Sunan Kuning tidak tergiur bujuk rayu VOC, baik Sunan Kuning maupun Pangeran Sambernyawa tetap terus akan melakukan perlawanan terhadap Raja Keraton Kartosuro, Paku Buwono II yang bersekutu dengan VOC Belanda.
Bermaksud menghindari serangan bala bantuan tentara Belanda lebih besar, Pangeran Sambernyawa dan Sunan Kuning untuk sementara sepakat memisahkan pasukannya masing-masing.
Baca Juga: Jejak Pangeran Sambernyawa 2: Hengkang dari Istana Melunasi Spirit Patriotiknya
Sunan Kuning bersama pasukannya menghindar ke Keduwang, Ponorogo. Dan Pangeran Sambernyawa bersama pengkutnya menyingkir ke arah lereng barat Gunung Lawu, balik ke markas sekaligus berniat menemui eyangnya di Nglaroh.
Jejak sejarah selanjutnya, Pangeran Sambernyawa tetap lebih fokus berjuang melawan kolonial Belanda, hingga berpindah-pindah markas perjuangannya di lereng barat Gunung Lawu, sekarang menjadi Kabupaten Karanganyar.
Dalam buku ‘Sejarah dan Warisan Nilai-nilai Luhur Raden Mas Said’, terbitan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Kabupaten Karanganyar, disebutkan basis atau markas perjuangan Pangeran Sambernyawa di lereng barat Gunung Lawu.
Baca Juga: Jejak Pangeran Sambernyawa 3: Nyai Ageng Karang, Cikal Bakal Kabupaten Karanganyar
Salah satu diantaranya, berada di Desa Mojoroto yang sekarang masuk wilayah Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Selain itu juga di Dusun Segawe dan Dusun Druju (keduanya Desa Karangsari, Kecamatan Jatiyoso).
Pangeran Sambrnyawa beserta pasukannya juga pernah bermarkas di Desa Tlobo (Kecamatan Jatiyoso), di Desa Hanggabayan (Kecamatan Jumapolo), Desa Somakaton dan Desa Mangadeg (keduanya sekarang di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar).
Masih ada lagi, diantaranya di Desa Gemantar (Kecamatan Jumantono), Desa Kerjo (Kecamatan Kerjo), dan Desa Bangsri maupun Desa Ngemplak (keduanya Kecamatan Karangpandan).