Network
9
KARANGANYARNEWS - Sejumlah objek wisata yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Gunung Merapi atau berjarak kurang lebih 5 kilometer dari puncak ditutup untuk sementara waktu.
Penutupan itu dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) pascaperistiwa awan panas guguran (APG) pada Rabu 9 Maret 2022 hingga Kamis dini hari.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Suparmono mengatakan, penutupan itu berdasarkan evaluasi terhadap perkembangan aktivitas Gunung Merapi menyusul terjadinya APG.
Baca Juga: Merapi Luncurkan Lava Pijar dan Wedhus Gembel, Begini Penampakan Lengkapnya
Adapun penutupan tersebut juga dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman dengan mengeluarkan surat edaran.
"Dan juga pertimbangan lain terkait mitigasi bencana awan panas Merapi," kata Suparmono di Sleman.
Nenurut dia, sesuai dengan rekomendasi BPPTKG dan BPBD Kabupaten Sleman, destinasi wisata yang ditutup di radius sekitar 5 kilometer dari puncak Merapi adalah Bukit Klangon, Petilasan mbah Maridjan Kinahrejo, Bunker Kaliadem, dan juga yang mungkin berpotensi bahaya wisata religi Turgo.
Baca Juga: Wisata Gunung Bromo Ditutup Sementara pada 3-4 Maret
"Khusus Turgo dan wisata tracking yg lain walau jarak lebih dari 5 km tetapi kegiatan bersifat tracking menyebabkan potensi bahaya lebih besar terkait upaya mitigasi bencananya," katanya.
Ia mengatakan, untuk kawasan wisata dengan radius aman tetap dapat beroperasional baik itu yang di wilayah Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan maupun Pakem.
"Kawasan wisata Kaliurang berjarak 6,8 kilometer dari puncak Merapi, destinasi yang berada di seputaran Kopi Merapi berjarak 7 kilometer, wisata Golf Merapi 9 kilometer dan yang lainya masih beroperasional," katanya.
Baca Juga: Profil dan Foto Dita Karang, Personel Girlband Secret Number yang Lagi Trending
Lebih lanjut Suparmono mengatakan, untuk jip wisata Lava Tour Merapi juga masih diperbolehkan beroperasi. Namun tetap harus di luar radius 5 km dari puncak Merapi.
"Kami juga melarang jip wisata, melakukan pembatasan kegiatan di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi karena rawan terjadi banjir lahar hujan," katanya seperti bagaimana dilansir KaranganyarNews dari AntaraNews.***
