Gus Baha: Puasa Mengajarkan Kita Cara Menghargai Makanan

- 25 Maret 2024, 22:02 WIB
Gus Baha: Puasa Mengajarkan Kita Cara Menghargai Makanan.
Gus Baha: Puasa Mengajarkan Kita Cara Menghargai Makanan. /geo.tv

KARANGANYARNEWS - Puasa merupakan salah satu rukun Islam. Di bulan Ramadhan inilah seluruh umat Islam di dunia wajib menjalankan puasa, serta ibadah sunnah lain.

Umat Muslim meyakini bulan Ramadan menjadi bulan yang memiliki banyak keistimewaan. Karena itu, kedatangan bulan Ramadhan selalu dinantikan.

Bahkan Nabi Muhammad bersabda, “Sekiranya umatku tahu tentang kebaikan dan keutamaan bulan Ramadan, niscaya mereka mengharapkan agar sepanjang tahun menjadi bulan Ramadan.”

Baca Juga: Pilih Bekerja atau Sholat Tararwih? Begini Penjelasan Gus Baha 

Menurut Pengasuh Ponpes Tahfidzul Qur’an LP3IA Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, penting membahas keutamaan atau keistimewaan Ramadhan menurut ulama-ulama terdahulu.

Sebab, memahami cara pandang ulama terdahulu terkait Ramadhan akan membuat umat Islam bisa menjalankan ibadah puasa dengan lebih benar.

“Di antara ijazah Mbah Moen dan bapak adalah ihdinas siratal mustaqim siratol ladzina an amta 'alaihim. Kita ini nggak bisa soleh tanpa meniru orang-orang terdulu, ” ujartnya.

Baca Juga: Keistimewaan Puasa Ramadhan Hari Kelimabelas: Allah mengijabahi seluruh harapan di dunia dan akhirat 

Kalimat yang merupakan ayat ke-6 dan ke-7 surat Al Fatihah tersebut, menurut Gus Baha, Allah SWT berfirman tunjukkan kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat.

“Jadi, Allah menghendaki, ‘ini lho ada master-masternya’. Seperti Pak Quraish Shihab punya master Habib Abdul Qodir bil Faqih, kalau saya masternya KH Maimun Zubair,” kata Gus Baha.

Dengan mengetahui bagaimana ulama-ulama dulu menyikapi Ramadhan, umat Islam generasi berikutkan akan tahu cara pandang Ramadhan secara benar.

Baca Juga: Doa Puasa Ramadhan Hari kelimabelas:Mohon Ketaatan Khusyuk dan Taubatan Penuh Rendah Diri 

Beberapa cara pandang orang-orang dulu, lanjut Gus Baha, misalnya melihat puasa Ramadhan sebagai upaya kita menjadi semakin menghormati makanan.

“Saat nggak Ramadhan kita melihat makanan ya biasa saja, kadang malah kita sepelekan. Tapi coba pas Ramadhan, semua jadi spesial. Air putih spesial, pisang goreng apalagi,” jelas dia.

Menurut Gus Baha, puasa melatih kepekaan terhadap rasa lapar. Puasa juga membantu umat Islam merasakan penderitaan orang miskin yang kekurangan makanan.

Baca Juga: Inilah Jawaban dan Dalilnya: Kenapa Terpancing Emosi Hingga Marah, Tak Membatalkan Pusa Ramadhan 

Selain itu, puasa juga mengajarkan manusia untuk lebih menghormati makanan. Saat berpuasa, makanan yang biasanya dianggap sepele menjadi sangat berharga.

“Jadi begini,  kalau kita ini belajar kitab dan membacakannya ke awam, tujuannya agar awam tahu niat dan cara pandang orang-orang dulu saat puasa, ” kata Gus baha dalam ceramah di kanal YouTube Shihab & Shihd.

Gus Baha melanjutkan sebuah hadits menyebutkan bahwa orang berpuasa akan mendapat dua kegembiraan. Pertama saat berbuka puasa atau berhari raya. Kedua saat bertemu Tuhannya, Allah SWT.

Baca Juga: Potong Rambut Tersembunyi Siang Hari, apakah Membatalkan Puasa Ramadhan? 

Gus Baha melanjutkan bahwa Rasulullah SAW menunjukkan betapa kebutuhan pokok manusia sebenarnya adalah makan. Lis shaim farhatani. Farhatun ‘inda fithrihi wa farhatun ‘inda liqa i rabbihi.

Kegembiraan akan dirasakan umat Islam saat berbuka puasa dan merayakan saat Hari Raya, meskipun tanpa harta atau kemewahan. Ini menunjukkan betapa berharganya setiap suapan makanan.

Karena itu, lanjut Gus Baha, puasa juga mengajarkan umat Islam untuk syukur yang luar biasa atas nikmat makanan yang diberikan Allah SWT.

Baca Juga: Keistimewaan Puasa Ramadhan Hari Keempatbelas: Pahalanya Seperti Beribadah Kepada Allah Bersama Setiap Nabi 

Dengan berpuasa, lanjut Gus Baha, manusia akan merasakan lapar yang dirasakan orang-orang miskin saat mereka tidak makan.

“Jadi, puasa itu harusnya juga membuat manusia, terutama umat islam,  bisa lebih bersyukur,” ujarnya.

Gus Baha menyebutkan betapa cara pandang Nabi Muhammad SAW sangat menarik. Bahwa manusia, sehebat apapun, ternyata kebutuhan paling pokok hanya makanan. Tidak ada yang lain.

“Yang lagi buka puasa itu kan senang sekali meski nggak punya mobil mewah, nggak punya uang banyak. Hanya ketemu makanan saja seneng sekali,” kata Gus Baha.***

Editor: Ken Maesa Pamenang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x