KARANGANYARNEWS - Astana Giri Bangun, makam mendiang Presiden Soeharto yang pernah diisukan berlapis emas, tak pernah sepi peziarah dari seluruh Indonesia.
Makam keluarga Soeharto ini dibangun semenjak penguasa Orde Baru masih hidup. Berada di puncak gunung berketinggian 666 meter dari permukaan air laut (Mpdl) di Desa Giri Bangun, Kecamatan Mateseh, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Lokasi tepatnya di bawah Astana Mangadeg, komplek pemakaman para raja Pura Mangkunegaran, salah satu dinasti Kerajaan Mataram Islam yang berdiri di Surakarta.
Baca Juga: Musim Durian Tiba; Ikih Loh, Durian Terenak Se Dunia Ala Juliyatmono
Di Komplek pemakaman Astana Mangadeg, selain disemayamkan pendiri dinasti Kerajaan Pura Mangkunegaran, mendiang KGPAA Mangku Negara I, juga sebagai pemakaman KGPAA Mangkunegara II dan KGPAA Mangku Negara III, beserta keluarganya.
Beberapa sumber yang dihimpun KaranganyarNews.pikiran-rakyat.com menyebutkan, jauh sebelum ajal menjemput Soeharto, Presiden yang berkuasa 32 tahun ini telah berwasiat terkait tempat pembaringan terakhirnya.
Diperoleh keterangan juga, Presiden Soeharto puput usia 27 Januari 2008. Jenderal bintang lima ini, sebearnya berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional, Kalibata. Namun demikian, Soeharto yang terlahir di Kabupaten Wonogiri lebih memilih disemayamkan di Astana Giri Bangun.
Baca Juga: Hapus Stigma Klasik, Museum Sewu Rai Eksplore Nuansa Jepang Jawa
Belakangan diketahui, alasan Presiden Soeharto berwasiat dimakamkan di Astana Giri Bangun, dikarenakan kecintaannya pada sang istri, Ibu Tien Soeharto.