Semudah Membalikkan Telapak Tangan, Mengubah Dunia dari Diri Kita Sendiri

- 7 April 2022, 23:37 WIB
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.
Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd. /dok pribadi/

Ngaji Bareng |.| Ustadz Drs. H. Moch Isnaeni, M.Pd.

SESEORANG bercita-cita ingin mengubah dunia. Dirasakan lama-lama karena perjalanan usia, hal itu sulit dilakukan. Maka, dia pun menurunkan kadarnya. Ingin mengubah masyarakat di negerinya. Ini pun, dirasakan juga sulit baginya.

Akhirnya, ia memutuskan untuk mengubah ke arah lebih baik keluarganya. Ia pun bertambah usia. Lalu berpikir, "Seandainya saya memulai sejak dulu dari diri saya sendiri, niscaya saya mampu mengubah yang lebih luas dari sedari dulu".

Pakar Tafsir Al-Quran Prof Muhammad Quraish Shihab, mengisahkan hal itu. Ia ingin menekankan, penerapan akhlak dan cita-cita ke arah lebih baik harus diawali dari diri sendiri.

Baca Juga: Inilah 6 Suritauladan Lebah Teruntuk Setiap Mukmin

Sebagaimana pesan Nabi Muhammad SAW , "Ibda' binafsik tsumma man ta'ulu". Mulailah dari diri sendiri, kemudian orang di sekitarmu. Untuk melakukan perubahan, fokuslah pada diri sendiri, baru kemudian diperluas. Rasulullah menguncapkan hal itu, jauh sebelum Mahatma Gandhi.

Mulailah dari diri sendiri. Mengapa? Mahatma Gandhi kemudian pun berujar "If you want to change the world, start with yourself". Beberapa point yang dapat kita gali dari hadits di atas adalah:

"Kalau anda tidak bisa berbuat baik, jangan halangi orang lain untuk mencari kebaikan," tutur penyusun Tafsir Alquran Al-Misah.

Baca Juga: Wajib Dicatat, Inilah 7 Keutamaan Membahagiakan Orang Lain

1.Innamal a'malu bin niyaat

“Sesungguhnya, semua amal perbuatan itu tergantung dari niatnya”. Niat siapa? Tentu niat kita sendiri. Niat seperti apa? Untuk beberapa jenis ibadah, niat ada yang berpendapat sunnah untuk dilafadzkan, tetapi niat dalam hati itu wajib.

Niat untuk apa? Nah, ini yang sering masih kita lakukan secara keliru. Ibadah yang sempurna sekalipun, bila niatnya adalah untuk terlihat alim, sholih, dan islami, tentu ibadahnya akan menjadi riya.

Oleh karenanya, niat untuk ibadah itu harus diluruskan. Untuk level saya, mungkin ibadah masih diniatkan untuk memperoleh pahala. Mudah-mudahan kita bisa berniat ibadah sampai levelnya Sayyidah Rabi'ah Al- Adawiyyah yang ber syair :

Baca Juga: Mintalah Hajat Apa Saja Pada 7 Waktu ini, Pintu Langit Sedang Terbuka Lebar

"Tuhanku, tenggelamkan aku dalam lautan cinta-Mu... Hingga tak ada sesuatu pun yang menggangguku dalam jumpa-Mu.

Ya Allah, jika aku menyembah-Mu, karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya... Dan jika aku menyembah-Mu, karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya...

Tetapi, jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata, janganlah Engkau enggan memperlihatkan wajah-Mu yang abadi padaku."

Baca Juga: Jangan Memandang dan Menilai Rendah Orang Lain

Dan pada suatu saat beliau membawa air di tangan kiri dan obor di tangan kanan, ketika orang bertanya, "Ke mana engkau akan pergi Rabi'ah?"

Beliau menjawab, "Aku mau ke langit, untuk membakar surga dan memadamkan api neraka, agar keduanya tak menjadi sebab manusia menyembah-Nya. Sekiranya Allah tak menciptakan pahala dan siksa, masih adakah diantara mereka yang menyembah-Nya?"

2.Akhlaq yang baik

Apa yang dimaksud dengan akhlaq yang baik? Yaitu akhlaq -- atau budi pekerti menurut KBBI -- yang disuritauladani oleh Rasulullah Muhammad SAW, seperti yang termaktub pada Al-Qur'an surat Al-Ahzab, 33: 21:

Baca Juga: Kerja Keras Nan Cerdas, Inilah Aktualisasi Kekhalifahan Umat Manusia

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. ***

Drs. H. Moch Isnaeni, M,Pd. |.| Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI)  Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Ketua Komisi Dialog FKUB, Pembina DDII, Sekretaris Dai Kantibmas Polres dan praktisi dakwah media cetak maupun online di Kabupaten Klaten.

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah