Terima Rp 2,7 M, Warga Terdampak Tol Solo-Jogja Bingung Cari Rumah Baru

5 Februari 2022, 21:08 WIB
Warga terdampak proyek jalan tol Solo-Jogja membongkar rumahnya /DOK SPS/

KARANGANYARNEWS - Tingginya ganti rugi proyek jalan tol Solo-Jogja, disebutkan sejumlah warga terdampak justru memunculkan permasalahan pelik menuntut segera diselesaikan.

Inilah yang belakangan dipusingkan sejumlah warga penerima ganti rugi jalan tol Solo-Jogja di Desa Gatak, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Kepada awak media, mereka mengungkapkan rumahnya harus segera dibongkar, bahkan sebagian telah dibongkar namun masih kebingungan mencari tempat hunian baru.

Baca Juga: Umbul Ponggok Klaten; Wouw, Baby Margaretha dan Irfan Hakim pun Terpikat Sensasinya

Pembongkaran rumah yang terkena proyek nasional ini, sudah berlangsung sejak dua minggu lalu. Tepatnya, semenjak mereka menerima uang ganti rugi dari pelaksana proyek jalan tol Solo-Jogja.

Dijelaskan juga, pihak pelaksana proyek memberikan tenggang waktu dua bulan untuk merobohkan rumah mereka masing-masing. Barang-barang yang dirasa masih bisa dipakai, boleh dimanfaatkan si empunya rumah.

Nanik Susanti, warga Desa Gatak, Kecamatan Ngawen, mengaku tanah pekaranganya yang terdampak proyek jalan tol Solo-Jogja sekitar 1000 m2.

Baca Juga: Astana Giri Bangun Pernah Diisukan Berlapis Emas, Inlah 9 Fakta Makam Presiden Soeharto

Di atas tanah miliknya, disebutkan berdiri rumah 390 m2. Perempuan yang akrap disapa Nanik ini, terpaksa membongkar seluruh bangunan tempat tinggal berdinding tembok yang telah berdiri dan dihuni sejak puluhan tahun lalu.

“Karena tak mampu membongkar sendiri, terpaksa saya membayar tenaga untuk membongkarnya,” terang warga Desa Gatak yang mengaku menerima ganti rugi Rp 2,7 miliar tadi, Sabtu 05 Pebruari 2022.

Sebagaimana sebagian besar warga Desa Gatak yang terdampak proyek jalan tol, Nanik juga mengaku masih kesulitan mencari tempat tinggal baru. Dia inginkan,  hunian barunya tetap masih dekat dengan kampung halamannya.

Baca Juga: Rica Menthok Alaska; Uwiiiih, Pedas Gurih Rempahnya Nendang Bingit

Namun demikian, harga tanah di dekat tempat tinggalnya yang tergusur proyek jalan tol Solo-Jogja harganya telah membubung tinggi.

“Inginnya, saya mencari tanah untuk tempat tinggal di desa ini juga. Saya tetap ingin hidup di desa sini, tapi harga tanah di sini per meternya sudah mencapai Rp1,5 juta,” terang dia.

Nanik ceritakan, saat ini kehidupanya bagai orang mengungsi. Betapa tidak, tidur disamping tumpukan kayu pembongkaran rumah, dan batas waktu meninggalkan tempat tinggalnya yang terkena proyek kian habis.

Baca Juga: Weton Sabtu Pahing; Gagal Berkarir, Ini Jurus Jitu Pemutus Penjeratnya

“Lebih menyedihkan lagi, hingga sekarang juga belum dapat lahan untuk mendirikan rumah yang baru,” keluh Nanik. 

Sementara sumber lain yang dihimpun menyebutkan, tercatat terdapat  4.071 bidang tanah di Kabupaten Klaten yang terdampak jalan tol Solo-Jogja. Keseluruan luasnya, mencapai 3.728.114 meter persegi.

Lahan itu tersebar tersebar di 50 desa, 11 kecamatan. Masing-masing Kecamatan  Polanharjo, Delanggu, Ceper, Karanganom, Ngawen, Karangnongko, Klaten Utara, Kebonarum, Jogonalan, Manisrenggo, dan Prambanan.

Baca Juga: Miris, 84 Perempuan Jateng Jadi Korban Kekerasan Seks, Ganjar; Saya Siap Pasang Badan

Nantinya, ada tiga exit tol Solo-Jogja di Klaten. Masing-masing exit tol Kanganom di Kuncen, Kecamatan Ceper; exit tol kota di Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen; dan exit tol Prambanan di Jogonalan.

Diperoleh keterangan juga, akan ada dua rest area jalan tol Solo-Jogja yang melewati Kabupaten Klaten, masing-masing di Manjungan, Ngawen dan Demakijo-Jagalan, Karangnongko. ***

 

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler