DPP LDII Usulkan 5 Prioritas Kinerja Presiden dan Wapres 2024 Terpilih

- 25 April 2024, 14:05 WIB
Ketum LDII, KH Chriswanto Santoso bersama Prabowo Subianto, dalam acara Rakernas LDII 2023 lalu
Ketum LDII, KH Chriswanto Santoso bersama Prabowo Subianto, dalam acara Rakernas LDII 2023 lalu /Foto: Dok. DPP LDII/

KARANGANYARNEWS - Menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia 2024 terpilih, DPP LDII mengusulkan 5 prioritas kinerja kepada pasangan  Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. Berikut, usulan selengkapnya.

“Kami keluarga besar LDII  seluruh pelosok tanah air, mengucapkan selamat dan mendukung segala kebijakan yang bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso dalam siaran pers yang diterima KaranganyarNews.com. Rabu 24 April 2024.

Selain itu. pihaknya juga mengapresiasi MK dan seluruh pasangan Capres Cawapres yang menerima hasil sengketa Pemilu, karena sikap kenegarawanan mereka.

 Baca Juga: 8 Kampus Kristen Muhammadiyah Tersebar di Berbagai Wilayah

Namun demikian, KH Chriswanto mengingatkan, perjuangan panjang Prabowo dan Gibran akan segera dimulai. Saatnya bekerja keras dan memikirkan bangsa serta negara.

 

Persoalan Kebangsaan dan Kemandirian Bangsa

Menurutnya, DPP LDII, mengusulkan 5 (lima) hal yang menjadi prioritas teruntuk segera diselesaikan dalam kepemimpinan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran (Prabowo - Gibra).

Pertama, persoalan kebangsaan. Pemerintahan Prabowo - Gibran, harus menguatkan persatuan dan kesatuan bangsa dalam kemajemukan.

 Baca Juga: Gegara Komandante, Sejumlah Caleg PDIP Ajukan Somasi ke KPU

"Dengan menanamkan lebih dalam kebangsaan di ranah pendidikan mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi, agar bangsa Indonesia tidak hanya cerdas tapi memiliki karakter sebagai SDM yang unggul,” tuturnya.

Persoalan kebangsaan lain, adalah mendorong keadilan sosial agar ketimpangan berbagai wilayah semakin menyempit. Dijelaskan, kebangsaan hari ini diuji.

Indonesia yang beragam suku, agama, dan ras harus kian dipersatukan dengan kesejahteraan. Bukan hanya karena bekas wilayah jajahan Belanda atau perasaan senasib karena dijajah bangsa-bangsa Eropa, Indonesia modern harus disatukan dengan kesejahteraan dan keadilan sosial.

 Baca Juga: Jokowi dan Gibran Bukan Lagi Kader PDIP, Begini Komentar Sang Cawapres Terpilih

Kedua, LDII memandang persoalan kemandirian bangsa adalah tantangan yang berat. Karena itulah, segala daya upaya bangsa dan negara harus diarahkan pada kemandirian.

“Kemandirian di bidang pangan, pertahanan, politik, dan pengolahan sumberdaya alam,” tegas KH Chrsiwanto. Menurutnya, perubahan iklim dan penyusutan lahan pertanian menjadi tantangan yang sifatnya laten, dan akan menyulitkan rakyat Indonesia di masa depan.

Kemandirian pertahanan dan politik sangat penting, hari ini di Eropa dan Timur Tengah menunjukkan tren polarisasi dari globalisasi, bukan hanya Amerika Serikat dan Eropa Barat yang menjadi penentu dunia. Kini, menemukan kontrahegemoni dunia terpolarisasi menjadi berbagai blok.

 Baca Juga: Motorola Rilis Edge 50 Series, Tawarkan Desain Mewah dan Bodi Melengkung, Berapa Harganya?

“Indonesia sebagai pelopor gerakan Non-Blok, harus memiliki kemandirian dalam mengarungi geopolitik dan ekonomi dunia,” terangnya. Ditambahkan,  Kemandirian dalam mengelola sumberdaya berupa energi dan tambang, mampu mendorong Indonesia menjadi negara adidaya.

“Hilirisasi tambang dan mineral serta komoditas perkebunan akan mengantar Indonesia menjadi negara yang kuat lagi Makmur,” pinta KH Chriswanto.

 

Energi, Lingkungan dan Komunikasi Politik

Ketiga, persoalan energi yang sejak dulu hingga saat ini terus-menerus menjadi konflik dunia. Dikatakan, energi fosil telah menipis cadangannya di Bumi Pertiwi.

 Baca Juga: 6 Hari Nahas dan 6 Jurus Dewa Penangkal Kesialan Hidup Weton Kamis Pahing

Sejatinya, Indonesia kaya dengan energi baru terbarukan. Matahari bersinar sepanjangan tahun, dan  lautan Indonesia maha luas menyediakan energi kinetik dari gelombang laut.

Indonesia memiliki 40 persen energi panas bumi, diharapkan semua anugerah Allah itu harus dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Dengan pengolahan dan pengelolaan energi baru terbarukan memungkinkan tadi, Indonesia akan menjadi negeri berudara bersih, jauh dari polusi meskipun derap industri terus meningkat dari tahun ke tahun.

 Baca Juga: Profil Chandrika Chika, Selebgram Kontroversial yang Ditangkap Polisi Karena Narkoba

“Keempat, pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pelestarian lingkungan menjadi sangat penting, karena generasi muda akan mewarisi Indonesia. Jangan sampai mereka mendapatkan warisan berupa lingkungan yang rusak bisa mengakibatkan kemiskinan natural,” ulasnya.

Dikatakan KH Chriswanto, Indonesia merupakan pemilik hujan tropis terbesar di dunia. Jangan sampai pujian tersebut tinggal kenangan, akibat pembangunan yang tak berwawasan lingkungan dan mengabaikan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).   

Kelima, KH Chriswanto meminta seluruh elemen bangsa bersatu padu dengan menanggalkan paradigma kompetisi, menjadi kolaborasi dan menjauhkan gaya politik komunikasi populis yang memecah belah bangsa.

 Baca Juga: Pendiri Mustika Ratu dan Yayasan Putri Indonesia Mooryati Soedibyo Meninggal di Usia 96 Tahun

“Antara pemerintah dan oposisi, berkolaborasilah dengan menjalankan fungsinya. Pemerintah perlu kritikan dan masukan dari oposisi, agar pembangunan tetap pada jalurnya,” kata dia menambahkan.

Menurutnya, oposisi penting dalam demokrasi dan jadi syarat penyeimbang dalam iklim demokratis. Namun demikian, dia mengingatkan oposisi jangan menciptakan drama, asal kritik, apalagi menggunakan komunikasi politik populis yang terbukti memecah belah persatuan bangsa.***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah