Kirab Pusaka Malam 1 Suro di Solo, Ritual Tapa Bisu hingga Berebut Berkah Kebo Bule

18 Juli 2023, 18:05 WIB
Kirab pusaka malam 1 Suro di Solo, ritual tapa bisu hingga berebut berkah kebo bule. Malam 1 Suro diyakini sebagai waktu yang cukup sakral. (Foto: Dok. Istimewa/adrian) /

KARANGANYARNEWS – Tahun Baru Hijriyah atau bagi masyarakat Jawa di Indonesia lebih dikenal dengan malam 1 Suro diyakini sebagai waktu yang cukup sakral. Pada malam ini, tak sedikit di antara masyarakat Jawa melakukan berbagai ritual, salah satunya Kirab Malam 1 Suro yang digelar Keraton Surakarta.

Sesuai namanya, Kirab Malam 1 Suro dilakukan saat malam hari, tepatnya malam sebelum tanggal 1 Muharram dalam penanggalan Hijriyah.

Ritual Kirab Malam 1 Suro berusia selama ratusan tahun ini selalu digelar Keraton Surakarta secara turun temurun hingga kini.

Baca Juga: Konser Dewa 19 All Stars di Solo, Gandeng Keyboardist Dream Theater hingga Gitaris Bon Jovi

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo biasanya menggelar kirab pusaka malam 1 Suro dengan mengarak kebo bule (kerbau berwarna putih kemerahan) keturunan Kerbau Kiai Slamet keliling kompleks keraton.

Kirab pusaka malam 1 Suro Keraton Solo mengambil rute jalan Supit Urang, Jalan Pakubuwana, Gapura Gladag, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Mayor Kusmanto, Jalan Kapten Mulyadi, Jalan Veteran, Jalan Yos Sudarso, Jalan Slamet Riyadi, dan kembali ke Keraton Solo.

Kirab pusaka malam 1 Suro dimulai pukul 20.00 WIB dan diikuti sekira 5000 orang, di antaranya para abdi dalem keraton.

Menariknya, seluruh peserta kirab mengenakan pakaian warna hitam. Kalangan pria memakai pakaian adat Jawa berwarna hitam atau biasa disebut busana Jawi jangkep, sedangkan peserta kirab wanita menggunakan kebaya warna hitam.

Baca Juga: Jadwal Konser Dewa 19 Bulan Ini di Solo Bentrok dengan Laga Persis vs Arema, Bola Minggir Dulu!

Sementara kebo bule berada di barisan paling depan atau sebagai cucuk lampah, disertai pawangnya.

Adapun di barisan berikutnya diisi para abdi dalem bersama putra-putri Sinuhun dan juga pembesar keraton yang membawa sepuluh pusaka.

Selama prosesi kirab berlangsung para peserta menjalani tapa bisu, tak satu pun dari mereka mengucapkan satu patah kata.

Hal ini dimaknai sebagai bentuk perenungan diri terhadap apa yang sudah dilakukan selama setahun terakhir.

Salah satu keunikan dari prosesi Kirab pusaka malam 1 Suro, sebagian masyarakat yang mengikuti ritual rela mengambil kotoran kebo bule.

Mereka percaya kotoran tersebut membawa keberkahan dan juga kemakmuran. ***

Editor: Andi Penowo

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler