dapat terjadi melalui doa.

Bukankah Allah, sebagai pemilik alam semesta ini dengan segenap keajaibannya telah mengikrarkan sebuah janji:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

“Dan jika hambaKu bertanya padamu tentangKu, maka ketahuilah bahwasanya Aku ini dekat. Aku menjawab setiap doa dari orang yang berdoa hanya kepadaKu.” [Qur’an.2. Al-Baqarah: 186]

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi: Spiritual Reliqius Sura dalam Akulturasi Islam Kejawen

Jangan pernah menyangka, doa yang selalu kita panjatkan sia-sia..! Tidak jarang, apa yang mampu dihasilkan oleh doa lebih besar dan lebih bermanfaat dari apa yang kita pinta dalam doa tersebut.

Kalaupun jawaban dari suatu panjatan doa tidak sesuai dengan harapan, maka yakinlah bahawa ganjaran pahala yang dihasilkan oleh doa yang tulus pada Illahi, pasti memiliki nilai yang jauh lebih besar.

Barang siapa yang menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah menyukai pertemuan dengannya. Dan barang siapa yang tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai pertemuan dengannya. (Shahih Muslim No.4848)

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi: Dan Setiap Kita Adalah Ibrahim

Dan doa, diantaranya yang menjadikan wasilah media perantara pertemuan Makhluq dengan Al-Khaliq. Itu sebabnya ‘Umar al Khattab radhiallahu’anhu mengatakan:

“Demi Allah, aku tidak terlalu peduli dengan hasil atau jawaban dari doaku, kerana itu ada di tangan Dzat Yang Maha Kuasa, yang aku fikirkan dan sentiasa harapkan adalah kesempatan untuk dapat selalu berdoa”.

“Kerana jika aku telah diberi taufik untuk berdoa, maka jawaban itu pasti ada (entah itu sesuai harapan kita atau tidak, karna boleh jadi apa yang kita harapkan belum tentu baik bagi kita. Allah-lah yang Maha Mengetahui, jawaban apa yang terbaik bagi seorang hamba dengan doanya).”

Baca Juga: Ceramah Tausiah: Mudah Dilakukan, 4 Amalan Hari Jumat Penuai Inayah dan Karomah Tertinggi

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita hamba-hamba yang tawadhu’ rendah diri, tidak sombong dan ahli istiqhomah.

آمين آمين آمين يا رب العالمين……

Aamiin Ya Rabbal ‘aalamiin.

Source: Disarikan dari Ceramah Tausiah Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kamtibmas Polres dan praktisi dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler