Rilis Dugaan Kekerasan Psikis Mahasiswa Warnai Dies Natalis Univet Bantara Sukoharjo

- 1 April 2022, 16:17 WIB
Kampus Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah
Kampus Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah /dok univetbantara.ac.id/

KARANGANYARNEWS – Rilis dugaan intimidasi dan kekerasan psikis terhadap mahasiswa, mewarnai gaung Dies Natalis Univet Bantara Sukoharjo.

Dalam rilis yang disebarkan ke awak media ini, disebutkan adanya dugaan tindakan intimidasi dan kekerasan psikis menimpa AS, mahasiswa jurusan Teknik Industri Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo.

Diperoleh keterangan, rilis yang juga disebarkan kepada mahasiswa Univet Bantara, disampaikan oleh kelompok mahasiswa Cipayung Plus Sukoharjo (IMM, HMI, LMND, dan GMNI).

Baca Juga: Selain UMY, Ini 7 Kasus Kekerasan Seksual di Kampus yang Pernah Viral

 “AS mengalami intimidasi dan kekerasan psikis yang dilakukan mahasiswa lain dari HMPI Univet Bantara Sukoharjo,” tulis rilis tadi sebagaimana dikutip beberapa media online, Kamis 31 Maret 2022.

Masih menurut rilis yang disebarkan kelompok Cipayung Plus Sukoharjo, dugaan ancaman dan intimidasi terhadap AS terjadi di Gedung Fakultas Teknik Univet pada Sabtu, 26 Maret 2022.

Dijelaskan, kala itu telepon milik AS diambil paksa oleh seorang mahasiswa  lantaran AS dipersalahkan, atas bergabungnya dia dengan organisasi ekstra kampus lainnya.

Baca Juga: Selain UMY, Ini 7 Kasus Kekerasan Seksual di Kampus yang Pernah Viral

Dikonfirmasi awak media secara terpisah, Wakil Rektor III Univet Bantara Sukoharjo, Sodikin menegaskan, tidak ada tindakan intimidasi, kekerasan psikis dan larangan mahasiswa berserikat serta beroganisasi.

Dia katakana, justru organisasi mahasiswa seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) tumbuh subur di lingkungan kampusnya.

“Saya pastikan, Syahru Ramadhani yang menjadi nara sumber di berita tadi bukan mahasiswa Univet Bantara Sukoharjo,” terang Sodikin, Kamis 31 Maret 2022 di kantornya.

Baca Juga: Potong Rambut Kemaluan di Bulan Ramadhan, Batalkah Puasanya?

Menurutnya, narasi yang dimunculkan seolah-olah pihak kampus membiarkan kasus kekerasan psikis dan intimidasi. Ditegaskan lagi oleh Sodikin, sebagai narasi yang tidak benar dan mencoreng citra kampus.

Wakil Rektor III Univet Bantara Sukoharjo, menjelaskan juga pihak rektorat langsung merespons kabar yang beredar tadi, dengan memanggil AS dan Syahru Ramadhani pada Rabu 30 Maret 2022 malam.

Dalam kesempatan itu, pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) dan HMI Univet Bantara Sukoharjo dipertemukan, dimaksud untuk klarifikasi sekaligus  guna merampungkan persoalannya.

Baca Juga: SE PP Muhammadiyah; Inilah Fatwa Prokes Ramadhan Teruntuk Pimpinan Seluruh Tingkatan

“Sementara Syahru Ramadhani juga diundang untuk dimintai klarifikasi, namun tidak datang ke lokasi pertemuan. Kami memfasilitasi pertemuan antara pengurus HMTI dan HMI. Kini sudah tak ada masalah lagi. Semua telah clear,” kata dia.

Ditegaskan, informasi dalam rilis tadi tak berdasar dan tidak faktual. Dalam rilis, kedua teman AS telah melaporkan kasus ini ke Wakil Rektor III. Namun demikian, Sodikin mengaku belum pernah bertemu dengan keduanya.

Sementara itu, Koordinator Cipayung Plus Sukoharjo, Syahru Ramadhani saat dihubungi awak media mengatakan, kasus dugaan kekerasan psikis dan intimidasi iniu telah dimediasi pihak kampus.

Baca Juga: Awal Puasa Ramadhan Beda Lagi, Inilah Penegasan Muhammadiyah

Disebutkan, awalnya Pengurus HMI mengawal kasus tersebut namun dikarenakan tak ada titik temu atau belum membuahkan hasil, dilanjut pihaknya membikin rilis yang disebar ke awak media online.

Menurut Syahru Ramadhani, praktik kekerasan psikis dan intimidasi di lingkungan kampus sudah terjadi sejak 2014 silam. Bahkan, menurut dia ada juga yang ditelanjangi.

“Namun demikian, pihak kampus justru menyerang balik dengan tuduhan pencemaran nama baik. Ini ironi seiring pelaksanaan program kampus merdeka belajar yang digaungkan pemerintah pusat,” kata Syahru Ramadani kepada awak media. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah