Berharap Perdamaian di Keraton Surakarta dengan Wilujengan Nagari Kiblat Sekawan

- 14 Agustus 2022, 23:58 WIB
Doa bersama dalam prosesi wilujengan nagari kiblat sekawan di Kkeraton Surakarta Hadiningrat
Doa bersama dalam prosesi wilujengan nagari kiblat sekawan di Kkeraton Surakarta Hadiningrat /Klasik Herlambang/Karanganyar News

"Wilujengan ini juga menjadi upaya kita semua untuk ndodog ati atau mengetuk hati seluruh kerabat keraton yang saat ini masih belum bersatu. Agar mau membuka hati untuk bisa mewujudkan perdamaian dan persatuan, sehingga keraton bisa kembali kuncara," lanjutnya.

Sementara dari pihak keraton sendiri terlihat sosok Pengageng Parentah Keraton Surakarta Hadiningrat KGPH Dipokusumo serta GKR Alit yang merupakan putri sulung mendiang Sinuhun PB XII. 

Baca Juga: Gelar Acara di Keraton, GMRI Berharap Ada Rekonsiliasi di antara Putra Putri Sinuhun Paku Buwono XII

Keduanya tampak khusyu mengikuti prosesi ritual yang digelar di dalam pendopo ageng Purwohamijayan. 

"Wilujengan nagari ini merupakan wujud doa kita kepada Tuhan agar senantiasa dilimpahi berkah. Terlebih saat ini ada dua peristiwa besar yang terjadi secara bersamaan di bulan ini, yakni peringatan hari kenerdekaan RI serta peringatan adeging Keraton Surakarta Hadiningrat. Tentunya kita semua berharap ada sinergi yang tercipta di dalamnya, sehingga ke depannya bisa menciptakan kondisi yang baik untuk kehidupan kita semua," terang Dipokusumo.

Pria yang juga putra dari mendiang Sinuhun PB XII tersebut juga menambahkan bahwa wilujengan kiblat sekawan merupakan simbolisasi dari doa di setiap penjuru mata angin.

Yang berarti bahwa dukungan energi dari berbagai penjuru inilah yang akan membuat negeri ini termasuk keraton menjadi semakin kuat.

"Kiblat sekawan atau empat kiblat ini akan diwakili dengan perlambang-perlambang tertentu yang menjadi simbolisasi doa kita semua. Agar negeri ini termasuk Keraton Surakarta Hadiningrat senatiasa mendapat perlindungan dari Tuhan yang Maha Kuasa," imbuhnya.

Beragam sesaji memang disedakan dalam prosesi wilujengan nagari kiblat sekawan. Yang setelah didoai bersama, sesaji berupa nasi tumpeng dan beragam lauk pauknya itu dibagikan secara merata ke semua orang yang hadir.

"Sesaji itu dibagikan dalam wadah takir yang merupakan akronim dari kata takwa dan dzikir. Artinya dalam sesaji itu terkandung doa kita sebagai umat manusia, yang mengharap ridho Illahi dengan senantiasa bertakwa dan berdzikir kepadanya," pungkas pria yang akrab disapa Gusti Dipo ini. ***

Halaman:

Editor: Andi Penowo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah