De Tjolomadoe, Spot Wisata Keren dan Kekinian di Solo Eks Pabrik Gula Era Kolonial

- 11 Januari 2023, 22:58 WIB
De Tjolomadoe, spot wisata keren dan kekinian di Solo eks pabrik gula era kolonial. Bangunan bekas pabrik gula ini wajib dikunjungi ketika kamu singgah di Solo. (Foto: Dok. Istimewa/Lay)
De Tjolomadoe, spot wisata keren dan kekinian di Solo eks pabrik gula era kolonial. Bangunan bekas pabrik gula ini wajib dikunjungi ketika kamu singgah di Solo. (Foto: Dok. Istimewa/Lay) /

KARANGANYARNEWS - De Tjolomadoe, Spot Wisata Keren dan Kekinian di Solo Eks Pabrik Gula Era Kolonial. Sebuah bangunan bekas pabrik gula di kawasan Jalan Adi Sucipto kini telah disulap menjadi museum yang wajib dikunjungi ketika kamu singgah di Kota Solo.

Selain punya nilai sejarah, bangunan ini juga kaya unsur estetika dari segi gedungnya bernuansa vintage.

Tak heran bangunan yang ada di Kecamatan Colomadu, Karanganyar ini cocok dijadikan spot foto untuk diunggah ke media sosial.

Lokasi De Tjolomadoe tak jauh dari Kabupaten Boyolali maupun Kota Solo ini lumayan menarik perhatian wisatawan yang melewati Jalan Adi Sucipto.

Baca Juga: 10 Kuliner Enak, Murah Meriah dan Terkenal di Solo yang Ngangeni

Dengan lahan luas, meskipun dikunjungi banyak wisatawan, tempat ini tidak akan terasa sesak.

Ada aneka kuliner dijajakan di De Tjolomadoe, sehingga membuat wisatawan tak ragu untuk sekadar mampir beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.

Tempat wisata ini buka setiap Selasa hingga Minggu mulai pukul 10.00 sampai 21.00 WIB. Tiket masuknya dibanderol seharga Rp25 ribu untuk dewasa maupun anak-anak.

Menengok sejarah bangunan ini, Pabrik Gula (PG) Tjolomadoe berdiri pada 1861 di bawah pimpinan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro IV, Raja Mangkunegaran pada masa penjajahan Belanda.

Baca Juga: Tahok Pak Citro: Kuliner Khas Tionghoa yang Melegenda di Solo, Rasanya Mantap Bung!

Sang baginda raja pada saat itu sangat tertarik dengan dunia bisnis hingga akhirnya pabrik gula itu pun dibangun di Desa Malangjiwan, Colomadu.

Selama beroperasinya pabrik gula, Mangkunegoro IV sangat fleksibel dalam menerima ide-ide dan inovasi baru demi memajukan bisnisnya.

Dengan begitu, Kerajaan Mangkunegaran berhasil menggaet sejumlah ahli ekonomi ternama dari Eropa.

Pada 1928, PG Tjolomadoe merupakan produsen gula terbesar se-Asia dengan ekspor gula sangat membanggakan.

Selain itu, kerja sama dengan Tiongkok juga dilakukan dalam mengembangkan produksi berbagai macam tanaman perkebunan seperti teh dan tebu.

Baca Juga: Gareth Bale Pensiun: Ini Karier, Klub yang Dibela dan Koleksi Trofi Juara

De Tjolomadoe, spot wisata keren dan kekinian di Solo eks pabrik gula era kolonial. Bangunan bekas pabrik gula ini wajib dikunjungi ketika kamu singgah di Solo. (Foto: Dok. Istimewa/Lay)
De Tjolomadoe, spot wisata keren dan kekinian di Solo eks pabrik gula era kolonial. Bangunan bekas pabrik gula ini wajib dikunjungi ketika kamu singgah di Solo. (Foto: Dok. Istimewa/Lay)

Seiring berdirinya pabrik gula ini, tepatnya pada masa kejayaan Mangkunegoro VII, PG Tjolomadoe mencapai zaman keemasannya dengan menjadi industri gula terkuat di Nusantara.

Namun, setelah berproduksi sekira 136 tahun, PG Tjolomadoe yang saat itu dikelola PTPN IX harus mengalami kebangkrutan akibat kekurangan bahan baku tebu pada 1997.

Salah satu aset terbaik di Colomadu ini berubah menjadi bangunan mangkrak selama 20 tahun lamanya.

Pada 2018, pihak perusahaan memutuskan untuk mengubahnya menjadi destinasi wisata. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menugaskan empat instansi pelat merah untuk berkongsi dalam bentuk PT Sinergi Tjolomadoe guna merehabilitasi bangunan bekas pabrik gula menjadi Museum De Tjolomadoe.

Baca Juga: Es Gempol Pleret Pak Darman Mojolaban, Jajanan Legendaris di Pinggir Sawah

Bangunan itu pun kini menjadi salah satu rekomendasi destinasi wisata di area Soloraya.

De Tjolomadoe menyuguhkan beragam fasilitas yang mampu menarik perhatian wisatawan lokal maupun dari luar kota.

Wisatawan akan dimanjakan adanya kebun bunga di halaman depan pabrik gula.

Selain itu, dinding bangunan dicat ulang dengan warna putih gading menjadikan tempat ini terlihat lebih segar dan kekinian.

De Tjolomadoe juga menyediakan tempat bagi para seniman memamerkan kebolehannya serta menjadi kawasan food and beverages dalam bentuk kafe dan stan dengan berbagai varian kuliner.

Baca Juga: Daftar 16 Gerai Es Krim Mixue di Solo, Asal dan Sejarahnya

Tempat ini juga dilengkapi sejumlah fasilitas umum, seperti musala, ruang pertemuan pameran, concert hall, dan toilet. 

Tercatat dalam sehari, objek wisata De Tjolomadoe mampu menarik kunjungan seribu hingga 2000 wisatawan dari berbagai daerah.

Adapun untuk dapat menikmati fasilitas dan pemandangan menyegarkan mata, para wisatawan hanya perlu membayar biaya masuk area PG Colomadu sebesar Rp2000 per orang.

Di sini wisatawan sudah bisa berkeliling di sekitar halaman De Tjolomadoe untuk sekadar melihat-lihat atau mengambil gambar dengan latar bangunan pabrik gula hingga berpose bersama kerabat di tengah kebun bunga warna-warni.

Baca Juga: 6 Kelebihan Corkcicle, Tumbler Kekinian yang Bikin Gaya bak Sultan

Seperti halnya dilakukan wisatawan yang berkunjung ke De Tjoomadoe, Tika.

"Ke sini cuma buat foto-foto aja karena di area sekitar De Tjolomadoe sangat cocok dijadikan tempat untuk hunting foto," kata mahasiswi asal Yogyakarta itu. ***

Editor: Andi Penowo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x