Pembentuak PKUB Sebagai Ikhtiar Merawat Kerukunan Umat Beragama

18 Juni 2022, 02:21 WIB
Ketua FKUB Propinsi Jawa Tengah, KH Taslim Sahlan bersama Staf Kantor Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah dan pengurus FKUB Kabupaten Klaten, dalam kunjungan Silaturrahmi ke FKUB Kabupaten Klaten /Dok Moch Isnaeni/

KARANGANYARNEWS - Pembentukan PKUB hingga tingkat kecamatan dan desa/ kelurahan se Kabupaten Klaten, merupakan ikhtiar mewujudkan kerukunan kedamaian masyarakat .

Untuk mewujudkan sikap saling toleransi dan saling pengertian antar umat beragama, diperlukan wadah sebagai sarana saling bertemu dan duduk bersama diantara tokoh agama dan tokoh masyarakat.

“Ikhtiar nembentuk Paguyuban Kerukunan Umat Beragama (PKUB) tingkat kecamatan hingga Desa/ Kelurahan se Kabupaten Klaten ini sangat keren,” kata Ketua FKUB Provinsi Jawa Tengah, KH Taslim Sahlan.

Baca Juga: Terspirit Pembentukan PKUB, FKUB Kota Administrasi Jakarta Pusat Study Banding ke FKUB Klaten

Taslim Sahlan yang juga Sekjen Asosiasi FKUB seluruh Indonesia menyebutkan,  toleransi mengadung pengertian adanya sikap seseorang untuk menerima perasaan, kebiasaan, pendapat atau kepercayaan yang berbeda dengan yang dimilikinya.

“Toleransi  itu ada dua macam, toleransi negatif (negative interpretation of tolerance) dan toleransi positif (positive interpretation of tolerance),” terang dia saat melakukan silaturrahmi dengan Pengurus FKUB Kabupaten Klaten, bersama jajaran Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah, Kamis 16 Juni 2022.

Menurutnya, toleransi yang pertama menyatakan  toleransi itu hanya mensyaratkan cukup dengan membiarkan dan tidak menyakiti orang dan atau kelompok lain.

Baca Juga: Bentuk PKUB Seluruh Desa dan Kecamatan, FKUB Klaten Jadi Rujukan Berbagai Daerah

Sementara yang kedua, menurut Taslim Sahlan menyatakan toleransi yang meliputi bantuan dan kerjasama dengan kelompok lain. Konsep toleransi positif inilah yang dikembangkan dalam hubungan sosial di negara ini, dengan istilah kerukunan atau harmony.

Sedangkan kerukunan antar umat beragama, adalah keadaan hubungan antar umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian dan saling menghormati dalam pengamalan ajaran agama serta kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat.

“Eksistensi kerukunan ini sangat penitng, di samping karena merupakan keniscayaan dalam konteks perlindungan hak asasi manusia (HAM), juga karena kerukunan ini menjadi prasyarat terwujudnya integrasi nasional yang menjadi prasyarat keberhasilan pembangunan nasional,” kata Taslim Sahlan.

Baca Juga: Terspirit Pembentukan PKUB, FKUB Kota Administrasi Jakarta Pusat Study Banding ke FKUB Klaten

Dijelaskan, kerukunan umat beragama itu ditentukan dua faktor, sikap dan prilaku umat beragama serta kebijakan negara/ pemerintah yang kondusif bagi kerukunan.

Menurutnya, semua agama mengajarkan kerukunan dan agama idealnya berfungsi sebagai faktor integratif.

Kepala Kantor Kemenag Klaten, Haryadi yang membersamai FKUB Klaten dalam menerima kunjungan ini menyampaikan, kerukunan antar umat beragama  menjadi barometer terciptanya kondisi aman dan damai di masyarakat. Tanpa kerukunan, menurutnya tidak akan ada persatuan.

Baca Juga: Pengukuhan FKUB, Bupati Wonogiri; Jadilah Penyalur Aspirasi Keagamaan

Ketua FKUB Kabupaten Klaten KH Syamsuddin Asyrofi melaporkan, kepengurusan PKUB di 26  kecamatan dan 401 desa/ kelurahan se Kabupaten Klaten jumlahnya mencapai  5.000 orang.

“Mereka adalah para tokoh agama dan tokoh masyarakat yang menjadi contoh dan teladan masyarakat, dalam merawat kerukunan antar umat beragama di daerahnya masing- masing,” katanya.

Diakui kebijakan negara tentang hubungan antar agama di negeri ini, termasuk yang terbaik dan menjadi model di dunia.  Meski demikian, kebijakan Pemerintah daerah bersama FKUB dalam upaya merawat kerukunan hendaknya senantiasa dilakukan.

Baca Juga: Pengukuhan FKUB Wonogiri, Syamsudin; Tanpa Kerukunan Persatuan Kesatuan Tak Terwujud

“Karena itulah keberadaan PKUB kecamatan dan desa/ kelurahan sangat penting, sebagai ikhtiar dan wujud nyata merawat kerukunan di masyarakat,” kata Syamsuddin Asyrofi. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler