Ternyata Ini Alasan Memilih Sendang Keramat sebagai Tempat Padusan

29 Maret 2022, 20:39 WIB
Warga Kotagede melakukan padusan di Sendang Seliran yang berada di dalam komplek makam Kotagede /Klasik Herlambang/Karanganyar News

KARANGANYARNEWS - Dalam menjalankan prosesi padusan, masyarakat kerap memilih tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat.

Energi positip yang terpancar dari tempat-tempat tersebut, diyakini mampu membuka aura, yang memudahkan kita dalam menyerap berkah di bulan Ramadan.

Padusan sendiri memang menjadi tradisi khas bagi umat Islam setiap menjelang datangnya bulan Ramadan.

Tidak hanya di pulau Jawa, di beberapa tempat lain tradisi serupa juga kerap dilakukan. Semua tak lepas dari tujuan utamanya untuk bersuci, sebelum pelaksanaan ibadah puasa keesokan harinya.

Meski pada dasarnya prosesi padusan bisa dilakukan di mana saja, namun ada kepercayaan di masyarakat, bahwa tradisi ini akan lebih afdol bila dilakukan di sumber-sumber air keramat.

Baca Juga: Ritual Padusan, Antara Tradisi Pembersihan Diri dan Penyerapan Berkah

Sebab dari tempat-tempat khusus tersebut, ada berkah tersendiri yang bisa diperoleh selain berupa kebersihan jiwa dan raga.

Padusan berasal dari kata adus atau mandi dalam bahasa Jawa. Imbuhan Pa di depan kata adus membuat kata padusan bisa dimaknai sebagai tempat untuk adus atau mandi.

Namun dalam konteks tradisi, kata padusan dimaknai sebagai aktifitas mandi yang dilakukan secara bersama-sama dalam satu waktu tertentu.

Dan sebagaimana arti padusan yang berarti tempat untuk mandi, maka dalam hal ini tempat mandi yang dimaksud bukanlah tempat mandi yang biasa.

Baca Juga: Ada Ruangan Unik di Satpas Polres Wonogiri yang Baru. Ruang Apakah Itu..?

Tentu ada sesuatu yang membuat tempat-tempat tersebut berbeda dengan tempat yang lain.

“Jangankan untuk dipakai sebagai tempat ritual. Untuk membuat sumur saja, masyarakat jaman dulu itu selalu pakai hitung-hitungan. Tujuannya tak lain agar air sumur yang didapatkan benar-benar berkualitas. Pun demikian dengan sebuah patirtan. Dengan perhitungan yang matang dan jeli, maka akan diperoleh sebuah patirtan yang banyak memancarkan energi positip. Sehingga sangat baik bila dipakai sebagai tempat ritual,” jelas budayawan KRHT. Kresna Handayaningrat seperti dikutip dari Majalah LIBERTY edisi April 2009.

Karena itulah sampai sekarang tempat-tempat seperti itu masih saja banyak dikunjungi masyarakat.

Ada keyakinan bahwa energi positip yang terpancar dari tempat itu bisa meningkatkan kualitas hidup. Dan hal ini bukan omong kosong. Banyak kasus yang bisa membuktikan kebenaran hal itu.

Di antaranya banyaknya orang yang selalu berusaha mengambil air-air itu untuk mengobati berbagai penyakit ataupun media ritual.

Di pulau Jawa, ada banyak tempat yang menjadi langganan di tiap acara padusan, dan banyak di antaranya berada di wilayah Jawa Tengah.

Baca Juga: Berharap Restu Leluhur Melalui Tradisi Sadranan di Bulan Ruwah

Begitu kuatnya masyarakat di wilayah ini dalam mempertahankan tradisi warisan leluhur, membuat tradisi padusan di wilayah ini tetap terpelihara dengan baik.

Sehingga di tiap datangnya saat-saat itu, mereka yang merantau ke daerah lain akan menyempatkan diri pulang, untuk mengikuti prosesi ini.

Selain bisa meningkatkan kesiapan mental dan fisik di bulan puasa, mereka meyakini bahwa dengan mengikuti prosesi ini akan bisa membuka pintu rejeki mereka. Sehingga berkah akan senantiasa terlimpahkan.

Umbul atau sumber air di wilayah-wilayah Kabupaten Klaten dan Boyolali adalah tempat-tempat favorit para pelaku tradisi padusan.

Dan banyaknya tempat-tempat keramat yang berupa patirtan ataupun sendang, sangat mendukung terselenggaranya kegiatan ini.

“Kalau di Klaten tempat yang paling terkenal adalah di Umbul Cokro Tulung, lalu Umbul Ponggok, dan Umbul Jolotundo. Ada pula Sendang Sinongko dan yang lainnya. Sedangkan di wilayah Boyolali tentu tak lepas dari kawasan Pengging, yang di situ banyak terdapat umbul. Namun satu hal yang pasti, tempat-tempat yang saya sebutkan itu kesemuanya memiliki background sejarah yang jelas, yang menunjukkan kalau tempat-tempat tersebut tidak dip[ilih secara sembarangan oleh pembuatnya,” ungkap Kresna.

Baca Juga: Diyakini Ampuh Wujudkan Harapan, Berikut Macam-macam Ritual Telanjang dan Tempat Melakukannya

Sosok Sinuhun Paku Buwono (PB) X dipandang sebagai sosok yang paling berperan dalam terciptanya tempat-tempat tersebut.

Sebab dari beberapa tempat yang biasa dipakai sebagai tempat padusan, sebagian besar adalah buatan serta petilasan PB X.

PB X adalah raja yang membawa Keraton Surakarta Hadiningrat mencapai masa keemasan dan mengalami kemajuan luar biasa.

Berbagai sarana penting dibangun di masa raja ini, dan sampai sekarang masih bisa dilihat buktinya. Termasuk beberapa patirtan yang berada di wilayah Klaten dan Boyolali, yang menjadi wilayah kekuasaannya.

Dan agaknya keyakinan masyarakat yang mengistimewakan tempat-tempat tersebut tak lepas dari kharisma sosok PB X.

Sehingga ada keyakinan dengan mengikuti apa yang pernah dilakukan sang raja, yaitu ritual mandi di tempat-tempat buatannya, maka dia akan bisa mendapatkan berkah tersendiri. Yang bisa membuat kehidupannya menjadi lebih baik. ***

Editor: Langgeng Widodo

Tags

Terkini

Terpopuler