Antologi Puisi Merayakan Perjumpaan dengan Sang Ada, akan Dikupas Aktifis Feminis Myra Diarsi

- 21 Mei 2023, 19:05 WIB
Antologi puisi 'Merayakan Perjumpaan dengan Sang Ada' karya Esthi Susanti Hudiono
Antologi puisi 'Merayakan Perjumpaan dengan Sang Ada' karya Esthi Susanti Hudiono /Dok Satupena Jateng/

Esthi sendiri kelahiran Salatiga, 26 Mei 1959. Penerbitan buku puisinya ini menandai ulang tahunnya ke-64 yang dalam tradisi Jawa dikenal sebagai 'tumbuk ageng'. "Tumbuk ageng saya adalah momen kesadaran terpenting. Momen remajaku muncul berupa mantera tentang tanggung jawab 100 persen hidupku di tangan," kata dia.

Baca Juga: 6 Weton Wanita Sasaran Santet Sewu Dino dan Janur Ireng, Kalian Salah Satunya?

Mantera ini, menurutnya telah menjadi kenyataan dan telah ditunaikan dengan lunas. Esthie menyebutkan telah mempertanggungjawabkan hidup dengan tidak salahkan siapapun, sikap dan perilaku yang dipilihnya adalah tanggung jawab pribadinya.

Menurut Esthi, periode titik balik di mana ia berada di puncak pada usia 64 tahun juga melahirkan kesadaran tinggi. Kini, ia tak lagi terikat pada dunia fana dan bukan lagi milik dunia. Ia merasa terikat pada hukum spiritual, Hidup di dunia fana tetapi hatinya terikat di dunia baka.

Esthi menuturkan, masa remajanya dilalui dengan hati merasa sepi dan terasing. Rasa keterasingan yang begitu lama hidup dalam diri, ketika ia telah selesai dengan urusan dirinya. Keterasingan itu, tersingkap dengan banyak kawan menyambut.

Baca Juga: Wajib Dicatat dan Diwaspadai: Inilah Jerat Fitnah Kelahiran Weton Senin Pon, Menurut Primbon Jawa

"Pada saat saya bukan lagi milik yang Esthi Susanti Hudiono masuk ke dalam keramaian untuk memberikan nilai-nilai yang mendukung peradaban. Hal ini mendorong kelahiran puisi-puisi saya," tambahnya. ***

Halaman:

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x