Dalam acara yang sama, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, dalam suasana politik yang semakin hangat kerekatan barisan sebagai suatu bangsa harus dijaga.
Baca Juga: 3 Capres Berebut Suara Warga Muhammadiyah dan NU, Siapa Tertinggi Elektabilitasnya
Sebagaimana barisan 25.000 KOKAM yang berbaris dalam Apel Akbar yang rapi dan kokoh ini, sehingga meski suasana politik menghangat, tapi persatuan bangsa tetap kondusif.
“Rapatnya barisan KOKAM ini haruslah menjadi bagian rapatnya persatuan bangsa. Kita harus saling bekerja sama untuk kejayaan bangsa, kejayaan umat dan kesejahteraan kita semua. Dalam rangka menjaga persatuan, tentu kita harus memelihara keberagaman,” ungkap Abdul Mu’ti.
Guru Besar Bidang Pendidikan Islam ini menegaskan, sistem demokrasi yang dianut oleh Indonesia merupakan pilihan logis dan tidak bertentangan dengan paham keagamaan.
Baca Juga: 6 Kolam Renang di Ngargoyoso Karanganyar: Ikonik, Sekitar Candi Tererotis se Dunia, View Gunung Lawu
Selain itu, sistem demokrasi juga sudah digunakan oleh Indonesia dan akan digunakan kembali pada Pemilu 2024 mendatang. Dia berharap, Pemilu 2024 tanpa meninggalkan jejak buruk bagi bangsa dan negara ke depan.
Integritas Pemilu 2024
Sementara Panglima Tinggi KOKAM, Dzulfikar Ahmad Tawalla menegaskan pentingnya acara ini, dalam menjaga persatuan di tengah tantangan yang semakin kompleks, terlebih menjelang tahun politik 2024 yang sarat potensi perpecahan sesama anak-anak bangsa.