KARANGANYARNEWS - Penerbitan sertifikasi tanah di destinasi wisata dapat mendorong terciptanya peluang usaha serta lapangan kerja yang lebih luas, demikian disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, usai menghadiri acara Sambung Rasa GTRA (Gugus Tugas Reforma Agraria) Summit 2022, di Patuno Resort, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Rabu (8/6/2022).
Menurut Sandiaga, masalah tanah jika tersertifikasi, secara tiba-tiba bisa mendatangkan peluang untuk keluar dari kemiskinan yang absolut bagi masyarakat, terutama masyarakat di pesisir.
Persoalan sertifikasi tanah diakui Sandiaga, kerap menjadi hambatan bagi pelaku pariwisata, ekonomi kreatif juga masyarakat terutama di daerah pesisir yang ingin mendapatkan akses permodalan dari lembaga keuangan formal untuk memulai usaha, bahkan Presiden Joko widodo pun memberikan arahan supaya ada percepatan proses penerbitan sertifikasi tanah.
Berikut 7 pemahaman tentang GTRA Summit 2022, seperti dilansir Siaran Pers Kemenparekraf.
1. Masalah Reforma Agraria
Baca Juga: Indonesia dan Delegasi EdWG G20 Siap Berkolaborasi, Inilah 8 Penegasan untuk Pulihkan Pendidikan
GTRA Summit 2022 merupakan tim yang dibentuk sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 untuk menyelesaikan masalah-masalah terkait reforma agraria.
2. Bahas Hambatan
Dalam GTRA Summit 2022 akan dibahas mengenai hambatan yang dihadapi, karena selama ini banyak kendala reforma agraria, salah satu penyebab sulitnya sertifikasi tanah, karena terjadinya tumpang tindih kewenangan suatu wilayah atau destinasi.
3. Bahas Solusi