Sebab bukan tidak mungkin ayam-ayam muda, bisa bertemu langsung dnegan ayam yang tua dan memiliki banyak pengalaman, yang kebetulan berat badannya sama.
Namun bukan tidak mungkin pula dari pertemuan-pertemuan ini, kerap terjadi hal-hal yang tidak terduga, di mana ayam yang kurang pengalaman justru mengalahkan ayam yang sudah tua.
Hal seperti ini bukan hal yang aneh. Sebab dengan pertarungan tanpa taji, tentu seekor ayam memiliki peluang yang sama untuk mengalahkan lawannya.
Apalagi bila dia memiliki teknik bertarung yang bagus, yang memungkinkannya bisa mendapatkan lebih banyak point dari juri.Sehingga akhirnya memenangkan kontes.
Baca Juga: Ngeri..! Baku Tembak Warnai Aksi Penculikan Ketua Komisi Vaksinansi Swiss
Namun di balik itu ada juga di kalangan para penghobi yang juga masih memegang mitos-mitos tertentu, terutama terkait dnegan warna bulu ayam yang akan diadu.
Yang mana mereka yakin bahwa untuk bulu-bulu tertentu, dipandang memiliki kelebihan secara spiritual yang memungkinkannya bisa mengalahkan lawan-lawannya dengan mudah.
“Keyakinan terhadap warna bulu memang tetap dipegang sebagian penghobi ayam. Karenanya ada penghobi yang fanatic cuma memelihara ayam dnegan warna bulu tertentu. Bahkan tak hanya warnanya, ada pula yang percaya bahwa waktu maupun tempat mengadu ayam juga berpengaruh pada kemenangannya,” jelas Rudianto Ketua Papaji Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah dalam sebuah kesempatan.
Menurut Rudiyanto, ayam dengan warna bulu tertentu memang diyakini memiliki kekuatan lebih, dibanding ayam warna lain.