Tanggapai Serius Ancaman Resesi dan Krisis Pangan 2023, Inilah Strategi Pemprov Jateng

23 Oktober 2022, 17:35 WIB
Serius menghadapi resesi dan prediksi ancaman krisis pangan tahun 2023, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meninjau hasil produksi pangan strategis /Humas Pemprov Jateng/

KARANGANYARNEWS – Meski terindek produsen pangan strategis, Pemprov Jateng tetap tanggapi serius prediksi ancaman krisis pangan tahun 2023 mendatang.

Sejumlah langkah serta strategis dirancang mulai dari optimalisasi musim tanam, peningkatan stok produksi, hingga intervensi harga. Data Distanbun Jateng terkait produksi pangan strategis (padi, jagung, kedelai-pajale) hanya kedelai yang minus.

Sementara komoditi padi dan jagung, baik untuk konsumsi dan pakan ternak melebihi kebutuhan. Tercatat, realisasi produksi padi hingga September 2022 mencapai 8.238.177 ton. 

Baca Juga: Krisis Pangan Global Akibat Invasi Rusia, Begini Pesan Paus Fransiskus

Prediksi tahun 2022  untuk produksi padi bisa mencapai 9.579.069 ton, atau sekitar 5,5 juta ton beras.  Pada 2020 produksi beras mencapai 5,43 juta ton. Sedangkan produksi beras di tahun 2021 atau sekitar 5.531.297 ton beras.

Sedangkan untuk produksi jagung, hingga September 2022 mencapai 3.047.712 ton. Sementara, produksi kedelai hingga bulan yang sama baru mencapai 47.246 ton.

Plt Kabid Tanaman Pangan Indri Nur Septiorini, mengatakan masih optimistis dengan produksi tanaman pangan di 2023. Meski demikan, pihaknya mengakui kondisi harga dan ketersediaan pangan juga berpaut dengan stabilitas ekonomi dan pasokan energi.

Baca Juga: Satgas Pangan Polri Terjun Usut Kasus Penguburan Bansos Presiden di Depok

“Harus kerja antar sektor  seperti (dinas) ketahanan pangan dan  (dinas) perdagangan” kata dia dihubungi awak media via telepon Sabtu, 22 Oktober 2022.

Oleh karena itu, di sektor pertanian melakukan berbagai terobosan guna meningkatkan produksi tanaman pangan. Di antaranya, penerapan indeks pertanaman (IP ) 400, dengan kata lain sebuah lahan bisa ditanam hingga empat kali.

Bukan hanya untuk padi, komoditas pertanian lain pun bisa menerapkan hal ini. Selain itu, petani difasilitasi pupuk organik untuk perbaikan struktur dan tesktur tanah sehingga tanah menjadi subur.

Baca Juga: Inspiratif, Pruduk Kain Perca Lyna Windiarti Laris Manis di Negeri Kincir Angin

Selain itu juga difasilitasi benih unggul bersertifikat serta alsintan, guna mendukung percepatan dan efisiensi dalam kegiatan usaha tani. Faktor SDM juga sangat menentukan dalam pencapaian target produksi.

Dimaksud agar kompetensi petani, petugas terus ditingkatkan dengan berbagai pelatihan peningkatan kapasitas petani maupun petugas. Tidak kalah pentingnya, pendampingan dan pengawalan dalam pengamanan pertanaman oleh Petugas Pengamat organisme penggangu tanaman (OPT).

"Insyaallah kita optimis, Tentu saja tidak semata-mata optimis, kita juga ada strategi untuk mengantisipasi hal-hal yang banyak dikhawatirkan oleh banyak pihak termasuk kami. Dengan strategi dan usaha kami optimis (memasuki 2023)," imbuhnya.

Baca Juga: 150 Pelaku UMKM Ikuti Gerakan Ajar Digital, Ini Sederet Masalah yang Dihadapi

Selain produksi pangan strategis pajale, Jawa Tengah juga melimpah produksi pangan alternatif seperti ubi kayu yang produksinya mencapai 2.288.971 ton di September 2022, ubi jalar 114.415 ton, kacang tanah 58.423 ton dan kacang hijau 24.590 ton. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler