Inilah 6 Suritauladan Lebah Teruntuk Setiap Mukmin

- 7 April 2022, 21:27 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.

ALLAH SWT mengabadikan nama lebah di surah ke-16 dalam Alquran, an-Nahl. Tentu, ada keistimewaan yang dimiliki hewan kecil pemproduksi madu ini.

Nabi Muhammad juga menjadikannya lebah sebagai inspirasi, pembelajaran bagi setiap mukmin. Dalam sebuah Hadist Rasulullah SAW bersabda;

"Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih, dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya)" (HR Ahmad, al-Hakim, dan al-Bazzar).

Baca Juga: Wajib Dicatat, Inilah 7 Keutamaan Membahagiakan Orang Lain

Tentu, ada keistimewaan yang dimiliki hewan kecil bernama lebah ini, hingga nabi menjadikannya inspirasi bagi seorang mukmin. Bahkan, Allah mengabadikan namanya pada salah satu surah ke-16 dalam Alquran, yakni an-Nahl.

Seorang mukmin haruslah memiliki sifat-sifat unggul dan istimewa, dibandingkan dengan manusia lain. Kehadirannya, selalu membawa manfaat dan maslahat bagi manusia lain.

Seperti dijelaskan Rasulullah SAW, "Manusia paling baik adalah yang paling banyak memberikan manfaat bagi manusia lain". Perhatikan beberapa karakter lebah yang mengandung hikmah untuk diambil manfaat.

Baca Juga: Jangan Memandang dan Menilai Rendah Orang Lain

1.Hinggap dan Menyerap yang Bersih

Lebah,  hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih lain yang mengandung bahan madu atau nektar.

Begitulah pula sifat seorang mukmin, haruslah mencari dan makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di muka bumi, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan (QS al-Baqarah [2]:168).

Karena itu, jika mendapatkan amanah, dia akan menjaga dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan melakukan korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang, manipulasi, penipuan, dan dusta. Sebab, segala kekayaan hasil perbuatan-perbuatan tadi merupakan khabaits (kebusukan).

Baca Juga: Kerja Keras Nan Cerdas, Inilah Aktualisasi Kekhalifahan Umat Manusia

2.Mengeluarkan yang Bersih.

Dari lebah yang dikeluarkan madu yang menyehatkan manusia. Dia produktif dengan kebaikan, dibandingkan binatang lain hanya mengeluarkan sesuatu yang menjijikkan.

Seorang mukmin seyogianya produktif dengan kebajikan (QS al-Hajj [22]:77). Segala yang keluar dari dirinya adalah kebaikan. Hatinya jauh dari prasangka buruk, iri, dengki;

lidahnya tidak mengeluarkan kata-kata kecuali yang baik; perilakunya bukan menyengsarakan orang lain, melainkan justru membahagiakan; hartanya bermanfaat bagi banyak manusia; kalau dia berkuasa atau memegang amanah tertentu, dimanfaatkannya untuk sebesar-besar kemanfaatan manusia.

Baca Juga: Ada Limpahan Hikmah Dibalik Setiap Musibah

3.Tidak Pernah Merusak

Lebah biar bagaimanapun menambatkan diri di dahan, tapi dahan itu tidak rusak dan patah. Artinya, tidak merusak lingkungan hidupnya, padahal dia tidak punya akal.

Manusia yang katanya punya akal, justru berlomba-lomba merusak lingkungan hidupnya sendiri, demi keserakahan diri sendiri dan keturunannya. Egoistis tidak memikirkan orang lain menderita nantinya atau tidak.

4.Bekerja Keras

Lebah adalah pekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat "menetas"), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu.

Baca Juga: Yakini Sunatullah, Tak Sesuai Impian pun Hidup itu Indah

Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarya dan beramal. Seorang mukmin, lebih dituntut bekerja keras dan semangat pantang kendur. Jika telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain (QS as-Syarh [94]:7). 

5.Bekerja Kolektif, Tunduk Pada Satu Pimpinan

Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya.

Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu), mengundang teman-temannya agar membantu dirinya.

Baca Juga: Menelisik Seberapa Kekuatan Zikir Kita Dihadapan Allah

Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman yang diibaratkan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS ash-Shaff [61]:4)

6.Tak Pernah Melukai Kecuali Diganggu.

Lebah tidak pernah memulai menyerang, dia akan menyerang hanya manakala merasa terganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan "kehormatan" umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh yang diserang.

Sikap seorang mukmin harus memiliki solidaritas dan kepedulian empati terhadap sesamanya, dalam kondisi dan keadaan apa pun bagai satu bangunan yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya. ****

Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI)  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kantibmas Polres dan praktisi dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten.

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah