Wuih..!! Wanita Asal Sukoharjo Ini Bisa Menghilang, Usai Menolong Anak Mahluk Wewe Gombel

- 30 April 2022, 21:05 WIB
Ilustrasi mahluk halus jenis Wewe Gombel
Ilustrasi mahluk halus jenis Wewe Gombel /Pixabay/

KARANGANYARNEWS - Karena menolong seorang anak mahluk halus jenis wewe gombel yang terluka, Winarsih (nama samaran) diberi imbalan sebuah benda yang bisa membuatnya menghilang.

Warga Jatiteken, Kabupaten Sukoharjo, ini sendiri tak pernah berpikir kalau dia harus berurusan dengan mahluk halus.

Pasalnya tidak pernah ada keinginan dalam hatinya untuk bisa melihat, apalagi sampai berhubungan dengan mahluk dari alam lain itu.

Namun takdir sepertinya berkehendak lain. Perjalanan hidup wanita 60 tahunan yang sehari-hari bekerja sebagai penjual sayur keliling itu, memang penuh dengan liku-liku.

Terlahir dari keluarga tak mampu, Winarsih sejak kecil sudah terbiasa dengan hidup serba kekurangan. Sehingga tidak heran kalau sejak pagi buta, dia dan kedua orang tuanya sudah harus keluar masuk kebun untuk mencari daun-daun yang bisa dijual di pasar.

Baca Juga: Saat 3 Tokoh Pemimpin Muda Kota Solo Bersatu di Acara Solo Menari 2022

Winarsih sendiri adalah anak pertama dari empat bersaudara. Dan sebagai anak pertama, tentu dia merasa ikut peduli dengan kondisi ekonomi keluarganya.

Maka demi bisa terus menyambung hidup, diapun harus rela sekolah hanya sampai bangku kelas 4 sekolah dasar.

Melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi memang dirasa sangat sulit saat itu. Sebab terkadang untuk makan sehari-hari saja keluarganya harus kerja keras banting tulang, pergi pagi pulang malam, untuk berjualan di pasar.

Karena itulah, Winarsih memilih untuk melepaskan cita-citanya dan tidak meneruskan sekolah, demi bisa membantu kedua orang tuanya, serta membuat adik-adiknya bisa tetap bersekolah.

Sebuah pengorbanan yang sangat besar bagi seorang Winarsih. Namun dari pengorbanannya itulah, akhirnya dia mendapatkan sebuah pengalaman istimewa yang belum tentu akan dialami oleh kebanyakan orang.

Baca Juga: Jadi Pasien Pertama Instalasi Rehabilitasi Medis RSUD Wonogiri, Narno Terima Bantuan Tangan Palsu

Di mana dia bisa berhubungan dengan sosok mahluk halus dari jenis wewe gombel.

Ya, kebiasaannya yang sudah blusukan ke kebun saat selepas subuh untuk mencari daun jati serta daun untuk lalapan, akhirnya mengantarnya pada sebuah tempat yang ternyata merupakan sarang dari mahluk wewe pada sekitar awal tahun 1980 an.

Tempat itu berada di sekitar bantaran Bengawan Solo, dan banyak ditumbuhi semak-semak.

“Saat itu saya mendengar ada suara anak kecil yang menangis. Saya pun segera mencoba mendatangi arah suara itu. Dan ternyata benar. Di bawah sebuah pohon sukun saya lihat ada anak laki-laki yang usianya sekitar 4 atau 5 tahun tampak duduk bersandar di pohon sambil menangis. Tanpa ada rasa curiga sedikitpun, saya langsung menuju ke arahnya. Begitu saya dekati, tangisnyapun berhenti. Diapun lantas menatap saya dengan tajam. Bahkan saat saya tanya pun dia tetap diam sambil terus menatap. Sampai akhirnmya saya berinisiatif memberinya minum teh hangat, dari bekal yang saya bawa. Dan diapun mau meminumnya,” kenang Winarsih.

Usai minum teh pemberiannya, anak kecil itu kemudian bangkit dan menunjukkan pergelangan kakinya yang tampak bengkok.

Baca Juga: Anti Banjir, Ini Beberapa Tempat Keramat yang Diyakini Mampu Menahan Amukan Bengawan Solo

Saat ditanya kenapa kakinya sampai seperi itu, anak kecil itu menjawab kalau dia baru saja jatuh karena terperosok ke dalam lubang.

“Saat itu saya sudah remaja. Mungkin sudah 17 tahunan. Makanya saya merasa iba saat melihat anak itu menangis. Tapi yang sempat membuat saya heran, bagaimana mungkin subuh-subuh seperti itu ada anak bermain di kebun sendirian. Makanya saya terus saja bertanya siapa dirinya. Namun anak itu menjawabnya cuma sepatah-sepatah saja, sambil sesekali menunjukkan gerakan tertentu,” sambungnya.

Melihat pergelangan kaki anak itu yang tampak bengkok, Winarsih pun mencoba untuk memegangnya sembari berusaha memijatnya.

Namun sebuah keanehan dirasakan wanita itu. Saat memegang kaki anak tersebut, Winarsih merasakan kalau tubuh bocah tersebut terasa dingin dan sangat halus.

Dan keanehan semakin dirasakannya, manakala dia berusaha untuk meluruskan pergelangan kaki anak itu, pergelangan kaki tersebut seperti tanpa tulang. Sehingga dengan mudah bisa kembali ke posisi semula.

Baca Juga: Antisipasi Serangan Pencuri Saat Mudik. Begini Bacaan Doa dan Langkah yang Perlu Dilakukan

Begitu kakinya sudah kembali seperti semula, dan Winarsih hendak mengantarnya pulang, tiba-tiba dia dikejutkan oleh kehadiran sesosok perempuan yang berdiri di belakangnya.

Wajah perempuan itu cantik, tapi terlihat dingin sehingga tampak menyeramkan. Apalagi rambutnya yang panjang, dibiarkan terurai tak beraturan. Sehingga mirip orang gila atau gelandangan.

Dia kemudian memperkenalkan diri sebagai ibu dari anak kecil yang ditong Winarsih.

Kemunculan perempuan misterius itu, sesaat cukup menjawab pertanyaan siapa sosok anak kecil itu, hingga di pagi buta sudah keluyuran sendiri.

Winarsih menduga bahwa ibu dan anak itu memang keluarga gelandangan. Karena itulah, dia tak lagi curiga dengan sosok keduanya yang dianggap misterius.

“Setelah berbicang-bincang sebentar, perempuan itu lantas berpamitan dan mengajak anaknya pergi. Tapi sebelum pergi, dia memberikan sebuah bungkusan daun pisang kering kepada saya. Saya sempat menolak, tapi perempuan itu bilang kalau memang tidak suka, buang saja ke Bengawan Solo. Akhirnya saya pun menerimanya sambil bertanya-tanya dalam hati, apa isi bungkusan itu. Namun belum hilang rasa penasaran saya yang terus mengamati bungkusan itu, tiba-tiba saya dibuat terkejut karena ternyata ibu dan anak itu sudah hilang. Padahal sepertinya tidak mungkin kalau mereka berjalan secepat itu,” ungkap Winarsih.

Baca Juga: BPBD Berikan Tips Mudik Paten Agar Rumah Aman. Apa Itu Mudik Paten..?

Lenyapnya bayangan ibu dan anak misterius itu, semakin membuat Winarsih penasaran dengan bungkusan yang diterimanya.

Diapun lantas membukanya, yang ternyata di dalamnya berisi sebuah guci kecil. Namun anehnya, berbeda dengan guci pada umumnya, benda pemberian wanita misterius itu buntu tanpa lubang sedikitpun.

Cukup lama Winarsih mengamati benda itu. Dibolak baliknya benda yang seperti terbuat dari tulang itu. Sampai akhirnya dia membungkusnya kembali dengan daun pisang kering seperti semula.

Dan karena hari sudah mulai terang, diapun langsung berangkat ke Pasar Bekonang, di mana kedua orang tuanya sudah menunggu untuk berjualan.

Beberapa ikat daun singkong serta daun jati dibawa Winarsih ke pasar, dengan mengendarai sebuah sepeda tua milik ibunya.

Namun sebuah keanehan terjadi saat Winarsih dalam perjalanan menuju ke pasar. Saat sampai di ruas jalan Plumbon, ada sebuah mobil yang melaju kencang dan mencoba mendahului mobil lain di depannya.

Baca Juga: Catat dan Renunghayati, Anakmu Bukanlah Milikmu

Dan tiba-tiba saja mobil itu langsung nyelonong menuju ke arahnya. Winarsih kaget bukan kepalang, karena mobil itu sepertinya tidak mengurangi kecepatannya.

Begitu kencangnya laju mobil, membuat Winarsih tak mampu lagi menghindar. Hingga akhirnya moncong mobil itu benar-benar menghajar sepeda yang dikendarainya.

Di saat Winarsih sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi, dalam posisi jatuh terduduk karena berusaha menghindar, anehnya ternyata dia tidak mengalami luka sedikitpun. Padahal mobil itu jelas-jelas menghajar dia dan sepedanya.

Winarsih sangat heran dengan apa yang terjadi. Apalagi orang-orang di sekitarnya juga tampak cuek, seperti tidak terjadi apa-apa.

Padahal saat itu jelas-jelas dia tertabrak hingga jatuh. Karena itulah diapun segera bangkit untuk meneruskan perjalanan.

Sesampai di Pasar Bekonang, keanehan kembali terjadi. Saat Winarsih menyerahkan daun-daun yang berhasil didapatkannya, kedua orang tuanya justru terlihat sangat cuek, seperti tidak pernah melihat dirinya.

Baca Juga: Hantu Jahil Jembatan Gantung Sukoharjo; Wouw, Kisah Mistisnya Serem

Bahkan saat Winarsih berusaha memanggilnya, mereka berdua tetap diam seperti tidak mendengar apapun.

“Yang lebih aneh lagi, saat ada pembeli yang datang, mereka dengan santainya menabrak tubuh saya, seperti tidak melihat apa-apa. Bahkan beberapa orang yang lewat di dekat saya, juga selalu menabrak saya, seolah tidak melihat keberadaan saya. Sampai-sampai karena penasaran, saya mencoba berdiri di tengah jalan. Ternyata para pengunjung pasar yang lewat bergantian menabrak saya hingga jatuh. Tapi anehnya, saya tidak merasa sakit sedikitpun,” kenang wanita yang sudah dikaruniai lima orang anak dan enam orang cucu ini.

Dari apa yang dialaminya itulah, terbersit pikiran, bahwa kemungkinan semua yang terjadi adalah akibat dari benda misterius yang dibawanya. Yang mana bisa membuatnya menghilang.

Karena itulah dia sempat berpikir bahwa benda itu bisa memungkinkannya untuk melakukan tindak kejahatan, tanpa diketahui orang lain. Yang tentunya bisa memperbaiki kondisi perekonomian keluarganya.

Cukup lama Winarsih termenung menatap benda pemberian sosok misterius yang ditemuinya. Ada kebimbangan dalam hainya terkait benda itu.

Namun pada akhirnya dia memutuskan untuk membuang benda itu. Karena baginya rejeki yang terbaik adalah yang halal. Karena hal itulah yang bisa membawa kebahagiaan.

Baca Juga: Lintasi Pansela Jawa, Mampir Incipi 15 Kuliner Purworejo

“Dalam perjalanan pulang dari pasar, saya kemudian membuang benda itu di Bengawan Solo di sekitar Jembatan Mojo. Dan anehnya saat itu tiba-tiba banyak orang yang melihat ke arah saya. Yang lebih mengherankan, rata-rata mereka bertanya saya siapa, kok tiba-tiba muncul. Dari situlah kemudian saya semakin yakin kalau benda pemberian wanita misterius itu, bisa membuat saya menghilang. Dan saya juga yakin kalau wanita dan anaknya itu adalah mahluk dari alam lain,” jelas Winarsih.

Karena penasaran dengan apa yang dialaminya, Winarsih kemudian mencoba menanyakannya pada kakeknya.

Sang kakek yang kebetulan cukup paham dengan hal-hal yang bersifat supranatural, kemudian menjelaskan bahwa sosok wanita misterius yang ditemuinya adalah sosok wewe dan anaknya. Dan karena Winarsih telah menolong anaknya, maka dia kemudian memberikan hadiah.

Winarsih sempat terkejut mendengar penjelasan kakeknya. Karena itulah, dia merasa bersyukur karena telah membuang benda misterius itu. Yang konon meski bisa membuatnya menghilang, suatu saat akan meminta tumbal.

Namun akibat dari peristiwa itu, sebuah perubahan dirasakan Winarsih dalam dirinya. Dia merasa menjadi begitu peka dengan hal-hal yang bersifat irrasional di sekitarnya, termasuk bisa melihat penampakan-penampakan mahluk halus. Padahal sebelumnya dia tidak bisa melakukannya.

“Dulu pada awalnya saya sempat takut dan merasa terganggu. Tapi lama-lama jadi terbiasa. Bahkan tak jarang saya berbincang-bincang dengan mereka saat sedang sendirian. Ya itung-itung buat teman ngobrol saat kesepian hehe..,” pungkasnya sambil tersenyum.***

Editor: Langgeng Widodo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x