KARANGANYARNEWS – Pengurus Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Komisariat Karanganyar, adalah garda terdepan pelopor penyambung tiga periodesasi perjalanan panjang sejarah kehidupan umat manusia.
Seluruh kehidupan umat manusia, tak lepas dari tiga periodesasi perjalanan pajang sejarah kehidupan dan peradaban. Masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
Tugas MSI adalah menggali untuk menemukan mozaik-mozaik kearifan peradaban sejarah masa lalu, menulis dan mendokumentasikan di era saat ini dan mewariskannya nilai-nilai adiluhung sejarah peradaban masa lalu kepada generasi mendatang.
Baca Juga: Karya ke-4 MSI Kabupaten Karanganyar, Hari Ini Buku Perjanjian Giyanti Dilaunching
Demikian disampaikan Bupati Karanganyar, Juliyatmono seusai mengukuhkan atau melantik Pengurus MSI Komisariat Kabupaten Karanganyar Masa Bhakti 2022-2026.
Dalam acara yang dihelat di Gedung Teater Bhineka Tunggal Ika, Selasa 01 November 2022 ini, Bupati Karanganyar sangat mengapresiasi dan menyampaikan penghargaan atas kinerja pengurus dan anggota MSI sebelumnya.
Disebutkan Juliyatmono, MSI periode sebelumnya berhasil menerbitkan tiga buku sejarah lokal Kabupaten Karanganyar. Masing-masing ‘Bunga Rampai Sejarah Karanganyar, Menguak Misteri Klaster Dayu 300 Juta Tahun Silam, satunya lagi Sejarah dan Warisan Adiluhung Raden Mas Said’.
Baca Juga: Antologi Puisi Melawan Pandemi, Luapan Empati Penyair Lintas Provinsi
“Apresiai dan penghargaan juga kami sampaikan kepada pengurus MSI Komisariat Karanganyar Periode 2022-2026 yang hari ini dikukuhkan, sebelum dikukuhkan telah menerbitkan buku,” kata Bupati Juliyatmono seraya menyebutkan buku ‘Perjanjian Giyanti’ yang saat itu juga dilaunching.
Dia berharap, pengurus MSI Komisariat Karanganyar Masa Bhakti 2022-2026 lebih meningkatkan program keranya menggali mozaik-mazoik sejarah masa lalu, menerbitkan dan mendokumentasikan serta mewariskan peradaban adiluhung kepada generasi mendatang.
Dalam acara pengukuhan pengurus MSI Komisariat Karanganyar yang juga dihadiri pengurus MSI Cabang Jawa Tengah ini, juga dilaunching buku ‘Sejarah Perjanjian Giyanti, Tonggak Sejarah Kembalinya Jawa Pada Kekuasaan Kerajaan Dinasti Mataram’.
Baca Juga: Bedah Buku ‘Sunan Kuning’ Menandai Deklarasi Satupena Jateng
Giyanti, menurut catatan sejarah nama padukuhan di lereng barat Gunung Lawu dan di timur sungai Bengawan Solo. Tempat bersejarah ini, sekarang masuk wilayah Dusun Kerten, Kelurahan Jantiharjo, Kecamatan dan Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
Di tempat inilah Nicolash Hartingch perwakilan Pemerintah Hindia Belanda dan Pangeran Arya Mangkubumi Perwakilan Kerajaan Dinasti Mataram tanggal 13 Februari 1855 menandatangani Perjanjian Giyanti.
Sebagaimana dijelaskan dalam buku ‘Sejarah Perjanjian Giyanti, Tonggak Sejarah Kembalinya Jawa Pada Kekuasaan Kerajaan Dinasti Mataram’ tadi, Perjanjian Giyanti berlatar diserahkannya kekuasaan kerajaan dinasti Mataram, saat itu Rajanya Susuhunan Pakubuwana II kepada pemerintahan Hindia Belanda di Pulau Jawa.
Baca Juga: Satupena Luncurkan Buku Sejarawan Salatiga, Ini Rangkaian Acaranya
Peristiwa monumental dan bersejarah ini, menandai kembalinya kekuasaan sebagian Pulau Jawa kepada raja dinasti Mataram, atas kegigihan perjuangan Pangeran Arya Mangkubumi melawan penjajah Belanda.
Untuk mewariskan nilai-nilai sejarah perjuangan melawan segala bentuk penjajahan di negeri kita, Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Komisariat Karanganyar menulis dan menerbitkan buku ‘Perjanjian Giyanti, Tonggak Sejarah Kembalinya Jawa Pada Kekuasaan Kerajaan Dinasti Mataram’.
Sumber yang dihimpun KaranganyarNews.com menyebutkan, pengukuhan pengurus MSI Komisariat Karanganyar Masa Bhakti 2022-2026 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Ketua Umum MSI Cabang Jawa Tengah Nomor: 01/ SK/ PHMSIJT/ VII/ 2022.
Baca Juga: Luncurkan Dua Buku, Ini Agenda Glamping Sastra Indonesia 2022 di Baturaden
Dalam lampiran SK yang ditandatangani Prof. dr. Wasino, M.Hum., selaku Ketua Umum MSI Cabang Jawa Tengah, disebutkan susunan pengurus lengkap MSI Komisariat Karanganyar Masa Bhakti 2022-2026 sebagai berikut:
Ketua: Sugiyarso HS, Wakil Ketua: Agam Bintoro dan Sukinto, Sekretaris: Heri Sutrisno dan Slamet Wahyudi, Bendahara: Hastutiningdyah Wijayatmi dan Ismu Suprohatin.
Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan: Nuning Hidayah Sunani, Anggota: Agung Murdiyanto, Sukarno YS, Retno Savitri, Evi Nurtiana, Anik Hidayajati, Anas Aijudin, dan Joko Mulyono.
Baca Juga: Tangkal Aliran Ekstrim, Satupena dan FKUB Terbitkan Antologi Puisi Moderasi Beragama
Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan: Eko Sarjono, Anggota: Wardoyo, Suhari, Siti Munzayanah, Alfiah Ariswati, Asri Wiharsih, Lanjar Utami dan Dani Saptoni.
Ketua Bidang Organisasi: Sujarno, Anggota: Ali Qodri, Sawaldi, Nur Hidayat dan Tauhid Hidayati.
Ketua Bidang Usaha dan Dana: Sugeng Raharto, Anggota: Agus Haryanto, Tony Hatmoko, Sari Widodo, dan Drajad Sri Widodo.
Ketua Bidang Publikasi: Kustawa Esye, Anggota: Slamet Kusmanto, Herawan Andreas, Sawiji Hartanto dan Sularno. ***