9 Fakta Makam Penguasa Orde Baru Presiden Soeharto, Pernah Diisukan Berlapis Emas

- 4 September 2022, 11:35 WIB
Pernah diisukan berlapis emas, inilah 9 fakta Astana Giri Bangun, makam penguasa Orde Baru mendiang Presiden Soeharto dan Ibu Negara Tien Soeharto
Pernah diisukan berlapis emas, inilah 9 fakta Astana Giri Bangun, makam penguasa Orde Baru mendiang Presiden Soeharto dan Ibu Negara Tien Soeharto /Tangkapan Media/

KARANGANYARNEWS – Benarkah pusara terakhir atau makam penguasa Orde Baru Presiden Soeharo yang berada di puncak bukit Giri Bangun berlapis emas?

Berikut 9 fakta makam Presiden Soeharto dan istrinya, Ibu Negara Tien Soeharto beserta keluarga di Astana Giri Bangun.

Astana Giri Bangun, makam mendiang Presiden Soeharto yang pernah diisukan berlapis emas, tetap tak pernah sepi peziarah dari seluruh Indonesia.

Baca Juga: Hantu Pocong Makam Presiden Soeharto, Cerita Horornya Menyeramkan

Astana Giri Bangun, dibangun semenjak penguasa Orde Baru masih hidup.   Berada di puncak gunung berketinggian 666 meter dari permukaan air laut (Mdpl) di Desa Giri Bangun, Kecamatan Mateseh, Kabupaten Karanganyar.

Lokasi tepatnya di bawah Astana Mangadeg, komplek pemakaman para raja  Pura Mangkunegaran, salah satu dinasti Kerajaan Mataram Islam yang bertahta di Surakarta.

Selain pendiri dinasti Kerajaan Pura Mangkunegaran, mendiang KGPAA Mangku Negara I, di Astana Mangadeg yang berketinggian 750 Mpdl disemayamkan juga jasad KGPAA Mangkunegara II dan KGPP Mangku Negara III, beserta keluarganya.

Baca Juga: Inilah Astana Girilayu, Makam KGPAA Mangkunegara IX

Beberapa sumber yang dihimpun KaranganyarNews,pikiran-rakyat.com menyebutkan, jauh sebelum ajal menjemput Soeharto, Presiden yang berkuasa 32 tahun ini telah berwasiat terkait tempat pembaringan terakhirnya.

Jenderal bintang lima ini, sebearnya berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata. Namun demikian, Soeharto yang terlahir di Kabupaten Wonogiri lebih memilih disemayamkan di Astana Giri Bangun.

Belakangan diketahui, alasan kenapa Presiden Soeharto jauh sebelum meninggal dunia berwasiat meminta dimakamkan di Astana Giri Bangun. Disebutkan, karena

kecintaannya pada sang istri, Ibu Tien Soeharto.

Baca Juga: Mas Djiwa, Raja Pura Mangkunegaran Dimakamkan di Astana Girilayu, Mateseh, Karanganyar

Dalam buku otobiografi, “Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”' yang diterbitkan tahun 1989, Presiden Kedua Republik Indonesia ini berpesan kelak jika ajal menjemputnya, meminta dimakamkan di Astana Giribangun.

Hal ini karena sang istri telah berpesan bahwa dirinya meminta untuk dimakamkan dimakam keluarga tersebut kelak jika meninggal.

"Ia (Ibu Tien) dengan Yayasan Mangadeg Surakarta sudah membangun makam keluarga di Mangadeg, tepatnya di Astana Giribangun. Masa saya harus pisah dengan istri saya. Dengan sendiri saya pun minta dimakamkan di Astana Giribangun," ujar Soerharto dalam buku otobiografinya tersebut di halaman 561.

Baca Juga: Jejak Raden Mas Said (1): Alap-alap Samber Nyawa, Putra Bangsawan yang Terbuang

Sementara sumber lainnya menyebutkan, jauh sebelum Ibu Negara Tien Soeharto puput usia, berhembus isu miring. Astana Giri Bangun yang kala itu dipersiapkan sebagai makam keluarga Presiden Soeharto, berhias emas murni.

"Omongan orang bahwa Astana Giri Bangun dihias dengan emas, itu omong kosong. Tidak benar, dilebih-lebihkan. Lihat sajalah sendiri," kata Soeharto kala iti, sebagaimana ditulis beberapa media.

Mengungkap fakta, dia katakana Astana Giri Bangun berlantaikan batu pualam dari Tulung Agung. Sedangkan kayunya, memang diambil dari kayu-kayu berkualitas agar kuat dan tahan lama.

                                                 

"Pintu-pintu di sana yang terbuat dari besi adalah karya pematung kita yang terkenal G Sidharta. Alhasil segalanya buatan bangsa sendiri," terangnya. 

