Tanah dan Airnya Diusung ke IKN, Inilah Misteri Keramatnya Gunung Tidar

15 Maret 2022, 10:15 WIB
Makam waliyullah Syeh Subakir di Gubung Tidar, sampai sekarang masih dikunjungi wisatawan spiritual dari berbagai daerah /Diskominfo Kota Magelang/

KARANGANYARNEWS - Tak hanya tanah dan air Gunung Lawu, Gubernur Ganjar Pranowo juga membawa dua bekal tadi dari Gunung Tidar.

Dipilihnya tanah dan air dari Gunung Tidar, karena gunung yang berada di tengah Kota Magelang ini juga masih sakral dan berselimut aura spiritual positip, sebagaimana Gunung Lawu di perbatasan Provinsi Jawa Tengah-Jawa Timur.

Sejumlah sumber yang dihimpun KaranganyarNews.com menyebutkan, setidaknya terdapat dua hal yang melatarbelakangi kentalnya aura spiritual positip yang menyelimuti Gunung Tidar.

Baca Juga: Tanah dan Air Pertapaan Bancolono Menyatu di IKN, Inilah Misteri dan Historisnya

Secara historis, disebutkan Gunung Tidar menjadi saksi sejarah keberadaan dan kehidupan Syeh Subakir, tokoh spiritual reliqius Islam yang hidup sebelum era Wali Sanga di Pulau Jawa.

Hingga kini jejak sejarahnya, kuburan yang diyakini masyarakat sebagai pusara terakir tokoh penebar Islam tadi, masih ada dan dilestarikan keberadaannya oleh masyarakat setempat.

Dikutip dari kitab ‘Babad Tanah Jawa’, Syeh Subakir disebutnya sebagai tokoh pengembara sekaliguh pendakwah yang pertama kali masuk Pulau Jawa, jauh sebelum keberadaan Wali Sanga.

Baca Juga: Spesifikasi dan Foto Penampakan Tenda yang Dipakai Presiden Jokowi Camping di IKN

Dikisahkan, di era itu Pulau Jawa belum banyak dihuni masyarakat. Sebagian besar wilayahnya masih berupa rimba belantara. Termasuk Gunung Tidar,  sekarang secara administrasi masuk wilayah Kota Magelang.

Kisah tutur tinulah yang hingga kini masih berkembang dan diyakini kebenarannya, sebelum kehadiran Syech Subakir siapapun yang masuk ke Gunung Tidar bakal ‘modar’ meninggal secara mengenaskan atau tragis.

Penyebabnya, selain karena banyaknya hewan buas Gunung Tidar juga dihuni beragam makhluk astral yang jahat dan ganas. Itulah sebabnya, tempt ini dimanakan Gunung Tidar, kependekan dari mati atau ‘modar’.

Baca Juga: Bambang Susantono Resmi Dilantik Jadi Kepala Otorita IKN

Untuk menjinakkan berbagai binatang buas dan aura spiritual negatif para makhluk tidak kasat mata tadi, Syeh Subakir menancapkan paku dan beserta rajah kalacakra di puncak Gunung Tidar.

Penanaman rajah kalacakra, selain untuk mengusir segala balak dan marabahaya secara lahiriyah dan batiniyah, dimaksud juga sebagai penyeimbang alam di Gunung Tidar.

Hingga saat ini, selain masih dapat ditemukan paku teruntuk menanam rajah kalacakra di puncak Gunung Tidar, makam waliyullah Syeh Subakir beserta tombaknya juga masih ada.

Tidak butuh waktu lama menggapai puncak Gunung Tidar, kini dijadikan destinasi wisata Kebun Raya, hanya butuh waktu sekitar 40 menit. Ribuan anak tangga, lebih memudahkan perjalanan hingga puncak Gunung Tidar.

 Baca Juga: Tradisi Sadranan Lereng Merapi, Camat Cepogo Larang Warganya Bawa Ponsel

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi mengundang 33 Gubernur dari seluruh Indonesia ke lokasi calon pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru, di Kalimantan Timur.

Tak hanya tangan kosong, Jokowi meminta para kepala daerah membawa air dan tanah dari daerah masing-masing, untuk disatukan dalam sebuah Kendi Nusantara.

Sejumlah gubernur tiba di Kalimantan Timur Minggu, 13 Maret 2022). Sebagaimana Gubernur dari Provinsi lain, kedatangan Gubernur Ganjar Pranowo, juga membawa air dan tanah terpilih dari Jawa Tengah.

Baca Juga: Suksesi Pura Mangkunegaran, Inilah Penyebab GPH Paundrakarna Mangkir dari Penobatan Adik Tirinya

"Air dan tanah yang diminta presiden sudah saya bawa. Dari mana air dan tanah itu saya ambil, ya rahasia," canda Ganjar Pranowo saat ditanya awak media, begitu dia tiba di Balikpapan, Minggu 13 Maret 2022.

Meski merahasiakan lokasi pengambilan air dan tanah yang dibawanya, Gubernur Jawa Tengah mengisaratkan dua ‘bekalnya’ tadi diambil dari gunung yang diyakini menjadi ‘pusering jagad’, titik tengah dunia dan masih disakarkan.    

Belakangan diketahui, tanah dan air yang dibawa Ganjar Pranowo ke IKN diambil dari Pertapaan Boncolono Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar. Selain itu juga diambilkan dari Gunung Tidar, Kota Magelang. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler