KARANGANYARNEWS - Kian derasnya gelombang informasi yang dikotori hoaks dan konten negatif, selain merusak pikiran masyarakat juga berefek kerusakan di dunia nyata.
"Untuk mencegah kian maraknya konten negatif dan menjernihkan informasi, kita butuh kolaborasi dengan mainstream media," kata anggota KPU RI Yulianto Sudrajat dalam audensi dengan Pikiran Rakyat Media Network (PRMN).
Dalam acara yang berlangsung di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU RI) Jakarta itu, Yulianto Sudrajat juga mengatakan, media arus utama dan jaringannya dapat mengimbangi ketimpangan informasi yang diproduksi media sosial, terutama untuk menangkal hoaks dan konten-konten negatif.
Baca Juga: Presiden Jokowi Lantik Anggota KPU dan Bawaslu yang Baru. Berikut Nama dan Profilnya
Indonesia, Yulianto Sudrajat, bisa belajar dari maraknya informasi dan berita-berita tanpa verifikasi yang berisi ujaran kebencian, SARA dan hoaks di platform media sosial pada Pemilu 2019 lalu.
"Saat ini siapa pun bisa memproduksi berita atau postingan dan menyebarkannya tanpa verifikasi ke semua medsos," pria asal Kabupaten Sukoharjo yang pernah menjabat Ketua KPU Provinsi Jawa Tengah tadi.
Bahkan, menurut dia Dewan Pers juga tidak dapat menjangkau konten-konten disinformasi yang menyesatkan, milik perseorangan dalam berbagai platform media sosial.
Baca Juga: Fantastis, Pemilu 2024 KPU Jateng Ajukan Anggaran Rp 2,4 Triliun
Dalam kacamata lebih luas, Yulianto Sudrajat melihat persoalan hoaks, konten negatif, dan berita menyesatkan tadi berkaitan erat dengan kedaulatan komunikasi di Tanah Air.