"Proses penyuntingan buku ini ditangani sebuah tim editor yang terdiri saya sendiri, Nugroho SBM, dan Esthi Susanti Hudiono," kata Mohammad Agung Ridlo dalam paparannya.
Dalam diskusi yang dipandu Swary Utami Dewi dan Elza Peldi Taher ini, Agung menyatakan keprihatinannya ketika bencana datang silih berganti di Indonesia.
Ada bencana banjir, tanah longsor, gempa bumi, rob, kebakaran, pencemaran lingkungan dan lain-lain. Bencana terjadi karena manusia tidak memperhatikan alam.
Baca Juga: 6 Syariat Membayar Fidyah Puasa Ramadhan Untuk Orang yang Meninggal Dunia
Agung menunjukkan berapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang. Pertama, data base terkait dengan kajian geodesi antara lain meliputi topografi, kontur, permukaan lahan (land), kemiringan (slope).
Kedua, data base terkait dengan kajian geologi, antara lain meliputi struktur tanah (susunan/lapisan tanah), jenis tanah seperti andosol, latosol, entisol, grumosol, inceptisol, dan laterit.
Selain itu kondisi tanah perlu diperhatikan serius, seperti sesar, patahan, dan labil. Termasuk pula data base terkait dengan kajian klimatologi antara lain seperti curah hujan, angin, suhu udara maupun kelembaban. Begitu juga data base yang terkait dengan legal formal kepemilikan lahan jangan diabaikan.
Antologi Esai Penataan Ruang
Agung menyitir ayat Alquran yang menunjukkan bencana sebagai akibat ulah manusia; Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah memperingatkan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Baca Juga: Zakat Fitrah Teruntuk Orang Meninggal Dunia, Wajibkah?