Usia Muda Juga Rentan Serangan Jantung, Ini Jurus Pencegahan Ala Dewi Hapsari

- 19 September 2022, 12:05 WIB
dr. Dewi Hapsari, S.  Sp JP. FIHA menjadi nara sumber dalam Kajian Umum MUI Kabupaten Klaten, di Masjid Agung Al-Aqsha Minggu, 18 September 2022
dr. Dewi Hapsari, S. Sp JP. FIHA menjadi nara sumber dalam Kajian Umum MUI Kabupaten Klaten, di Masjid Agung Al-Aqsha Minggu, 18 September 2022 /Foto Dok Moch Isnaeni/

KARANGANYARNEWS - Jantung merupakan organ vital, penting dan esensial. Fungsinya memengaruhi hampir seluruh organ tubuh yang lain.

"Jika kita mempunyai permasalahan pada jantung, kelangsungan hidup kita juga akan terancam. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan jantung untuk hidup yang lebih berkualitas.

Demikian dikatakan dr. Dewi Hapsari, S.  Sp JP. FIHA saat menjadi nara sumber pada 'Kajian Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Klaten, di Masjid Agung Al-Aqsha Klaten Minggu, 18 September 2022.

Baca Juga: Apple Cheeks, Bahasa Gaul Dibalik Pesona Senyum Menawan Sang Idola

Dewi Hapsari  memaparkan, kajian Framingham Heart Study (FHS) menunjukkan penyakit serangan jantung ini sering terjadi pada manusia lanjut usia atau Manula.

“Salah satu studi paling besar yaitu framingham yang mengjelaskan laki-laki berusia di atas 45 tahun atau perempuan terutama setelah menopause,  meningkatkan risiko adanya kejadian kardiovaskular,” terangnya.

Namun demikian, Dewi Hapsari menegaskan kepada audien, saat ini terdapat tren shifting penyakit jantung dpada mereka yang berusia lebih muda.

Baca Juga: 7 Cara Melancarkan Haid: Alami Mudah Dijalani, Salah Satunya Hubungan Seks

“Jangan lupa sekarang ada yang namanya shifting, trennya mengarah kepada usia yang lebih muda. Dengan teknologi dan fasilitas yang mempermudah dalam kehidupan, kalau lapar di malam hari inginnya kita  sesuatu yang manis," tambahnya.

Dijelaskan, penggunaan aplikasi makanan pesan antar meningkatkan peran penyakit kardiovaskular. Ddalam hal  ini, spesifiknya penyakit jantung di usia yang lebih muda.

Untuk menjaga kesehatan jantung pada diri kita, menurut Dewi Hapsari setiap orang dapat melakukan dengan mengenali diri sendiri terlebih dahulu.

Baca Juga: 7 Jurus Dewa Memperkuat, Mempererat dan Medongkrak Romantisme Ikatan Cinta

“Terkait usia tidak bisa dikontrol, karena secara fisiologis manusia semakin tua. Oleh karena itu, kita harus mengenali adakah faktor-faktor risiko lainnya selain usia," kata Dewi Hapsari.

Kemungkinan lainnya, dikarenakan ada riwayat tensi dan gulanya lumayan tinggi. Kemungkinan lainnya kareno perokok, riwayat orang tuanya yang mempunyai sakit jantung atau riwayat penyakit lain seperti syaraf dan kolestrol.

Dia jelaskan, denyut nadi usia dewasa muda yang normal  70-100. Beberapa literatur menyebutkan 60-100, menggunakan smart watch adalah cara mudah untuk mengetahui denyut jantung.

Baca Juga: Gara-gara Masalah Keluarga, Wanita Ini Nekat Jemput Suami saat Main Bola

“Pada usia muda, kalau ada keluhan secara kardiovaskular seperti sesak nafas, nyeri dada, dan nafas tidak nyaman jangan ragu untuk ke dokter terdekat. Baik dokter jantung atau dokter penyakit dalam, untuk memastikan ada masalah atau tidak,” tuturnya.

Cara lain menjaga kesehatan jantung, menurut Dewi Hapsari dengan berolahraga aerobik. Panduannya yang sering dibaca, adalah Europian Society of Cardiologist.

Untuk usia dewasa muda yang sehat, disarankan berolahraga yang baik aerobik dengan intensitas sedang, kira-kira 150 menit seminggu terbagi menjadi beberapa sesi.

Baca Juga: Sakit Hati Terbakar Api Cemburu, Istri Siri Tega Memotong Alat Vital Suami

Disebutkan 30 menit sehari, minimal 5 kali seminggu. Aerobik secara sederhana, menurutnya olahraga yang menggerakan banyak otot. Diantaranya joging, bersepeda, senam dan menari.

"Orang yang yang rutin berolahraga bisa memiliki risiko rendah menderita penyakit jantung antara 14-50%,” terang  Dewi Hapsari menutup paparannya. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x