Istilah kongres, seingat Gunoto dimunculkan Ketua Dewan Kesenian Jakarta, ketika itu Ratna Sarumpaet yang kala itu Posisinya juga sebagai Ketua Badan Kontak Dewan Kesenian Provinsi se-Indonesia yang sangat berpengaruh.
Baca Juga: Inspiratif! Ini Cerita Nucha Bachri dan Ario Pratomo Terapkan Self-Care di Shopee 12.12 Birthday
Karena itulah istilah kongres di usulkan Ratna Sarumpeat dipakai begitu saja, meskipun tanpa ada acuan anggaran dasar organisasi, seperti halnya istilah Munas yang sekarang dipakai.
Era setelah Ratna Sarumoeat, menurut Gunoto, ketika Dewan Kesenian Jakarta mempertemukan Dewan Kesenian Provinsi se-Indonesia, tidak lagi menggunakan istilah kongres.
"Ketika Dewan Kesenian Jakarta dipimpin Marco Kusumawijaya, istilah yang dipakai lebih netral, yaitu pertemuan nasional yang beberapa kali dilakukan di Jakarta, Malang, dan Lampung", terang dia.
Baca Juga: Kesaialan Hidup Weton Sabtu Wage: Menurut Primbon Jawa, Rawan Jatuh Miskin Terjerat Pinjol
Disebutkan Pernah juga sebelumnya memakai istilah pra-munas, rakernas, dan lainnya, tepatnya sewaktu Ketua Dewan Kesenian Jakarta dipegang Salim Said.
Lembaga Nonstruktural
Masih menurut Gunoto, ketika itu upaya penguatan payung hukum selalu menjadi bahan pembahasan yang tak kunjung terealisasi. Padahal dalam forum itu hadir sejumlah pejabat Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.