Erupsi Gunung Semeru 2021, Letusan Terdahsat Sepanjang 58 Tahun

- 9 Desember 2021, 06:18 WIB
Muntahan lahar dan awan panas Gunung Semeru menjelang akir tahun 2021, tercatat sebagai erupsi terdahsat sepanjang 58 tahun terakir
Muntahan lahar dan awan panas Gunung Semeru menjelang akir tahun 2021, tercatat sebagai erupsi terdahsat sepanjang 58 tahun terakir /Dok PVMBG/

KARANGANYARNEWS – Muntahan lahar dan awan panas Gunung Semeru menjelang akir tahun 2021, tercatat sebagai erupsi terdahsat sepanjang 58 tahun terakir.

selama 58 tahun terakir, terhitung sejak 1963 sampai 2021 terajadi enam kali bencana luapan awan panas Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, keduanya Provinsi Jawa Timur.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, urutan yang terdekat terjadinya bencana erupsi dari tahun 2021 ini, masing-masing pada tahun 2002, 1994, 1981, 1977 dan tahun 1963.

Baca Juga: Kampung Solo di Gunung Semeru, Jejak Kolonialisme VOC yang Terlupakan

Penelitian PVMBG menyebutkan, luncuran awan panas yang terjadi dalam erupsi Gunung Semeru Sabtu, 04 Desember 2021 merupakan bencana luapan lahar panas terdahsat sepanjang 58 tahun.

“Luapan awan panas dan laharnya mencapai 11 kilometer. Sepanjang aliran sungai Besuk Kobokan yang berhulu di arah di puncak gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa ini,” kata Andiani, Kepala PVMG dalam siaran pers institusinya.

Tahun 2002 erupsi terjadi tanggal 29 Desember pukul 19.00 Wib.  Saat itu satu seri aliran awan panas guguran turun memasuki Besuk Bang sejauh 9 kilometer (Km), mendekati Dusun Supit Timur di sisi barat Besuk Bang, dan dusun Rawabaung di sisi timur Besuk Bang.

Baca Juga: Asal Usul Nama Gunung Semeru, Ada Kaitannya dengan Peta Ekspedisi Belanda

Masing-masing di ketinggian 750 Mdpl. Dusun Supit Timur, terletak di punggungan yang terjepit di pertemuan antara sungai Besuk Bang dan Besuk Supit.

Disebutkan juga, tahun 1994 erupsi Gunung Semeru tanggal 03 Februari  pukul 03.50 Wib.  Terjadi letusan dan suara dentuman, disertai hujan abu dan guguran lava membentuk awan panas.

Merupakan guguran dari kubah lava dan lidah lava yang terbentuk sejak tahun 1992, aliran awan panas guguran ini masuk ke Besuk Kobokan mencapai 11,5 Km, ke Besuk Kembar 7,5 Km dan ke Besuk Bang lk 3,5 Km.

Baca Juga: Menengok Sejarah Panjang Letusan Gunung Semeru, Terekam Sejak 1818

Volume awan panas tersebut diperkirakan mencapai 6,8 juta m3. “Korban yang meninggal terlanda awan panas 7 orang dan 2 orang dihanyutkan lahar pada tanggal 13 Februari 1994,” terang Kepala PVMBG.

Letusan-letusan kecil, lava mengalir lewat tepi kawah masuk ke Besuk Kembar dan membentuk lidah lava. Tanggal 28 Maret 1981, terjadi guguran lidah lava di Besuk Kembar.

Guguran lidah lava diikuti juga awan panas guguran yang menyeleweng pada ketinggian 1400 Mdpl, masuk ke Besuk Bang mencapai jarak maksimum 10 Km dari tepi kawah, tumpukan endapannya 6,2 juta m3.

Baca Juga: Dibalik Kian Garangnya Gunung Semeru, Inilah Misteri dan Pamali Eksotiknya Ranu Kumbolo

Suhu ladu atau endapan awan panas di dekat Dukuh Supit Tengah 120°C. Pada tanggal 29 Maret dan antara 03-04 April terjadi beberapa kali awan panas guguran,  dengan jarak luncur maksimum 7 Km.

Tanggal 01 Desember 1977 juga terjadi guguran lava, menghasilkan awan panas guguran berjarak 10 Km di Besuk Kembar  dengan volume endapan 6,4 juta m3.  Sebagian awan panas ini menyeleweng ke Besuk Kobokan.

“Sawah dan tegal seluas 110 Ha rusak di Desa Sumber Urip, hutan pinus 450 Ha, satu jembatan rusak terbakar dan dua rumah bilik hanyut,” terang Andiani sebagaimana disampaikan dalam siaran persnya.

Baca Juga: Primbon Jawa, 8 Karir Profesi Paling Hoki Teruntuk Kamis Wage

Sedangkan pada 05 Mei 1963 mulai pukul 14.10 Wib terjadi awan panas dan aliran lava melanda Curah Lengkong, Kali Pancing dan Besuk Semut. Luncuran awan panasnya mencapai 8 Km dari kawah, rentetan letusannya berlangsung hingga akhir Juli 1963. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x