Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1443 H, berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi), pemaparannya dilakukan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag mulai pukul 17.00 WIB.
Baca Juga: Launching Penjualan Parsel UMKM, Ganjar; Berikan Kepada Wong Cilik
“Sesi ini terbuka dan akan disiarkan melalui live streaming,” kata Adib. Sesi kedua, pelaksanaan Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1443 Hijriah. Sesi ini digelar secara tertutup, setelah Salat Magrib.
Selain data hisab (informasi), sebagaimana dijelaskan Adib, Sidang Isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatul hilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag di 78 lokasi seluruh Indonesia.
“Tahap ketiga, telekonferensi pers hasil sidang isbat akan disiarkan secara langsung oleh TVRI dan media sosial Kemenag,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag.
Baca Juga: Waroeng Jadoel Temanggung, Citarasa Khas Bertabur Eksotiknya Nostalgia
Jauh sebelumnya Perserikatan Muhammadiyah telah menyampaikan, kriteria baru penentuan awal Bulan Ramadhan tahun 2022, sangat berpotensi menimbulkan makin besarnya perbedaan awal bulan Ramadhan tahun 2022.
Arwin Juli Butar-butar, pakar falak Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengatakan, posisi hilal untuk awal Ramadan 1443 H di Indonesia, secara umum berada pada ketinggian di bawah 2 derajat.
“Jikalau Kemenag mengubah kriteria penentuan bulan hijriah, dipastikan awal bulan Ramadan 2022 bakal berbeda. Muhammadiyah, telah menetapkan awal Ramadan 1443 H jatuh pada Sabtu, 02 April 2022,” katanya sebagaimana dilansir muhammadiyah.or.id.
Baca Juga: Terimbas Relokasi, Belasan PKL di Karanganyar Keluhkan Anjloknya Omset