Hukum Fikih Junub di Bulan Ramadhan: Mandi Besar Setelah Imsak dan Subuh, Batalkah Puasanya?

27 Maret 2023, 01:05 WIB
Sepanjang bulan Ramadhan hukum fikih terkait mandi junub atau mandi besar, menjadi pertanyaan paling tranding umat Islam /Freepik/Jcomp/

KARANGANYARNEWS – Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, sepanjang bulan Ramadhan hukum fikih terkait mandi junub atau mandi besar, menjadi pertanyaan paling tranding umat Islam yang tengah menjalani ibadah fardlu puasa Ramadhan.

Sejumlah kalangan mempertanyakan, saat menjalani puasa Ramadhan bolehkah mandi junub setelah makan sahur dan sesudah Imsak? Sebagian lainnya lagi ada juga yang bertanya, mandi besar yang dijalani setelah sholat Subuh apakah ibadah puasa Ramdhan yang dijalani syah atau tidak batal?

Sebagian lagi takut puasanya tidak sah, karena dalam keadaan junub hingga fajar terbit. Sementara yang lainnya lagi, dalam keadaan junub karena tertidur hingga tidak mandi besar sebelum fajar menyingsing.

Baca Juga: Terpancing Emosi dan Tak Sengaja Marah di Bulan Ramadhan, Apakah Membatalkan Puasa?

Tak sedikit yang menganggap keadaan junub hingga pagi hari, membuat mereka tak diperbolehkan meneruskan puasa Ramadhan. Karena anggapan itulah  mereka lebih memilih membatalkan puasa wajibnya, memilih menggantikan puasa setelah bulan Ramadhan.

Berikut hukum fikih, terkait mandi junub setelah waktu Imsak atau subuh selama menjalani ibadah puasa Ramadhan yang dikhawatirkan banyak orang membatalkan puasa wajib di bulan Ramadhan.

Dalam hadist riwayat Imam Muslim dijelaskan, keadaan junub hingga fajar atau setelah Imsak sebenarnya boleh untuk melanjutkan puasa. Hadis itu menyebutkan, istri Nabi Muhammad SAW, Aisyah RA pernah menyaksikan Rasulullah dalam kondisi junub di pagi hari lalu mandi untuk melanjutkan puasa.

Baca Juga: Muslimat Wajib Tahu: Inilah Jawabnya, Apakah Keluarnya Flek dari Organ Intim Mebatalkan Puasa?

“Nabi Muhammad SAW pernah berpagi hari dalam kondisi junub karena jimak, kemudian beliau mandi dan terus berpuasa,” begitu bunyi hadistnya.

Disebutkan, hadist tersebut bukan merupakan pembenaran bagi orang yang sengaja menunda mandi junub sampai setelah Imsak atau bahkan seusai sholat Subuh, bukan karena alasan yang mendesak.

Pasalnya, dalam melaksanakan kebaikan terlebih menjalankan ibadah wajib puasa Ramadhan, sebaiknya dilakukan jikalau seseorang tadi sudah dalam keadaan bersih baik secara lahiriyah maupun batiniyahnya.

Baca Juga: Allah SWT Menjanjikan Surga Khuld, Inilah Keutamaan Puasa Ramadhan Hari Keempat

Terkait fikih mandi junub ini, Syekh Hasan Sulaiman An-Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al-Maliki menjelaskan,  “Orang yang berhadas besar boleh menunda mandi junub hingga pagi hari”.

Namun demikian, menurut keduanya akan lebih utama jikalau menyegerakan mandi wajib sebelum terbit fajar atau sebelum Imsak maupun sebelum menjalankan sholat Subuh. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler