Keris Peninggalan Zaman Majapahit hingga Singosari Dipamerkan di Balai Kota Solo

26 November 2023, 00:28 WIB
Keris peninggalan zaman Majapahit hingga Singosari dipamerkan di Balai Kota Solo. Pameran keris bertajuk Inspiring Keris Nusantara (IKN) dilakukan bersamaan pengukuhan pengurus Boworoso Tosan Aji Surakarta (Brotosuro). (Foto: Dok. Istimewa) /
KARANGANYARNEWS Keris Peninggalan Zaman Majapahit hingga Singosari Dipamerkan di Balai Kota Solo. Ratusan keris dari sejumlah daerah dipamerkan di Balai Kota Solo, Jumat hingga Minggu, 24-26 November 2023. Pameran keris bertajuk Inspiring Keris Nusantara (IKN) dilakukan bersamaan pengukuhan pengurus Boworoso Tosan Aji Surakarta (Brotosuro).

Tak hanya kolektor keris, acara itu juga diikuti pebursa keris. Berbagai keris peninggalan zaman Majapahit hingga Singosari dipamerkan dan dijajakan dengan harga mulai ratusan ribu hingga ratusan juta di acara ini.

Ketua Brotosuro, Daryono, mengatakan Boworoso Tosan Aji Surakarta memiliki komitmen melalui penetapan ini mengambil langkah-langkah strategis untuk mendukung keris tidak hanya sebagai barang seni. 
 
Baca Juga: Battle Sound Bolonemase Meriah, Relawan Dekati Milenial dan Gen Z demi Prabowo-Gibran
 
"Bagaimana keris ini juga bisa memberi dampak terhadap karakter budaya perekonomian investasi," jelasnya, Jumat, 24 November 2023.
 
Antusiasme komunitas kolektor maupun pebursa keris di acara IKN cukup tinggi. Tercatat dari target 60 peserta, menjadi 125 peserta dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan daerah lain di Indonesia.
 
Antusiasme ini bahkan juga banyak datang dari anak muda yang melihat keris sebagai karya seni. 
 
"Tahun ini menekankan pada edukasi karena keris bisa dipahami dan dari Kota Solo, salah satunya keris mendapat pengakuan UNESCO," jelasnya Daryono.
 
Baca Juga: Polisi Bekuk Calo Tiket Piala Dunia U17, Kibuli 30 Calon Penonton via Facebook
 
Ketua Panitia IKN, Jefri Setiadi menambahkan salah satu tujuan kegiatan ini adalah untuk melepaskan anggapan keris terkait hal mistis.
 
"Jadi kita utamakan edukasi keris sebagai seni kriya. Di sini juga ada kegiatan menempa keris," katanya.
 
Keris dipamerkan, menurut Jefri Setiadi ada yang berusia 300 tahun hingga keris buatan baru sudah dipasangi emas dan permata sehingga menjadi seni kriya indah.
 
Kegiatan ini sekaligus mempromosikan keris bukan konvensional, namun sebagai warisan budaya bernilai seni tinggi.
 
Baca Juga: Kisah Horor Taman Sekartaji Solo, Ada Penampakan Peri Cantik hingga Genderuwo
 
Salah satu peserta pameran IKN, Haris Alfarizi (28) mengaku mulai tertarik dan mengoleksi keris sejak 2011 lalu. Selain koleksi, dirinya juga menjadi pebursa keris.
 
"Keris yang dijual mulai dari Rp2,5 juta hingga Rp120 juta ada. Keris termahal ini keistimewaannya berhiaskan emas 24 karat berasal dari era Mataram," jelas kolektor keris asal asal Pasuruan, Jawa Timur itu. 
 
Sementara keris paling tua berasal dari zaman Singosari. Haris Alfarizi menyebut, banyak pembelinya mencari keris untuk peruntungan, keperluan berdagang, atau kesuksesan menjabat. Tak sedikit pula yang jatuh hati dengan keindahan keris secara rupa. 
 
Baca Juga: Kisah Horor TPU Bonoloyo, Ada Peri Cantik Penggoda hingga Kuntilanak Pengganggu
 
Menurut Haris Alfarizi, saat ini mulai sulit mengumpulkan keris sebab para pemiliknya sudah banyak yang terjun ke bursa keris.
 
"Kalau dulu di 2011 masih mudah cari ke desa-desa gitu dapat. Sekarang susah dan harganya mahal," ungkap dia.
 
Adapun untuk merawat keris, menurut Haris Alfarizi cukup dibersihkan dengan minyak khusus untuk menghilangkan karat. Dirinya juga meluruskan anggapan jika keris terkait hal mistis.
 
"Ada yang mengatakan untuk merawat keris harus diberi makan dan lain-lain. Keris adalah karya seni, merawatnya ya biasa saja diberi minyak," pungkasnya. ***
 

Editor: Andi Penowo

Tags

Terkini

Terpopuler