Prediksi Kapan Berakhirnya Cuaca Panas Banget di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara, Ini Biang Keroknya

- 2 Oktober 2023, 19:38 WIB
Cuaca Panas
Cuaca Panas /Pixabay/Sarah_Loetscehr

KARANGANYARNEWS - Prediksi Kapan Berakhirnya Cuaca Panas Banget di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara, Ini Biang Keroknya. Kondisi cuaca panas menyengat yang terasa di sebagian wilayah Indonesia pada musim kemarau ini disebabkan oleh beberapa faktor, berikut ini prediksinya.

Seperti diketahui, sejumlah warga mengeluhkan cuaca panas yang terjadi beberapa hari ini yang hingga mencapai 38 derajat celcius. Itu terjadi setidaknya dalam periode tanggal 22 sampai dengan tanggal 29 September 2023.

Catatan tingkat suhu udara saat cuaca panas beberapa hari ini berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kantor Stasiun Klimatologi Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 25 dan 29 September 2023, serta di Stasiun Meteorologi Kertajati, Majalengka - Jawa Barat pada 28 September 2023.

Baca Juga: CHEK FAKTA KEBAKARAN GUNUNG LAWU: Viral, Waung Mbok Yem di Puncak Hargo Dumilah Terbakar?

Sementara itu suhu maksimum saat cuaca panas di wilayah Jabodetabek terukur berada di kisaran 35.0 - 37.5 °C, dimana suhu maksimum hingga 37.5 °C terukur di wilayah Tangerang Selatan pada 29 September 2023.

Pemicu
Humas BMKG, Guswanto menyebut, fenomena suhu panas terik tersebut terjadi karena dipicu oleh sejumlah kondisi dinamika atmosfer yang di antaranya adalah saat ini kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah.

"Dan sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari. Kondisi ini tentunya menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik," kata Guswanto melalui keterangannya.

Baca Juga: Kondisi Terkini Museum Nasional usai Kebakaran, Fokus Pengamanan Benda Sejarah

Seperti diketahui, kata Guswanto, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia terutama di selatan ekuator masih mengalami musim kemarau. Sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November ini.

"Sehingga kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari," katanya.

Di akhir September ini, posisi semu matahari menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator, yang berarti bahwa sebagian wilayah Indonesia di selatan ekuator termasuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara mendapatkan pengaruh dampak penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibandingkan wilayah lainnya.

Pemanasan sinar matahari cukup optimal pada pagi, menjelang siang dan pada siang hari.

Baca Juga: Awas Kemarau Kering Dampak El Nino, BMKG Imbau Hemat Air

Namun demikian, lanjut Guswanto, fenomena astronomis ini tidak berdiri sendiri. Ada faktor-faktor lain, seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara memiliki dampak yang lebih besar juga terhadap kondisi suhu terik di suatu wilayah.

Kapan Berakhir?
"Kondisi fenomena panas terik ini diprediksikan masih dapat berlangsung dalam periode oktober ini, mengingat kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari," terang Guswanto.

Lebih lanjut Guswanto mengatakan, pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktifitas di luar ruangan pada siang hari.

Baca Juga: Fenomena Unik Waduk Gajah Mungkur saat Kemarau, Ada Penampakan Makam Kuno

"Supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya," pungkas Guswanto.***

Editor: Abednego Afriadi

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah