MUSLIM WAJIB TAHU: Perbedaan Rukyatul Hilal dan Hisab dalam Tentukan Awal Puasa Ramadhan 2024

9 Maret 2024, 14:35 WIB
Perbedaan Hisab dan Rukyatul Hilal yang digunakan Muhammdiyah dan NU dalam menentukan awal Puasa Ramadhan 2024 /Ilustrasi/ Foto: Universitas Muhammadiyah Surakarta/

KARANGANYARNEWS - Hingga saat ini masih banyak masyarakat, terutama umat Islam yang mempertanyakan perbedaan Rukyatul Hilal dan Hisab, penyebab perbedaan penetapan awal bulan Puasa Ramadhan yang hampir terjadi setiap tahun tersebut?

Awal Puasa Ramadhan 2024 atau tahun 1445 Hijriyah ini, terjadi perbedaan lagi antara dua Ormas Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

Muhammadiyah dan NU, telah menentukan awal Puasa Ramadhan 2024, mendahului Pemerintah Indonesi, dalam hal ini Kementerian Agama RI yang masih menunggu sidang isbat, akan digelar Minggu, 10 Maret 2024 mendatang.

 

Awal Puasa Ramadhan Muhammadiyah

Sebagaimana diiberitakan KaranganyarNews.com sebelumnya, Muhammadiyah telah memutuskan awal Puaasa Ramadan 2024 atau Tahun 1445 Hijriyah jatuh hari Senin, 11 Maret 2024. Penetapan ini, dituangkan dalam Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024.

 Baca Juga: 8 Doa Menyambut Puasa Ramadhan 2024: Lafal Tulisan Arab Indonesia dan Terjemahannya

“Dalam memutuskan penetapan awal bulan Ramadhan, Muhammadiyah menggunakan metode Hisab Wujudul Hilal Hakiki,” kata Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dalam Konferensi Pers di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta.

Maklumat yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti ini, menetapkan awal Puasa Ramadan 1445 Hijriyah bertepatan tanggal 11 Maret 2024.

“Semoga Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriyah ini diikuti oleh warga Muhammadiyah,” kata Muhammad Sayuti, 20 Januari 2024.

 

Awal Puasa Ramadhan Nahdlatul Ulama

Sedangkan Nahdlatul Ulma (NU) juga telah memprediksikan awal Puasa Ramadhan 2024 atau Tahun 1445 Hijriyah, jatuh hari Selasa tanggal 12 Maret 2024.

 Baca Juga: 7 Amalan Menyambut Puasa Ramadhan 2024, Dilengkapi Doa dan Dalilnya

Dilansir dari website Nu Online, Lembaga Falakiayah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) memprediksi awal bulan Ramadhan tahun 2024 Masehi bertepatan dengan tanggal 12 Maret 2024.

Prediksi ini, berdasarkan pengamatan terhadap posisi Hilal baik dari sisi tinggi maupun elongasinya. Metode yang digunakan oleh Nu sama yang digunakan Pemerintah RI, melalui Rukyatul Hilal.

Ketua Lembaga Falakiayah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) Kiai Sirril menyatakan, melalui pengamatan atau tajribah, hilal tidak mungkin dapat dirukyat pada 29 Sya’ban 1445 H yang bertepatan hari Ahad, 10 Maret 2024.

 Baca Juga: Beda Awal Puasa Ramadhan 2024, Ketua PBNU Gus Fahrur: Tetap Saling Menghormati

“Untuk awal Ramadhan tahun ini, dengan memperhatikan posisi hilal baik tinggi maupun elongasinya secara pengalaman atau tajribah hilal tidak mungkin dirukyat pada Ahad Sore, 10 Maret,” jelas Kiai Sirril.

Disebutkan ulama ahli falak tadi, Langkah Ikmal/ istikmal Sya’ban sebagaimana tertulis di almanac PBNU sudah benar, Insya Allah fix 1 Ramadhan 1445 H bertepatan dengan 12 Maret 2024 Masehi.

Kiai Sirril juga menyatakan, LF PBNU juga akan melakukan rukyatul hilal atau pemantauan hilal awal Ramadhan 1445 H pada Ahad 10 Maret 2024 mendatang.

 Baca Juga: Beda Awal Puasa Ramadhan 2024, Haedar Nashir: Tak Perlu Diributkan, Telebih di Medsos

Berikut perbedaan metode Rukyatul Hilal yang digunakan NU dan metode Hisab (Wujudul Hilal Hakiki)  yang digunakan Muhammadiyah dalam  menentukan awal Puasa Ramadhan 2024 atau Tahun 1445 Hijriyah:

 

Metode Rukyatul Hilal

Mengutip laman resmi UIN RM Said Surakarta, rukyatul hilal merupakan kegiatan melihat bulan tanggal satu untuk menentukan awal dan akhir Ramadan, 1 Syawal, maupun 1 Zulhijah.

Metode rukyatul hilal, menjadi kriteria penentuan awal bulan kalender hijriah dengan merukyat hilal secara langsung. Apabila hilal tidak terlihat, maka bulan berjalan digenapkan menjadi 30 hari.

 Baca Juga: Beda Awal Puasa Ramadhan 2024: Muhammdiyah, NU, Pemerintah dan BMKG

Dalam melakukan rukyatul hilal, pengamat akan melihat bulan sabit di langit sebelah barat sesaat setelah Matahari terbenam menjelang awal bulan baru, khusunya menjelang Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.

 

Metode Hisab

Berbeda dengan metode rukyatul hilal yang digunakan NU, untuk menentukan awal Puasa Ramadan 2024. Metode hisab Wujudul Hilal Hakiki yang digunakan Muhammadiyah, merupakan perhitungan secara matematis dan astronomis untuk mengetahui posisi bulan dalam penentuan dimulainya awal bulan pada kalender hijriah.

Dalam dunia Islam istilah hisab sering digunakan dalam ilmu falak untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap Bumi.

 Baca Juga: Inul Daratista Memasuki Ramadan 2024 Berucap Doa Ini untuk Keluarga dan Sahabat

Menurut Thomas Djamaluddin, seorang Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, dalam prakteknya hisab yang dianggap akurat bergantung pada pilihan kriterianya.

Titik temu yang ditawarkan secara astronomi, sebagaimana dijelaskan Thomas Djamaluddin, kriteria imkan rukyat (kemungkinan bisa dirukyat) atau visibilitas hilal (keterlihatan hilal).

Kriteria imkan rukyat sesungguhnya adalah kriteria hisab berdasarkan data rukyat jangka panjang. Bagi pengamal hisab, kriteria itu menjadi dasar pembuatan kalender.***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler