KARANGANYARNEWS - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mendorong kawasan wisata Candi Borobudur di Jawa Tengah dikembangkan menggunakan konsep green tourism yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Demikian disampaikan Menparekraf, Sabtu (4/6/2022) saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur.
Berikut 8 hal terkait Green Tourism yang diterapkan di Kawasan Borobudur serta destinasi lain, untuk terwujudnya World Green Destination atau World Sustainable Destination di Indonesia, seperti dilansir dari Siaran Pers Kemenparekraf.
1. Green Tourism Buka Peluang
Diterapkannya Green Tourism di kawasan ini diharapkan dapat membuka peluang usaha, lapangan kerja, serta membangkitkan ekonomi.
2. Berbasis Listrik
Kendaraan pariwisata berbasis listrik akan digunakan sebagai moda transportasi yang merupakan penghubung menuju titik-titik utama pariwisata, hingga penataan kawasan Candi Borobudur.
3. Berkeliling Desa Wisata
Wisatawan dapat berkeliling kawasan Borobudur serta desa-desa wisata di sekitarnya, menggunakan layanan kendaraan listrik ramah lingkungan, yang telah diresmikan Menparekraf pada Mei 2022.
4. Destinasi Super Prioritas
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu, mengatakan bahwa kawasan Borobudur merupakan salah satu Destinasi Super Prioritas yang diharapkan mampu menjadi champion dalam mengimplementasikan kendaraan umum berbasis listrik.
5. Bersih dari Mobil Fosil
Penyediaan kendaraan pariwisata berbasis listrik dan SPKLU di destinasi termasuk kawasan Borobudur, diharapkan Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, akan membuat kawasan Borobudur bersih dari mobil fosil, sehingga menjadi kawasan hijau.
6. Rampung Tahun 2024
Semua penataan Borobudur dijadwalkan selesai pada 2024, dengan anggaran yang diperintahkan Presiden yakni Rp 6,8 triliun, termasuk anggaran untuk membereskan masalah tanah, masalah penempatan dibereskan, dan masalah lampu kabel yang tidak lagi di atas.
7. Lima Destinasi Super
Secara bertahap kendaraan pariwisata berbasis listrik juga akan diterapkan di semua destinasi wisata utama, Indonesia mulai dari 5 destinasi super prioritas hingga destinasi-destinasi utama lain di seluruh Indonesia, meliputi bandara, hotel, serta atraksi wisata.
8. Butuh Kolaborasi
Untuk mewujudkan impian ini, diakui Vinsensius dibutuhkan kolaborasi erat serta sinergi antar pemangku kepentingan, yakni pemerintah pusat, daerah, badan usaha, dan pihak swasta, terutama industri Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) di Indonesia. ***