KARANGANYARNEWS - Untuk menurunkan angka perundungan di kalangan siswa, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Klaten melakukan dengan pendekatan roots. Sebagaimana dilakukan di MAN 1 Gunungkidul, Kamis 16 Maret 2023.
Program roots ini, disebutkan sebagai strategi untuk menghilangkan prilaku perundungan dengan membentuk agen perubahan yang melakukan aktifitas pencegahan bentuk-bentuk perundungan.
Sebanyak 30 siswa agen perubahan dari MAN 1 Gunungkidul, mengadakan “Roots Day” di halaman madrasah atau sekolah tersebut. Mengangkat tema Stop Bulling, Let’s Inspiring, sebagai program anti perundungan dalam rangka pencegahan dan penanganan kekerasan di madrasah.
Baca Juga: Sambut Puasa Ramadahan 2023, 35 Takmir Masjid Ikuti Pelatihan Tempat Ibadah Ramah Anak
Program roots day MAN 1 Gunungkidul, dilaksanakan sejak bulan November 2022 hingga 16 Maret 2023, festival anti perundungan ini merupakan program Unicef bekerjasama dengan Kemenag dan pelaksanaanya melalui LPA (Lembaga Perlindungan Anak) Klaten.
Selama kurang lebih 4 bulan, 30 siswa agen perubahan merupakan siswa pilihan dari ratusan siswa yang mengikuti pelatihan dan praktik dalam pencegahan serta merespon situasi perundungan di dalam madrasah. Pendamping “Roots DAY’ berasal dari dua guru yang sebelumnya mengikuti pelatihan fasilitator di Solo, November tahun lalu.
Hadir dalam Kegiatan festival “Roots Day” di MAN 1 Gunungkidul ini, perwakilan Unicef, Kementerian Agama di wakilkan Kantor Wilayah, Direktur LPA Klaten, guru, karyawan, komite dan siswa.
Baca Juga: Gerakan Pendampingan dan Perlindungan Anak, Sleman Gencarkan PATBM di Setiap Kalurahan
Tujuan program yang di laksanakan ini, membangun interaksi positif di madrasah dengan memusatkan peran belajar di madrasah sebagai agen perubahan dan yang di lakukan adalah menyebarkan pesan dan perilaku positif di lingkungan madrasah, terutama kepada seluruh warga.
Dalam program roots, kegiatan-kegiatan disusun untuk memberikan kesempatan bagi siswa melakukan aksi berdasarkan apa yang mereka lihat di sekolah, dan mulai membuat perubahan.
Kegiatan ini, bertujuan untuk menampilkan hasil karya siswa agen perubahan dalam upaya menghapus praktek-praktek perundungan di sekolah.
Baca Juga: PKUB Desa dan Kelurahan Menginspirasi Kabupaten lain Dalam Merawat Kerukunan
Selain itu, juga ada deklarasi bersama untuk menghapus praktek perundungan demi terciptanya lingkungan sekolah yang nyaman, bagi semua warga sekolah.
“Ini sangat luar biasa, agen perubahan dari MAN 1 Gunungkidul mampu menginspirasi siswa lain dalam mencegah dan merespon situasi perundungan melalui festival “Roots Day” ini," terang M. Syakur direktur LPA Klaten.
Kegiatan ini, menurutnya dapat menjadi pembuktian anak-anak yang bersekolah di madrasah dapat menjadi contoh mencegah kekerasan. Dimulai dari MAN 1 Gunungkidul, semoga dapat disebarluaskan ke madrasah-madrasah lainnya yang berada di bawah Kementerian Agama.
Baca Juga: Revitalisasi Bahasa Daerah 2023, Jawa Tengah Libatkan Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta
Semarak festival, 30 agen perubahan menampilkan unjuk gigi melalui pentas seni tradisi, drama anti perundungan dan membacakan suara agen perubahan. Selama festival berlangsung di tampilkan pula hasil kegiatan yang telah di laksanakan selama 4 bulan.
Menutup kegiatan semarak festival anti perundungan, seluruh tamu dan peserta menandatangani kesepakatan anti perundungan di madrasah melalui tanda tangan di media banner.
Nantinya, tanda tangan ini akan di pajang di madrasah sebagai bukti MAN 1 Gunungkidul menolak kekerasan di dalam madrasah. ***