Seniman Abaikan Dokumentasi, Gunoto Saparie: Sulitkan Pemetaan, Periodisasi dan Penyusunan Sejarah Kesenian

29 Desember 2022, 18:05 WIB
Gunoto Saparie, Ketua Umum Dewan Kesenian yang juga Ketua Umum Satupena Jawa Tengah /Kolase Kustawa Esye/

KARANGANYARNEWS - Banyaknya seniman di Indonesia mengabaikan dokumentasi karya seni dan administrasinya, berdampak sulitnya pemetaan, periodisasi, dan penyusunan sejarah kesenian.

Para peneliti harus bersusah payah mengumpulkan data tentang kesenian. Beruntung, ada sejumlah dokumentator dan arsiparis bersedia melakukan dokumentasi karya dan peristiwa kesenian, meskipun belum sepenuhnya memadai.

Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah Gunoto Saparie mengatakan, kegiatan pencatatan, penyimpanan, dan pemeliharaan karya, peristiwa, dan data kesenian, tidak banyak dilakukan secara sistematis oleh para seniman kita.

Baca Juga: Jurus Dewa Menulis Kreatif, Gunoto Saparie: Libatkan Emosi, Kreatif, Santai Tapi Serius

Bahkan, menurut  Gunoto Saparie yang juga Ketua Umum Satupena Jawa Tengah, sering terjadi seorang sastrawan tidak memiliki satu buku karyanya yang telah diterbitkan. Tentu saja hal ini sangat memprihatinkan.

“Lemahnya dokumentasi dan administrasi kita mungkin ada kaitannya dengan rendahnya kesadaran sejarah. Padahal dokumen dan arsip merupakan fakta sejarah,” katanya.

Ditambahkan, banyak kliping koran dan majalah yang dilakukan secara individual oleh seniman terbuang percuma karena tidak ada tempat, masalah finansial, dan sebagainya.

Baca Juga: Sinergitas FKUB - Satupena Jawa Tangah, Tahun 2023 Fokus Penguatan Moderasi Beragama

“Ketika para seniman di negara lain melakukan upaya digitalisasi dokumen dan arsip kesenian, kita masih berkutat pada masalah kurangnya kesadaran dan penghargaan terhadap hal ini,” tandasnya.

Patut Diselamatkan

Menurut Gunoto Saparie, terkait hal ini pemerintah perlu mengambil peran secara lebih intensif. Paling tidak dokumen dan arsip kesenian yang dikelola secara pribadi, di mana dokumentatornya telah meninggal dunia, patut diselamatkan.

Terlebih, jikalau ahli warisnya bukan orang yang memiliki apresiasi terhadap kesenian. Selain itu, menurutnya juga  banyak seniman yang mengabaikan administrasi kegiatan kesenian.

Baca Juga: Pengurus MSI Karanganyar Dikukuhkan Bupati, Inilah Susunan Pengurus Lengkapnya

Setiap habis mengadakan kegiatan, entah berupa pertunjukan, pameran, lokakarya, seminar, dan sebagainya, mereka sering tidak membuat laporan. Akibatnya, sekretariat panitia sering kerepotan, apalagi kalau hal itu berurusan dengan dana dari mitra maupun pemerintah.

“Pekerjaan administrasi dalam kegiatan kesenian bukan hal sepele, jangan dipandang sebelah mata. Karena tugas administrasi dilakukan sejak perencanaan, saat berlangsungnya kegiatan kesenian, bahkan sampai selesainya acara,” tuturnya. ***

Editor: Kustawa Esye

Tags

Terkini

Terpopuler