In Memorial Handry TM: Lebih Gelisah Memikirkan Karya Sastranya, Katimbang Gagal Ginjal yang Menderanya

- 25 Februari 2023, 18:05 WIB
Selamat jalan Mas Handri TM, karya-karyamu tetap dan terus dikenang sepanjang jaman. Menulis,  adalah mengukir keabadian
Selamat jalan Mas Handri TM, karya-karyamu tetap dan terus dikenang sepanjang jaman. Menulis, adalah mengukir keabadian /Tangkapan Layar/

 

KARANGANYARNEWS - Nama lengkapnya Handriyo Utomo bin Bambang Supriyanto, namun lebih populis dengan nama kebesarannya Handry TM. Baik dalam karir profesinya sebagai wartawan, sastrawan demikian juga sekian banyak karya-karya ciptanya.

Selain dikenal sebagai wartawan, pria kelahiran 23 September 1963 ini juga kesohor sebagai sastrawan yang sangat kreatif dan produktif sejak di bangku SMP hingga akhir hayatnya.

Selebihnya dia juga penggiat seni budaya, kesusastraan, dan literasi. Tercatat juga Handry TM sebagai pengurus berbagai organisasi, baik yang terkait profesinya sebagai wartawan, demikian juga berbagai bidang tadi.

Baca Juga: Acungi Jempol Kinerja Satupena Jawa Tengah, Swary Utami: Kembangkan Literasi untuk Hidup

Diantaranya sebagai Ketua Dewan Kesenian Kota Semarang, pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah, Dewan Kesenian Jawa Tengah, Satupena Jawa Tengah, Komunitas Puisi Esai Jawa Tengah, dan Komite Seni Budaya Nusantara Jawa Tengah.

"Dalam Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Provinsi Jawa Tengah, Handri TM kedapuk sebagai Ketua Seksi Film," kata Ketua Umum Satupena Jawa Tengah, Gunoto Saparie.  

Disebutkan, tak hanya Satupena Jawa Tengah dunia kesusastraan Indonesia juga sangat kehilangan, atas kepergian Handry TM untuk selama-lamanya.

Baca Juga: Diprakarsai Satupena Jawa Tengah, Puluhan Penulis Siap Terbitkan Antologi Esai 'Dari Bencana ke Bencana'

Sebagaimana diketahui, Handry TM meninggal dunia dalam usia 60 tahun, di Rumah Sakit Umum Daerah KRMT Wongsonegoro Kota Semarang, Jumat 24 Februari 2023  pukul 23.39 Wib.

Kepada KaranganyarNews.com Gunoto Saparie mengisahkan, karir kepenulisan Handry TM sudah mulai moncer sejak masih duduk di bangku SMP Muhammadiyah 1 Semarang.

Sejak saat itulah karya-karyanya baik puisi, cerita pendek, novel, naskah sinetron, naskah drama, dan esai-esainya terus mengalir deras di tengah kesibukannya sebagai wartawan Suara Merdeka, kemudian mengelola penerbitan media sejumlah instansi dan lembaga.

Baca Juga: Wajib Tahu, Inilah 8 Jodoh Weton Minggu Pon Dibalik Misteri Bumi Kapetak

Dia ceritakan juga sederet pengalaman persahabatannya dengan Handry TM, membuatnya banyak menyimpan kisah suka cita yang sangat terkesan. Menurutnya, Handry TM dan dia suka saling merekomendasikan nama untuk menjadi juri, editor, atau narasumber ke beberapa lembaga.

Oleh karenanya, Gunoto Saparie dan Handry TM yang sama-sama berprofesi wartawan dan sastrawan ini, sering bersama dalam sejumlah kegiatan sastra. Baik di Semarang, Solo, Jakarta, hingga di Ubud, Bali.

"Kami sering satu kamar di hotel. Dia lebih sering begadang di depan laptop, menulis. Ketika saya terbangun dini hari, ia masih suntuk dengan tulisannya. Bahkan ia sempat mengingatkan saya untuk salat malam," katanya.

Baca Juga: Tahu Kupat Sido Mampir, Kuliner Nikmat Legendaris di Solo yang Bikin Nagih

Ditambahkan juga, sepanjang perjalanan hidupnya Handry TM orang yang sangat baik dan tidak menyukai konflik, baik  dengan sesama wartawan demikian juga sesama sastrawan dan kolage komunitas lainnya.

Gunoto Sapari menuturkan, Handry TM yang suka menyebut istrinya, Ninik Suwarni, sebagai ibu negara itu, memang beberapa kali mengeluhkan penyakitnya, namun demikian ia berusaha tetap berkarya semampunya.

Bahkan, menurut Gunoto Saparie yang juga Ketua Umum Dewan Kesenian Provinsi Jawa Tengah, Handry TM mengaku lebih gelisah untuk dapat  menciptakan karya sastra katimbang memikirkan sakit gagal ginjalnya.

Baca Juga: 3 Bahan Ramuan Solusi Solutif Atasi Darah Menstruasi Berlebihan, Resep Herbal dr Zaidul Akbar

Untuk sedikit mengurangi beban derita karena penyakitnya, beberapa tahun terakhir Handry TM mengurangi kegiatan organisasi maupun berbagai komunitasnya, bahkan sejumlah undangan acara sastra terutama di luar kota terpaksa tidak dihadirinya.

"Saya harus fokus menulis. Saya menulis untuk hidup. Saya harus disiplin. Saya harus menghindari gangguan-gangguan, meskipun dengan risiko dibilang sebagai asosial," katanya.

Komitmen itu, tetap dipegang teguh hingga menjelang tutup usianya. Belum lama ini, Handry TM meluncurkan kumpulan cerita pendek tunggalnya berjudul 'Ruang Tunggu', di depan teman-temannya sesama penderita gagal ginjal di RSUD Kota Semarang.

Baca Juga: Es Telang Lemon Ala Kedai Kopissantung, Sensasi Segarnya Berselimut Sederet Khasiat Herbal

Selamat jalan Mas Handry TM, karya-karyamu tetap dan terus akan dikenang, karena hakekatnya menulis adalah menorehkan sejarah sekaligus mengukir keabadian sepanjang jaman. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x