Salah Persepsi Moderasi Beragama: Moderat, Dianggap Liberal

- 13 Oktober 2023, 17:15 WIB
Wakil Menteri Agama RI Saiful Rahmat Dasuki berbincang santai dengan Fungsionaris Satupena Jawa Tengah Gunawan Trihantoro dan Kepala Kanwil Kemenag Jateng Musta'in Ahmad saat rehat di Resto Hotel Polos, Rembang
Wakil Menteri Agama RI Saiful Rahmat Dasuki berbincang santai dengan Fungsionaris Satupena Jawa Tengah Gunawan Trihantoro dan Kepala Kanwil Kemenag Jateng Musta'in Ahmad saat rehat di Resto Hotel Polos, Rembang /Foto: Dok. Satupena Jateng/

KARANGANYARNEWS - Salah paham tentang moderasi beragama, masih sering terjadi di tengah masyarakat. Diantaranya, , ada yang beranggapan seseorang yang bersikap moderat dalam beragama justru dianggap tidak serius dalam beragama, tidak teguh pendiriannys, bahkan sering juga dianggap sebagai liberal.

 

Hal itu dikemukakan Fungsionaris Satupena Jawa Tengah Gunawan Trihantoro, dalam pertemunnya dengan  Kepala Kanwil Kementerian Agama Jawa Tengah Musta'in Ahmad dan Wakil Menteri Agama  Saiful Rahmat Dasuki di Hotel Polos, Rembang, Senin, 9 Oktober 2023.

Pertemuan informal ini banyak membahas kerja sama tentang strategi dan upaya pemahaman program moderasi beragama. Menurut Gunawan, Satupena Jawa Tengah sebagai mitra Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah,  ingin berpartisipasi ikut melakukan sosialisasi dan edukasi tentang moderasi beragama.

 Baca Juga: Meriahkan Sarasehan Kebangsaan, Puisi Moderasi Beragama Bergema Lagi di Vihara Tanah Putih

Sebelumnya, melalui penerbitan antologi puisi moderasi beragama. Kini,  Satupena memiliki inisiatif untuk menggarap buku moderasi beragama dalam perspektif tokoh lintas agama.

 "Satupena Jawa Tengah juga ingin menyasar generasi milenial agar mereka paham moderasi beragama. Selain dengan penulisan buku, juga pemanfaatan ruang publik untuk pertukaran ide dan gagasan di kalangan generasi milineal," katanya.

2 Strategi Penguatan Kerukunan

Gunawan menuturkan, Satupena Jawa Tengah senang sekali dapat bekerja sama dengan  Kanwil Kemenag Jawa Tengah. Karena penguatan moderasi beragama tidak cukup dilakukan secara personal oleh individu dan komunitas kecil, namun juga harus dilakukan secara sistematis dan terencana secara kelembagaan.

Baca Juga: Tata Cara Salat Istisqa’: Memohon Turun Hujan dan Kebakaran Gunung Lawu Padam

Dalam acara yang sama Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah Musta'in Ahmad memberikan tanggapan baik dan positif apa yang menjadi kegelisahan Satupena Jateng. Titik beratnya, pada persoalan kerukunan yang belum terjalin, baik di tengah umat Islam maupun lintas agama.

 Musta'in Ahmad menyampaikan, setidaknya ada dua strategi penguatan kerukunan Jawa Tengah yang harus digalakkan. Pertama, kalembagaan partisipasi warga yang dibentuk sampai tingkat desa.

Adapun bentuk kelembagaan bisa berupa pendirian Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) atau juga dengan menyisipkan FKUB di struktural daerah sampai desa yang sudah terbentuk.

Baca Juga: Kebakaran Gunung Lawu Kian Meluas, DMI dan Islamic Center Karanganyar Gelar Salat Istisqa’

Kedua, lanjut Musta'in, peningkatan partisipasi warga dengan cara menumbuhkan dialog-dialog natural, sehingga memunculkan metode resolusi konflik.

"Gerakan ini tentu membutuhkan peran para penyuluh untuk lebih aktif bergerak ke lapangan. Bukan hanya diam  di dalam kantor saja," jelasnya.***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x