Masuknya Kota Solo dalam daftar UNESCO Creative Cities Network menjadi langkah sangat baik bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sebab, pengakuan dari UNESCO dapat membuka peluang usaha dan lapangan kerja, sekaligus meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kota Solo, khususnya para pelaku industri kreatif.
Baca Juga: Review, Fitur dan Spek HP Oppo Find X7 Ultra, Dibekali Kamera Canggih
Kunci keberhasilan Kota Solo masuk UCCN
Seperti sudah disinggung di awal, keberhasilan Kota Solo masuk dalam daftar UNESCO Creative Cities Network memerlukan usaha cukup panjang.
Pada 2023, selain Solo sebenarnya ada empat kota/kabupaten lainnya di Indonesia turut mengajukan diri untuk masuk dalam daftar UNESCO Creative Cities Network.
Daftar kota/kabupaten mengajukan diri masuk dalam nominasi UNESCO Creative Cities Network 2023, antara lain: Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (bidang folk art and crafts); Kota Salatiga, Jawa Tengah (bidang gastronomi); Kota Belitung, Kepulauan Bangka Belitung (bidang gastronomi); dan Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca Juga: Microsoft Akhiri Dukungan Aplikasi Android di Windows 11 Tahun Depan, Ini Alasannya
Terpilihnya Solo sebagai UNESCO Creative Cities Network kategori kerajinan dan kesenian rakyat sebenarnya cukup masuk akal. Mengingat, Kota Solo populer dengan berbagai seni pertunjukan dan budaya yang sudah terkenal luas di kalangan wisatawan.
Sebut saja salah satu kegiatan tahunan Solo International Performing Arts (SIPA) yang sukses meraih perhatian hingga tingkat internasional.
Selain itu, ada beberapa agenda budaya di Kota Solo menarik untuk disaksikan secara langsung, seperti Solo Menari, Solo Batik Carnival, Grebeg Sudiro, hingga Solo Keroncong Festival.