Jelang Hari Raya Waisak, Ini 11 Pesona Candi Kalasan

- 15 Mei 2022, 22:54 WIB
Candi Kalasan, tempat pemujaan untuk umat Buddha
Candi Kalasan, tempat pemujaan untuk umat Buddha /Instagram @kurniantodedet/

KARANGANYARNEWS - Tak jauh dari kota Yigyakarta, tepatnya di Desa Kalibening, Tirtamani, Kabupaten Sleman, terdapat sebuah candi Buddha, yakni Candi Kalasan.

Candi yang di dalam Prasasti Kalasan disebut sebagai Candi Kalibening ini memiliki keindahan bangunan dengan pahatan yang halus, serta digunakannya vajralepa atau bajralepa untuk melapisi ornamen-ornamen serta relief pada dinding luarnya.

Berikut 11 pesona Candi Kalasan, yang biasa digunakan untuk perayaan Trisuci Waisak, seperti dilansir dari candi.perpusnas.go.id.

1. Hadiah dari Rakai Panangkaran

Candi ini terletak di Desa Kalasan, yang merupakan anugerah dari Rakai Panangkaran.

2. Pusat Keagamaan

Tertulis dalam Prasasti Kalasan bahwa para penasehat keagamaan Wangsa Syailendra menyarankan agar Maharaja Tejapurnama Panangkarana mendirikan bangunan suci untuk memuja Dewi Tara serta sebuah biara untuk para pendeta Buddha.

3. Bagi Dewi Tara

Candi ini, merupakan biara yang diminta para pendeta Buddha, serta tempat bangunan suci untuk memuja Dewi Tara, karena di dalam candi ini semula terdapat patung Dewi Tara.

4. Tiga Kali Dipugar

Beberapa ahli purbakala mengatakan bahwa Candi kalasan telah mengalami tiga kali pemugaran, dibuktikan dengan adanya 4 sudut kaki candi terdapat bagian yang menonjol, serta ada torehan yang dibuat untuk keperluan pemugaran, yang dilakukan pada tahun 1927 sampai dengan 1929 oleh Van Romondt, arkeolog Belanda.

5. Buddha Tantrayana

Sampai sekarang, candi ini masih digunakan sebagai tempat pemujaan penganut ajaran Buddha, terutama aliran Buddha Tantrayana serta pemuja Dewi Tara.

6. Kepala Naga

Candi yang diperkirakan berada pada ketinggian 20 m diatas permukaan tanah ini, di setiap sisi terdapat tangga naik menuju emperan candi, dihiasi sepasang kepala naga pada kakinya, serta dihadapan anak tangga terbawah terdapat hamparan lantai yang terbuat dari susunan batu.

7. Motif Kumuda

Secara menyeluruh, candi ini berbentuk empat persegi panjang, berukuran 34x 45 m, yang terdiri atas ruang utama, berbentuk bujur sangkar dan bilik-bilik yang menjorok keluar di tengah keempat sisinya, dengan dinding di sekeliling kaki candi dihiasi pahatan bermotif kumuda, yakni daun kalpataru yang keluar dari jambangan bulat.

8. Berbagai Arca

Ada cekungan-cekungan di sepanjang dinding candi, berisi beragam arca, dengan pahatan motif Kala diatas semua pintu, serta adanya hiasan kecil berupa wanita bersila, memegang benda di kedua belah tangannya, tepat dibawah pahatan Kalamakara.

9. Ada Gana

Candi ini bagian atas tubuhnya berbentuk kubus, melambangkan puncak Meru, yang dikelilingi 52 stupa setinggi, kurang lebih 4,60 m, serta di sepanjang batas antara atap dan tubuh candi dihiasi deretan makhluk kerdil, atau biasa disebut Gana.

10. Atap Candi

Bentuk segi delapan dan bertingkat dua merupakan ciri atap candi ini, pada tingkat pertama dihiasi relung-relung berisi arca Budha Manusi Budha, sementara tingkat kedua berisi arca Dhayani Budha.

11. Altar Pemujaan

Ruang utama candi ini berbentuk bujur sangkar dengan pintu masuk berada di timur, yang di dalamnya terdapat susunan batu bertingkat yang dahulu merupakan tempat meletakkan patung Dewi Tara, sedangkan menempel pada dinding barat, di belakang susunan batu, terdapat altar pemujaan. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x