Beda Pendapat Hari Idul Fitri, Gunoto Saparie: Lebih Bijaklah Mensikapi

- 13 April 2023, 07:05 WIB
Gunoto Saparie, Fungsionaris ICMI Orwil Jawa Tengah saat memberikan Kultum di Masjid Baitussalam, Ngaliyan, Semarang
Gunoto Saparie, Fungsionaris ICMI Orwil Jawa Tengah saat memberikan Kultum di Masjid Baitussalam, Ngaliyan, Semarang /Dok. ICMI Jateng/

KARANGANYARNEWS - Dalam Islam, berbeda pendapat adalah hal biasa. Perbedaan sikap dan pandangan, adalah hal wajar di kalangan ulama kita sejak dulu. Sebagai orang Islam, kita seharusnya menyikapi perbedaan pendapat dengan bijak, demikian dikemukakan Fungsionaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Jawa Tengah.

 

Gunoto Saparie memberikan kultum (kuliah tujuh menit) di Masjid Baitussalam, Jalan Taman Karonsih Raya, Ngaliyan, Semarang, Selasa malam, 11 April 2023. Bertindak sebagai imam salat isya dan tarawih malam itu, Ustaz Nurkhamid.

Menurut Gunoto, salah satu perbedaan yang muncul tiap bulan Ramadhan adalah polemik jumlah rakaat salat tarawih. Di Indonesia, paling tidak ada dua kubu soal tarawih ini.

 Baca Juga: Muslimat Wajib Tahu: Inilah Syariat dan Syarat Kaum Wanita Beriktikab

Diantaranya ada kalangan yang salat tarawih 8 rakaat, dan ada juga kalangan yang tarawih 20 rakaat. Polemik ini, adalah perdebatan klasik yang kemungkinan tetap akan berlangsung sampai anak cucu kita.

“Perbedaan lain terjadi pada niat puasa Ramadhan. Dalam hal ini sering kita jumpai beragam versi bacaan niat puasa. Perbedaan terutama ada pada bagian harakat, apakah ia dibaca ramadlana atau ramadlani," kata dia.

Sunatullah

 

 

Namun demikian, kekeliruan dalam melafalkan niat tak berpengaruh pada keabsahan puasa, selama terbersit dalam hati untuk berpuasa. Niat berhubungan dengan getaran batin, sehingga ucapan lisan hanya bersifat sekunder belaka.

 Baca Juga: Doa Puasa Ramadhan Hari ke-23, Jumat 14 April 2023: Memohon Dibersihkan Segala Aib

Gunoto menuturkan, perbedaan lain kemungkinan akan terjadi pada penetapan Hari Idul Fitri mendatang. Adanya perbedaan awal 1 Syawal merupakan hal yang lumrah terjadi di Indonesia.

Perbedaan penetapan 1 Syawal tersebut terjadi karena adanya perbedaan dalam memahami nash (dalil) dan metode pengambilan hukumnya (istinbath).

Pemerintah, demikian Gunoto, melalui Kementerian Agama hingga saat ini belum mengumumkan kapan Lebaran 2023 atau Hari Raya Idul Fitri 1444 H. Masih menunggu sidang isbat.

Namun Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sudah mengumumkan kapan Hari Raya Idul Fitri 2023/1 Syawal 1444 H melalui hasil hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah 1444 H pada Februari lalu. Hasilnya, Muhammadiyah menetapkan Lebaran Idul Fitri atau 1 Syawal 1444 H jatuh pada 21 April 2023.

Baca Juga: Keutamaan Puasa Ramadhan Hari ke-22: Diselamatkan dari Keganasan Malaikat Munkar Nakir

Gunoto mengingatkan, agar kita menghormati orang yang mempunyai sikap dan pandangan yang berseberangan. Jagalah ucapan dan tulisan agar tidak melukai hati sesama, jangan karena berbeda sikap dan pandangan, akhirnya memutuskan persaudaraan.

Berlainan pendapat, jangan menjadi sumber permusuhan dan perpecahan. Perbedaan adalah sesuatu yang dikehendaki oleh Allah dan selalu ada dalam agama Islama.

"Karena itulah yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana mengelola perbedaan tersebut agar tidak terjadi ketegangan dan konflik?”, terangnya seraya menambahkan, harus disadari dan dihayati bahwa perbedaan adalah kehendak Allah atau sunnatullah. ***

 

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x