Jenderal bintang lima ini, sebearnya berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata. Namun demikian, Soeharto yang terlahir di Kabupaten Wonogiri lebih memilih disemayamkan di Astana Giri Bangun.
Belakangan diketahui, alasan kenapa Presiden Soeharto jauh sebelum meninggal dunia berwasiat meminta dimakamkan di Astana Giri Bangun. Disebutkan, karena
kecintaannya pada sang istri, Ibu Tien Soeharto.
Baca Juga: Mas Djiwa, Raja Pura Mangkunegaran Dimakamkan di Astana Girilayu, Mateseh, Karanganyar
Dalam buku otobiografi, “Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”' yang diterbitkan tahun 1989, Presiden Kedua Republik Indonesia ini berpesan kelak jika ajal menjemputnya, meminta dimakamkan di Astana Giribangun.
Hal ini karena sang istri telah berpesan bahwa dirinya meminta untuk dimakamkan dimakam keluarga tersebut kelak jika meninggal.
"Ia (Ibu Tien) dengan Yayasan Mangadeg Surakarta sudah membangun makam keluarga di Mangadeg, tepatnya di Astana Giribangun. Masa saya harus pisah dengan istri saya. Dengan sendiri saya pun minta dimakamkan di Astana Giribangun," ujar Soerharto dalam buku otobiografinya tersebut di halaman 561.
Baca Juga: Jejak Raden Mas Said (1): Alap-alap Samber Nyawa, Putra Bangsawan yang Terbuang
Sementara sumber lainnya menyebutkan, jauh sebelum Ibu Negara Tien Soeharto puput usia, berhembus isu miring. Astana Giri Bangun yang kala itu dipersiapkan sebagai makam keluarga Presiden Soeharto, berhias emas murni.
"Omongan orang bahwa Astana Giri Bangun dihias dengan emas, itu omong kosong. Tidak benar, dilebih-lebihkan. Lihat sajalah sendiri," kata Soeharto kala iti, sebagaimana ditulis beberapa media.