Setibanya di Masjid Agung, para peserta kirab, abdi dalem dan masyarakat berdoa kepada Allah memohon keberkahan dari acara garebeg Syawal Keraton Surakarta ini.
Prosesi doa di Masjid Agung dipimpin Pengulu Tafsir Anom Keraton Surakarta, Muhtarom atas perintah dari Raja Keraton Kasunanan Hadiningrat, S.I.S.K.S. PB XIII melalui Pangageng Sasana Wilapa.
Sepasang gunungan yang dikirab dalam prosesi tradisi grebeg Syawal Keraton Surakarta, masing-masing gunungan estri (perempuan) dan satunya lagi gunungan jaler (laki-laki).
Baca Juga: Mudik Lebaran di Solo, Jangan Lupa Nikmati Jajanan Tradisional Sate Kere, Rasanya Endes Banget
Seusai berdoa, satu diantara dua gunungan diperebutkan ribuan masyarakat yang datang dari berbagai daerah di halaman Masjid Agung. Ramai dan meriah, tak lebih 10 menit, satu gunungan ludes diperebutkan warga.
Budaya Adiluhung
Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta, Kanjeng Pangeran (KP) Dani Nur Adiningrat mengatakan, grebeg Syawal Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, upacara tradisi yang rutin digelar setiap awal bulan Syawal, seusai umat Islam menjalani puasa di Bulan Suci Ramadhan.
Selain sbagai simbol perayaan Hari Raya Idul Fitri, Keraton Surakarta bersama masyarakat, juga merefleksikan filosofi rasa syukur atas keberkahan Allah selama Bulan Suci Ramadan," kata KP. Dani Nur Adiningrat .
Sementara satu gunungan lagi dan belasan makanan tradisional yang dipanggul dalam kotak, menurut dia dibagikan kepada masyarakat di Bangsal Kamandungan Keraton Surakarta Hidiningrat.