Dua Sisi Mata Uang; Bekerja, Peraih Nafkah Sekaligus Penghapus Dosa

13 April 2022, 03:05 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.

ISLAM sangat menghargai orang yang bekerja. Baik berkait upaya mencari penghidupan maupun yang berhubungan dengan peran sosial seseorang di tengah masyarakat.

Rasulullah, menempatkan bekerja mencari nafkah sebagai amal yang dapat menghapus dosa. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu 'Asakir ra, Rasulullah SAW menegaskan;

“Sesungguhnya di antara dosa itu ada dosa yang tidak dapat dihapus oleh sholat, puasa, haji, dan umroh, tetapi dapat terhapus oleh lelahnya seseorang dalam mencari nafkah.”

Baca Juga: Ingat, Ini Pertanda Buta Mata Hati; Selalu Dihantui Rasa Kekurangan

Dalam hadits yang lain, beliau juga menegaskan; “Seseorang yang membawa tali dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar, kemudian memikul ke pasar, lalu menjualnya adalah lebih baik daripada ia harus meminta-minta. (HR Bukhari-Muslim).

Dari dua hadits di atas, kita dapat memahami betapa Islam sangat menghargai seseorang yang mau bekerja, mau bersusah payah mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Pekerjaan apa pun, selama tidak melanggar syariat Islam, yang dikerjakan dengan bersungguh-sungguh dan penuh keikhlasan, dinilai sebagai ibadah di sisi Allah SWT.

Baca Juga: Tips Mengajarkan Anak Berpuasa, Gampang Dipraktikkan

Dalam sejarah kita mengetahui, bagaimana hebatnya prestasi kerja para sahabat Rasulullah. Di antara mereka ada yang berdagang, bertani, dan menjalani berbagai pekerjaan halal lainnya.

Mereka melakukan pekerjaan itu dengan penuh dedikasi dan semangat tinggi, di sela-sela perjuangan mereka menegakkan agama Islam. Tidak heran jika kemudian mereka terkenal sebagai generasi yang di siang hari bagai singa, tetapi di malam hari mereka laksana rahib-rahib.

Mereka, adalah generasi yang mampu memadukan kesungguhan dalam bekerja dan kesungguhan dalam beribadah kepada Allah SWT. Tidak ada alasan bagi seorang Muslim untuk berleha-leha, bermalas-malasan, atau bahkan tidak mau bekerja.

Baca Juga: Keutamaan Sholat Sunnah Qobliyah dan Ba'diyah Zhuhur

Allah SWT memperingatkan; “Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu'.” (QS At-Taubah: 105).

Pekerjaan yang dilakukan seseorang, di samping merupakan kewajiban hidup yang harus dijalankan, juga merupakan bukti eksistensinya di tengah-tengah kehidupan sosial. Dengan pekerjaan itulah, seseorang akan dinilai oleh masyarakatnya.

Orang baik-baik atau orang jahatkah ia, bergantung pada apa yang dia kerjakan. Sebagai contoh, seseorang dikatakan sebagai pahlawan, pembangun, atau tokoh masyarakat, karena apa yang ia kerjakan membawanya kepada sebutan itu.

Baca Juga: Yakinilah, Sesulit Apapun Allah Akan Menyelesaikan Urusan Kita

Sebaliknya, sebutan penjahat atau koruptor tidak akan dialamatkan kepada seseorang, kecuali ia telah melakukan pekerjaan jahat atau tindak korupsi itu.

Karena menyangkut bukti keberadaan manusia dalam kehidupan sosial, maka bekerja tidak mengenal batas waktu. Selama hayat masih dikandung badan, maka pekerjaan itu akan melekat pada seseorang.

Tidak ada kata berhenti untuk bekerja yang ada mungkin jenis dan intensitasnya yang berbeda. Allah SWT mengingatkan kita akan hal ini; “Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." (QS Alam Nasyrah: 7).

Baca Juga: Siang Hari Ramadhan Berhenti Haid, Haruskah Berpuasa?

Jadi, hanya mengeluh beratnya pekerjaan atau bertumpuknya pekerjaan yang harus diselesaikan menunjukkan seseorang yang tidak siap menjalani peran sosial dan peran hidupnya. Apalagi bagi seorang pemimpin, mengeluhkan banyaknya pekerjaan hanya menegaskan ia sebenarnya tidak siap menjadi pemimpin. ***  

Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI)  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kamtibmas Polres dan praktisi dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten.

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler