Waspada! Hepatitis Akut Masuk Indonesia, Ini Gejala dan Cara Menyegahnya

5 Mei 2022, 15:54 WIB
Hepatitis akut. /Shutterstock

KARANGANYARENWS – Hepatitis akut misterius masuk Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat, terutama orang tua, untuk mewaspadai sejumlah gejala terhadap anak-anak.

Sebelumya, tiga pasien anak di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta diduga hepatitis akut meninggal dunia dalam rentang dua minggu terakhir hingga 30 April.

Diduga ketiga anak itu menderita hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Mereka mengalami gejala mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Baca Juga: Kabar Baik! Anak di Bawah 18 Tahun Boleh Mudik Tanpa Booster dan Tes Covid-19

Dikutip dari laman resmi Sehat Negeriku, Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyampaikan sampai saat ini penyebab hepatitis akut masih belum diketahui.  

Dia mengungkapkan Kemenkes masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus. Sementara Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyelidiki epidemiologi lebih lanjut.

“Kami mengimbau masyarakat berhati-hati, waspada, dan tenang. Kuncinya tetap mencuci tangan, memastikan makanan dalam kondisi bersih dan matang.

Baca Juga: Pelonggaran Aturan Covid-19, Shaf Shalat Kembali Dirapatkan

Jangan membiasakan bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit, dan harus taat protokol kesehatan,” jelas Nadia.

Menurut Nadia, ada beberapa gejala hepatitis akut yang harus diwaspadi terhadap anak-anak menyusul Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut.

Diketahui hepatitis akut sejak 15 April menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asi yang sampai kini belum diketahui penyebabnya.

Baca Juga: Terpapar Covid-19 Omicron? Ini 7 Rekomendasi Makanan Agar Cepat Sembuh

Nadia mengungkapkan Kemenkes sedang melakukan penguatan surveilans melalui lintas program melibatkan lintas sektor.

Langkah itu dilakukan agar dapat segera dilakukan tindakan jika ditemukan kasus sindrom jaundice akut maupun yang memiliki ciri-ciri seperti gejala hepatitis.

Sejumlah gejala tersebut, antara lain kuning, sakit perut, muntah-muntah, dan diare mendadak. Air seni berwarna teh tua, buang air besar pucat, kejang, dan mengalami penurunan kesadaran.

Baca Juga: Jangan Abaikan Flu Biasa, Kenali Ciri dan Cara Mencegah Penularan Omicron!

Gejala klinis teridentifikasi pada hepatitis akut adalah peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (penyakit kuning) akut.

Kemudian gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare, muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan gejala demam.

Hasil sejumlah pemeriksaan laboratorium di luar negeri tidak menemukan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E sebagai penyebab dari penyakit tersebut.

Baca Juga: Pasien Omicron Meninggal Meski Sudah Vaksin Lengkap, Ternyata Ini Penyebabnya

Sementara adenovirus terdeteksi pada 74 kasus di luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41.

Sedangkan SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, serta 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Adenovirus merupakan virus umum yang biasanya menyebabkan penyakit pernapasan atau pencernaan. Namun, WHO menyebut  kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya (acute hepatitis of unknown aetiology).

Dua dugaan awal yang ditemukan para pakar belakangan ini adalah adenovirus dan SARS-CoV-2. Sampai akhirnya muncul rumor hepatitis akut misterius yang ditemukan pada tiga pasien anak di Jakarta itu  terkait dampak dari vaksin COVID-19.***

Editor: Ken Maesa Pamenang

Sumber: sehatnegeriku.kemenkes.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler