Bencana Banjir dan Longsor di Cilacap: Cuaca Ekstrem, Warga 15 Kecamatan Diminta Tetap Siaga

- 13 Oktober 2022, 08:05 WIB
Cuaca masih ekstrem, warga 15 kecamatan yang terdampak banjir dan bencana tanah longsor di Kabupaten Cilacap diminta tetap siaga
Cuaca masih ekstrem, warga 15 kecamatan yang terdampak banjir dan bencana tanah longsor di Kabupaten Cilacap diminta tetap siaga /Humas Pemprov Jateng/

KARANGANYARNEWS – Kendati banjir yang menggenangi 15 kecamatan di Kabupaten Cilacap  berangsur surut, seluruh warga yang terdampak diminta tetap siaga.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap melaporkan, pengungsi sudah mulai pulang dan membersihan tempat tinggal. Meski demikian, kewaspadaan mutlak diperlukan, mengingat cuaca ekstrem masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.

Analis Kebencanaan BPBD Cilacap, Gatot Arief Widodo mengatakan ada 42 desa di 15 kecamatan yang terdampak banjir. Mereka yang terdampak dan mengungsi, sebagian sudah pulang ke rumah masing-masing.

Baca Juga: Jateng Siaga Bencana, Ganjar; BPBD Lebih Intensifkan Patroli Daeah Rawan

“Secara umum, sudah kembali ke rumah masing-masing dan membersihkan rumah,” kata Gatot Arief Widodo melalui sambungan telepon, kepada awak media.

Dijelaskan, pengungsi paling banyak terdapat di Desa Kalijeruk, Kecamatan Kawunganten sejumlah 2.500 jiwa. Di Kecamatan Sidareja, 72 jiwa mengungsi di Koramil Sidareja. Selain itu, ada pula pengungsian di Kecamatan Kesugihan dan Kecamatan Kroya.

Selain banjir, bencana tanah longsor juga menimpa warga Kecamatan Kesugihan tepatnya di Desa Ciwuni. Gatot menyebutkan, akibat kejadian tersebut warga harus mengungsi ke rumah famili, karena kerusakan yang cukup parah.

Baca Juga: Intensitas Bencana Merapi Tinggi, Desa Tlogolele Kian Sering Hujan Abu

“Saat ini yang dibutuhkan oleh warga terdampak banjir adalah sarana kesehatan lingkungan (Sarkesling) seperti sapu, pel dan disinfektan, khususnya di Desa Kalijeruk karena terendam cukup lama perlu pembersihan, juga memerlukan sabun cuci,” ujarnya.

Terkait kerugian materil, dia menyebutkan belum bisa merinci. Mengingat, penghitungan kerugian bisa dilakukan perinciannya sampai pasca bencana.

Cuaca Ekstrem

Meskipun kondisi hujan berkurang dan banjir sudah mulai surut, Gatot menyebut warga masih perlu siaga. Mengingat,  prediksi  BMKG cuaca ekstrem yang melanda Pulau Jawa masih akan berlangsung hingga 15 Oktober 2022.

Baca Juga: Ketauladanan nan Inspiratif, Suwanto dan Yayuk Difabel Relawan Bencana Alam

Oleh karena itu, ia juga meminta dinas terkait ikut menyiagakan personel termasuk alat berat. Hal ini mutlak, mengingat penanganan bencana tidak bisa dilakukan oleh satu instansi semata.

Kepala BMKG Dwikorita menyampaikan pentingnya percepatan penyampaian informasi ke masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya menggunakan WAG (WA Grup) untuk menyampaikan informasi ke masyarakat.

“Baik informasi terkait peringatan dini, peringatan cuaca ekstrem  dan hujan lebat kita sampaikan satu jam sebelumnya,” Gatot menambahkan, warga diminta ikut melakukan asessment mandiri terhadap kondisi cuaca.

Baca Juga: Banjir Jakarta, Detik-detik Lengkap Tembok Sekitar MTSN 19 Roboh hingga 3 Siswa Meninggal

Kepada warga masyarakat disampaikan juga, agar senantiasa waspada dan menjaga pengamanan diri serta keluarga, cermati informasi cuaca, apabila terjadi hujan ekstrem bisa kembali tempat evakuasi yang telah ditentukan desa secara mandiri. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah