Ngaji Jiwa Jawi |.| Kustawa Esye
TAK banyak yang tahu, kenapa Nasi Tumpeng senantiasa ada dan disajikan setiap malam tirakatan memperingati Hari Kemerdekaan RI dan atau acara-acara penting dalam kehidupan lainnya.
Seperti diantaranya peringatan ulang tahun, peresmian suatu proyek, launching badan usaha waralaba, tasyakuran maupun acara-acara istimewa lainnya.
Kuliner khas Indonesia warisan adiluhung budaya bangsa kita ini, tetap ada dan dilestarikan dari satu generasi bangsa ke generasi berikutnya. Dalam setiap memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, contohnya.
Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Memaknai Falsafah Filosofi Pacul
Selain ritual memotong tumpeng saat tirakatan, lomba Nasi Tumpeng juga menjadi tradisi dalam setiap menyemarakkan ambal warsa kamardikan. Baik dalam suatu komunitas sosial, institusi suwasta demikian juga dalam semua tingkatan struktural lembaga pemerintahan.
Sangat disayangkan, semakin banyaknya generasi bangsa yang tidak memahami tata cara penyajian, manfaat kegunaan dan atau makna filosofi Nasi Tumpeng, menjadikan kuliner khas Jawa ini tak lebih hanya sebagai ‘pelengkap’ dalam suatu rangkaian acara.
Ajaran Filosofi Kehidupan