9 Fakta Astana Giri Bangun

  1. Di bawah Astana Mangadeg

Astana Giribangun dibangun di atas sebuah bukit, tepat di bawah Astana Mangadeg, komplek pemakaman para penguasa Istana Mangkunegaran, salah satu pecahan dinasti Mataram.

Astana Mangadeg berada di ketinggian 750 meter dpl, sementara Giribangun pada 666 meter dpl. Pemilihan posisi berada di bawah Mangadeg itu sebagai bentuk penghormatan pada para penguasa Mangkunegaran.


2. Dibangun Ibu Tien Soeharto

Astana Giribangun dibangun pada tahun 1974 oleh Yayasan Mangadeg Surakarta. Pembangunannya digagas Tien Soeharto seperti yang terungkap dari buku biografi, "Soeharto Pikiran, Ucapan, Tindakan Saya" yang ditulis oleh G Dwipayana dan Ramadhan KH.

Soeharto mengatakan, "Istri saya dengan Yayasan Mangadeg Surakarta sudah membangun makam keluarga di Mangadeg, tepatnya di Astana Giribangun, dan masak saya akan pisah dari istri saya! Dengan sendirinya saya pun akan minta dimakamkan di Astana Giribangun bersama keluarga. Kami tidak mau menyusahkan anak cucu kami, jika mereka nanti ingin berziarah..."

  1. Diresmikan 23 Juli 1976

Peresmian ditandai dengan pemindahan abu jenazah KPH Soemoharjomo, ayah Tien Soeharto dan kakak tertua Tien Soeharto Siti Hartini Oudang.

Baca Juga: Jejak Raden Mas Said (2): Hengkang dari Istana Melunasi Spirit Patriotiknya

Keduanya sebelumnya dimakamkan di Makam Utoroloyo, salah satu makam keluarga besar keturunan Mangkunegaran yang berada di Kota Solo.
4. Terdiri dari 3 Cungkup

Dikutip dari laman resmi Kabupaten Karanganyar, Astana Giribangun dibangun dengan mengadopsi model bangunan rumah khas Jawa, yaitu joglo.

Terbagi ke dalam tiga cungkup yang masing-masing bernama Cungkup Argotuwuh, Cungkup Argokembang, dan Cungkup Argosari. Cungkup Argosari, merupakan cungkup tertinggi.

Baca Juga: Ngaji Jiwa Jawi: Spiritual Reliqius Sura dalam Akulturasi Islam Kejawen

  1. Cincin Tiang Empat Tiang Utama

Empat tiang utama di dalam Cungkup Argosari ini terbuat dari beton yang dihiasi dengan kayu ukiran asal Jepara. Selain itu, pada dasar tiang tersebut juga dihiasi dengan cincin-cincin yang terbuat dari logam kuning yang kilauannya mirip dengan emas. Sedangkan lantainya terbuat dari marmer buatan Tulungagung.

  1. Cungkup Argosari

Cungkup Argosari merupakan cungkup utama di Astana Giribangun ini. Di cungkup inilah mantan Presiden Indonesia Soeharto beserta istrinya dimakamkan.

Selain itu, terdapat juga makam kedua orang tua Tien Soeharto. Bangunan yang berbentuk joglo khas gaya arsitektur Surakarta ini berdindingkan kayu ukir dengan luas sekitar 81 m2.

Baca Juga: Jejak Kebo Kanigoro (1), Pewaris Dinasti Majapahit Memilih Jalan Hidup Sunyi di Lereng Merapi

  1. Teras Cungkup Utama

Teras Cungkup Argosari seluas 243 m2 menurut rencana diperuntukkan sebagai makam anak dan para menantu Soeharto.

Sedangkan di selasar seluas 405 m2 merupakan calon makam para penasehat, pengurus harian, serta anggota pengurus Yayasan Mangadeg.

Sementara dua cungkup lainnya di Astana Giribangun diperuntukkan bagi pengurus pleno, para pengurus seksi Yayasan Mangadeg, dan keluarga besar Mangkunegaran

Baca Juga: Jejak Kebo Kanigoro (3), Guru Spiritual dan Kesaktian Jaka Tingkir
8. Makam Wismoyo Arismunandar

Jenazah mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar dimakamkan di Astana Giribangun, Kamis (28/1/2021).

Wismoyo Arismunandar turut dimakamkan di Astana Giribangun yang terletak di Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah karena menikah dengan adik Siti Hartinah atau Tien Soeharto.

  1. Objek Wisata Religi

Kompleks Astana Giribangun kemudian jadi objek wisata religi. Ribuan wisatawan berkunjung baik untuk berziarah maupun hanya menikmati panorama alam yang indah nan elok. ***

Editor: Kustawa Esye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x