Tumpeng Kemerdekaan dan Ilmu Mawujud Falsafah Filosofi Kehidupan

- 16 Agustus 2023, 14:35 WIB
Kustawa Esye Ketua Komunitas Kiai Damar Sesuluh (Spirit Reliqius, Cultural dan Education) di lereng Gunung Lawu
Kustawa Esye Ketua Komunitas Kiai Damar Sesuluh (Spirit Reliqius, Cultural dan Education) di lereng Gunung Lawu /

Ngaji Jiwa Jawi |.| Kustawa Esye

TAK banyak yang tahu, kenapa Nasi Tumpeng senantiasa ada dan disajikan setiap malam tirakatan memperingati Hari Kemerdekaan RI dan atau acara-acara penting dalam kehidupan lainnya.

 

Seperti diantaranya peringatan ulang tahun, peresmian suatu proyek, launching badan usaha waralaba, tasyakuran maupun acara-acara istimewa lainnya.

Kuliner khas Indonesia warisan adiluhung budaya bangsa kita ini,  tetap ada dan dilestarikan dari satu generasi bangsa ke generasi berikutnya. Dalam setiap memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, contohnya.

 Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi; Memaknai Falsafah Filosofi Pacul

Selain ritual memotong tumpeng saat tirakatan, lomba Nasi Tumpeng juga menjadi tradisi  dalam setiap menyemarakkan ambal warsa kamardikan. Baik dalam suatu komunitas sosial, institusi suwasta demikian juga dalam semua tingkatan struktural lembaga pemerintahan.

Sangat disayangkan, semakin banyaknya generasi bangsa yang tidak memahami tata cara penyajian, manfaat kegunaan dan atau makna filosofi Nasi Tumpeng, menjadikan kuliner khas Jawa ini  tak lebih hanya  sebagai ‘pelengkap’ dalam suatu rangkaian acara.

Ajaran Filosofi Kehidupan

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x