Tanah dan Air Pertapaan Bancolono Menyatu di IKN, Inilah Misteri dan Historisnya

- 14 Maret 2022, 20:05 WIB
Pertapaan Bancolono Gunung Lawu, tempat penggambilan tanah dan air yang dibawa Gubernur Ganjar Pranowo ke acara penyatuan tanah dan air se Indonesia di Ibu Kota  Negara Indonesia (IKN), Nusantara
Pertapaan Bancolono Gunung Lawu, tempat penggambilan tanah dan air yang dibawa Gubernur Ganjar Pranowo ke acara penyatuan tanah dan air se Indonesia di Ibu Kota Negara Indonesia (IKN), Nusantara /Instagram Agl/

"Air dan tanah yang diminta presiden sudah saya bawa. Dari mana air dan tanah itu saya ambil, ya rahasia," canda Ganjar Pranowo saat ditanya awak media, begitu dia tiba di Balikpapan, Minggu 13 Maret 2022.

Meski merahasiakan lokasi pengambilan air dan tanah yang dibawanya, Gubernur Jawa Tengah mengisaratkan dua ‘bekalnya’ tadi diambil dari gunung yang diyakini menjadi ‘pusering jagad’, titik tengah dunia.

Baca Juga: Jokowi akan Berkemah di IKN, Paspampres Antisipasi Risiko Covid-19 hingga Serangan Binatang Melata 

“Jauh sebelum pengambilan air dan tanah yang kami bawa ke Kalimantan Timur, sudah kami konsultasikan juga dengan sesepuh di Pulau Jawa,” terang dia tidak menyebutkan juga para sesepuh yang dia maksud.

Dari beberapa sumber yang dihimpun KaranganyarNews.com diketahui tempat pengambilan air dan tanah yang dibawa Gubernur Ganjar Pranowo, berlokasi di Pertapaan Bancolono Gunung Lawu.

Dihubungi secara terpisah, Ki Buyut Lawu motivator spiritual reliqius di lereng Gunung Lawu membenarkan pengambilan air dan tanah di Pertapaan Bancoloni Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.

Baca Juga: Soal Pembangunan IKN, Jokowi Sebut Tidak akan Meninggalkan Jakarta

Dijelaskan, Pertapaan Bancolono yang berketinggian 1.300 mdpl di lereng Gunung Lawu, sejak abad 11 Masehi lalu telah dijadikan tempat pertapaan para raja yang berkuasa di Pulau Jawa.

Di Pertapaan Bancolono, menurutnya terdapat dua sumber mata air yang hingga kini masih disakralkan dan dikeramatkan masyarakat.  Sendang Lanang, satunya lagi Sendang Wadon.

“Dalam keyakinan spiritual reliqius masyarakat Jawa kesakralan dan kekeramatan gunung tergantung seberapa banyak dan derasnya keberadaan sumber mata mata air,” terang Ki Buyut Lawu.

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x